Selamat Datang

Terima kasih Anda sudah berkenan berkunjung. Blog ini dibuat untuk membantu mahasiswa yang sedang saya bimbing menyusun proposal penelitian dan menyusun skripsi. Meskipun demikian, blog ini terbuka bagi siapa saja yang berkenan memanfaatkan. Agar bisa melakukan perbaikan, saya sangat mengharapkan Anda menyampaikan komentar di bawah tulisan yang Anda baca. Selamat berselancar, silahkan klik Daftar Isi untuk memudahkan Anda menavigasi blog ini.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Kamis, 11 Oktober 2012

Pereferensian: Mengutip dan Merujuk Bukan dengan Menyalin Isi Pustaka

Setiap kali saya diminta untuk membimbing mahasiswa melakukan penelitian skripsi, saya selalu mendapat naskah proposal penelitian atau naskah skripsi dengan gaya pereferensian yang kacau. Yang saya maksud dengan pereferensian adalah bagaimana cara mengutip pustaka sumber, cara merujuk, dan cara mencantumkan pustaka yang dirujuk dalam daftar pustaka. Kemudian, mengenai gaya pereferensian, adalah cara penulisan yang harus diikuti pada saat mengutip dan merujuk serta mencantumkan pustaka yang ditujuk dalam daftar pustaka. Saya selalu saja harus mengajarkan mahasiswa mulai dari nol, padahal saya sudah berkali-kali menjalskan hal ini dalam kuliah. Hal ini terjadi tentu saja bukan hanya karena kesalahan mahasiswa, tetapi juga karena jurusan sebagai otoritas tertinggi bidang akademik belum pernah membuat panduan skripsi.


Mengutip dapat dilakukan dengan mengutip isi pustaka sumber apa adanya. Hal ini dilakukan untuk menunjukkan keaslian pustaka. Untuk mengutip dengan cara seperti ini, bagian yang dikutip harus diapit dengan tanda petik bila merupakan tulisan pendek. Perhatikan contoh berikut: Vayda (2009, p. 123) calls such approach of giving too much emphasis on biophysical factors in explaining ecological phenomena "Seeing nature's complexity but not people's". Bila merupakan tulisan panjang, pengutipan dilakukan dengan mencantumkannya sebagai alinea tersendiri. Perhatikan contoh: 
According to Aslin & Brown (2004, p. 5), community engagement:

…goes further than participation and involvement. It involves capturing people’s attention and focusing their efforts on the matter at hand…Engagement implies commitment to a process which has decisions and resulting actions. So it is possible that people may be consulted, participate and even involved, but not be engaged.
Perhatikan pula bahwa dalam pengutipan dengan cara menyalin apa adanya, nomor halaman dari mana kutipan diambil harus disertakan pada saat melakukan perujukan. Bila tidak dimaksudkan untuk menunjukkan keaslian pustaka sumber, pengutipan dilakukan dengan memparafrase, yaitu mengutip hanya isi kalimat sebagai bahan untuk menyusun kalimat baru sesuai dengan gaya bahasa penulis. Pengutipan dengan cara menyalin biasa dilakukan dalam bidang ilmu-ilmu sosial, sedangkan dengan cara memparafrase dilakukan dalam bidang ilmu-ilmu alam.

Meskipun demikian, banyak mahasiswa melakukan pengutipan dengan cara menyalin begitu saja tetapi merujuk seolah-olah mereka melakukan parafrase. Hal ini memang dapat dilakukan dengan mudah dewasa ini, mengingat pustaka sumber di Internet memang mudah disalin (copy) dan ditempel (paste). Tentu saja hal ini agak sulit melakukannya bila yang digunakan sebagai pustaka sumber adalah buku atau jurnal tercetak. Tetapi yang menjadi persoalan di sini bukanlah sekedar mudah atau tidak, tetapi etika ilmiah. Mengutip dengan cara menyalin begitu saja dari pustaka sumber termasuk kategori melakukan plagiarisme, bila tidak dirujuk dengan cara perujukan yang benar. Hanya saja, para mahasiswa rupanya sudah terbiasa melakukan hal ini sebab sejak dari SD mereka sudah diberikan tugas membuat makalah dengan menyalin dan menempel dari sumber-sumber di Internet. Tentu ini adalah bagian dari penyemaian benih-benih korupsi masa depan.

Lalu bagaimana dengan merujuk? Secara sederhana, merujuk dapat dilakukan dengan mencantumkan pustaka dalam kurung. Perhatikan contoh: Critical theory, in its broadest context, evolves dialectically from the work of the Frankfurt School to the present day post-discourses –e.g. postmodernism, poststructuralism, and postcolonialism (Crotty, 1998; Kincheloe & McLaren, 2005). Selain itu, perujukan juga dapat dilakukan dengan menggunakan kata-kata menurut, menyatakan, berargumen, menyetujui, dan sebagainya. Perhatikan contoh: Before proceeding, it is worth to note that Guba & Lincoln (2005) view critical theory as a separate paradigm and identify participatory as another. In the following brief account, the participatory paradigm is combined with the critical theory paradigm under the transformative-emancipatory paradigm of Mertens (2003). Cara perujukan mana yang dipilih, tentu saja perlu disesuaikan dengan gaya bahasa yang digunakan. Pada gaya bahasa argumentatif, cara perujukan dengan menggunakan kata-kata menurut, menyetujui, membantah, dab., akan memberikan nuansa yang lebih hidup.

Kemudian mengenai gaya pereferensian, atau sering juga disebut sitasi, dewasa ini terdapat sangat banyak gaya pereferensian yang digunakan pada penulisan ilmiah. Penggunaan gaya pereferensian tertentu berkaitan dengan bidang ilmu. Berikut adalah contoh beberapa gaya pereferensian yang banyak digunakan dalam penulisan ilmiah:
  • Harvard merupakan gaya umum pereferensian dengan mencantumkan nama penulis dan tahun. Terdapat berbagai modifikasi gaya pereferensian Harvard, tetapi tidak terdapat panduan khusus mengenai pereferensian dengan gaya ini. Panduan ringkasnya dapat diperoleh dari Monash University.
  • Vancouver merupakan gaya umum pereferensian yang yang dilakukan dengan memberikan nomor terhadap pustaka yang diruju. Contoh penggunaannya dapat diperoleh dari Monash University atau dari The University of Western Australia.
  • The Chicago Manual of Style merupakan induk dari semua gaya pereferensian, mencakup pereferensian dengan menggunakan catatan kaki, pereferensian bernomor, dan pereferensian penulis dan tahu. Panduan penggunaan gaya pereferensian ini dapat diperoleh dari The Chicago Manual of Style Online (Edisi 15 dan Edisi 16)
  • APA (American Psychological Association) merupakan gaya pereferensian yang digunakan dalam bidang psikologi dan berbagai bidang ilmu lainnya. APA bukan merupakan sekedar gaya pereferensian, tetapi gaya penulisan ilmiah secara utuh. Panduan ringkas dapat diperoleh secara online dari APA Style, klik menu The Basic of APA Style dan What's new in the 6th edition. Tutorial dapat diperoleh dari Purdue OWL. Panduan dalam format PDF dapat diunduh dari SINI dan dari SINI.
Berikut adalah contoh daftar pustaka menggunakan gaya pereferensian APA Edisi 6:
Buku elektronik online dengan DOI (Digital Object Identifier):
Leaver, B. L., Ehrman, M., & Shekhtman, B. (2005). Achieving success in second language acquisition. doi:10.1017/CBO9780511610431
Buku elektronik online tanpa DOI:
Burton, R. (1832). The anatomy of melancholy. Retrieved from http://etext.library.adelaide.edu.au/b/burton/robert/melancholy/
Buku yang disunting, pengutipan terhadap buku:
Roy, M. J. (Ed.). (2006). Novel approaches to the diagnosis and treatment of posttraumatic stress disorder (NATO Security Through Science Series). Amsterdam: IOS.
Buku yang disunting, pengutipan terhadap bab buku:

Cormier, L. S. (1985).  Action responses. In Interview strategies for helpers (2nd ed., pp. 114-118, 121).  Monterey, CA: Brooks.
Pustaka tanpa nama penulis:
Psychological effects of cocaine and crack addiction: A survey of the psychological side of so-called   "designer drugs". (1999). Philadelphia, PA: Chelsea House. Pada saat mengutip, rujuk judul singkat, misal (Psychological effects, 1999).
Instansi sebagai penulis:
National Health and Medical Research Council (Australia). Health Care Committee. Expert Panel on Mental Health. (1991). Homelessness and severe mental disorders: Report of the Health Care Committee Expert Panel on Mental Health (Monograph series (National Health and Medical Research Council (Australia). Health Care Committee) No. 2). Canberra: Australian GovernmentPublishing Service.
Buku hasil terjemahan:
Levy-Leboyer, C. (1982). Psychology and environment (D. Cantor and I. Griffiths, Trans.). Beverley Hills, CA: Sage. (Original work published 1979)
Artikel jurnal online dengan DOI:

Rindermann, H., & Ceci, S. J. (2009). Educational policy and country outcomes in international cognitive   competence studies. Perspectives on Psychological Science, 4(6), 551-568. doi:10.111/j.1745-6924.      2009.01165.x
Artikel jurnal online tanpa DOI:
Voogt, J. (2010). A blended in-service arrangement forsupporting science teachers in technology integration. Journal of Technology and Teacher Education, 18(1), 83-109.  Retrieved from http://www.editlib.org/j/JTATE
Artikel jurnal tercetak:
Coltheart, M., & Prior, M. (2006). Learning to read in Australia. Australian Journal of Learning  Disabilities, 11(4), 157-164.
Halaman web dengan nama penulis:
Australian Institute of Health and Welfare. (2011). Australia's health 2004. Retrieved from http://www.aihw.gov.au/publications/index.cfm/title/10014
Halaman web tanpa nama penulis:
Psychological perspectives (n.d.). Retrieved June 2, 2001, from http://www.onl.org.jp/horo~3/htm
Arikel koran atau majalah umum:
New drug appears to sharply cut risk of death from heart failure. (1993, July 15). The Washington Post, pp. A12, A14, A16-A17. Pada saat mengutip, rujuk nama koran atau jurnal.
Ketika membuat daftar pustaka secara manual (dengan cara mengetikkan satu per satu), pustaka harus diurutkan berdasarkan abjad. Jangan lupa memperhatikan benar-benar dengan terliti, bagaimana menyingkat nama, bagian mana yang dicetak miring, di mana diletakkan titik, koma, titik dua, tanda kurung buka dan kurung tutup, cetak miring dan sebagainya. Hal ini menyebabkan pengetikan daftar pustaka secara manual menjadi sangat melelahkan.

Untuk memudahkan perujukan dan penyusunan daftar pustaka, kini tersedia banyak program aplikasi komputer yang dapat digunakan, baik yang berbayar maupun yang gratis. Microsoft Office Word telah menyediakan menu pereferensian otomatis, tetapi masih sangat sederhana. Daftar lengkap program aplikasi untuk mengelola pereferensian dapat diunduh dari Wikipedia. Saya menggunakan program aplikasi berbayar EndNote dan program aplikasi gratis Zotero. Untuk mahasiswa, saya menyarankan menggunakan Zotero. Program aplikasi ini tersedia dalam bentuk ekstensi untuk pogram perambah dan sebagai program aplikasi berdiri sendiri. Unduh ekstensi untuk perambah Firefox, Google Chrome, dan Safari, bergantung pada program perambah yang terinstalasi pada komputer. Program berdiri sendiri dapat diunduh untuk sistem operasi Windows, Mac OS X, Linux x86, dan Linux x86 dan x64. Extensi pada program perambah memungkinkan dapat dilakukan pencatatan referensi setiap kali ditemukan xalaman web yang dapat digunakan sebagai pustaka. Panduan penggunaan dalam bentuk online juga disediakan dan uraian singkat mengenai program aplikasi ini dapat diperoleh dari Wikipedia.

Kelemahan menggunakan program aplikasi untuk mengelola kepustakaan dan pereferensian adalah diperlukan waktu untuk memasukkan seluruh pustaka ke dalam basis data program aplikasi. Kelebihannya, sekali pustaka sudah masuk ke dalam basis data, perujukan maupun penyusunan daftar pustaka dapat dilakukan secara otomatis tanpa perlu repot memikirkan gaya pereferensian, sebab gaya pereferensian dapat diatur secara otomatis. Saya sudah merekomendasikan penggunaan program aplikasi pereferensian kepada banyak dosen dan mahasiswa, tetapi sangat sulit diterima. Saya tidak tahu apa sebabnya, tetapi mungkin mereka terlalu sibuk untuk memasukkan pustaka sumber ke dalam basis data.




1 komentar:

Luar Biasa Ilmunya pak Dosen

Posting Komentar

Silahkan ketik komentar pada kotak di bawah ini.

Bila Anda perlu membuat deskripsi tanaman sebagai bagian dari penyusunan proposal penelitian atau skripsi, kunjungi blog Tanaman Kampung atau Tumbuhan Bali, mudah-mudahan bisa membantu.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites