Sebelumnya saya sudah pernah menulis: Membuat Peta dengan Google Maps, mudah-mudahan sudah ada mahasiswa saya yang mencobanya. Saya mendorong mahasiswa untuk menggunakan peta untuk menyajikan data karena dengan begitu data dapat dikaitkan dengan fitur geografi lainnya. Misalnya dalam hasil survei mengenai kejadian (incidence) hama, penyakit, atau gulma akan menjadi lebih informatif bila disajikan dalam peta daripada sekedar disajikan dalam format tabel. Peta memang tidak memberikan informasi mengenai beda nyata atau signifikansi, tetapi apalah aryinya itu bila kita tidak tau di mana sesuatu yang berbeda nyata atau signifikan itu terletak. Saya tahu, saya tidak akan bisa dengan mengubah cara pandang orang yang sudah biasa selalu berkutat dengan data atribut. Begitu sibuk mereka menganalisis data dalam format tabel sehingga mereka lupa sedang berada di mana.
Bagi saya, informasi mengenai di mana hama, penyakit, atau gulma berada merupakan hal yang sangat penting. Karena itu, saya berusaha untuk memperkenalkan konsep yang berbeda mengenai data daripada yang selama ini dikenal di lingkungan kampus tempat saya mengajar. Di kampus saya, data dibedakan menjadi data kualitatif dan data kuantitatif. Data kuantitatif selanjutnya dibedakan lagi menjadi data nominal, ordinal, interval, dan rasio. Bagi saya, semua ini hanyalah data atribut. Selain data atribut juga terdapat data spasial, yaitu data yang menunjukkan di mana data atribut terletak di muka bumi. Untuk menyajikan dan menganalisis data spasial inilah maka diperlukan peta. Karena itu, peta bagi saya bukanlah sekedar gambar suatu wilayah, peta adalah alat visualisasi yang dibuat dengan berdasarkan atas hasil analisis data. Untuk melakukan analisis data spasial berikut data atributnya diperlukan apa yang dikenal dengan Sistem Informasi Geografik (SIG) atau yang dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Geographic Information System (GIS).
Untuk melakukan visualisasi dan analisis data spasial dan atributnya diperlukan perangkat lunak dalam bentuk program aplikasi khusus. Sebagaimana juga dengan program aplikasi lainnya, program aplikasi SIG sekarang banyak yang tersedia gratis. Dalam tulisan ini saya tidak membahas program aplikasi SIG secara teknis, melainkan sekedar ingin memperkenalkan penggunaan Google Earth untuk membuat peta lokasi penelitian dengan bantuan alat penerima Sistem Pemosisi Global (SPG, Global Positioning Sistem atau GPS). Mudah-mudahan dengan cara ini saya bisa membuat mahasiswa saya tertarik mempelajari SIG dan melakukan penelitian perlindungan tanaman dengan melibatkan alat bantu SIG. Mengapa? Karena dengan menggunakan Google Earth kita bisa mengaitkan data mengenai hama, penyakit, atau gulma dengan sesuatu di permukaan bumi. Sesuatu itu bisa berupa jalan, sungai, gunung, perkampungan, dan sebagainya.
Google Earth merupakan program aplikasi pemetaan berdasarkan citra satelit dengan resolusi yang sangat tinggi. Mungkin tidak dapat dikategorikan sebagai SIG yang sebenarnya, tetapi dengan menggunakan Google Earth saya berharap mahasiswa bisa mempelajari konsep dasar SIG secara bertahap. Beberapa konsep dasar SIG juga telah saya uraikan pada tulisan saya: Membuat Peta dengan Google Maps, yaitu konsep koordinat dan skala. Melalui tulisan ini saya akan lebih memperdalam uraian tersebut dengan menggunakan Google Earth sebagai contoh. Sebelum memulai, silahkan terlebih dahulu mengunduh Google Earth terbaru versi gratis. Selanjutnya, silahkan instalasi ke komputer Anda. Instalasi harus dilakukan dalam keadaan komputer terhubung ke Internet sebab pada saat mengunduh, yang diberikan hanya file installer saja, sedangkan file lainnya diunduh pada saat instalasi. Setelah selesai, nyalakan Google Earth sehingga, setelah memperbesar tampilan bumi yang pada mulanya berupa sebuah globe, tampil antarmuka sebagaimana pada gamber berikut. Perhatikan dan kenali bagian-bagian dari antarmuka Google Earth yang tampil di layar.
Layar utama Google Earth pada saat dibuka memulat globe bumi. Globe dapat diperbesar/diperkecil dengan menggeser tombol tengah tettikus arau dengan menggeser posisi tombol pada garis geser Kendali Navigasi. Seiring dengan perubahan pembesaran/pengecilan, akan terjadi perubahan angka nilai ketinggian pandangan mata. Skala yang sesuai dengan perbesaran dapat dilihat pada garis skala. Setelah diperbesar, klik menu View lalu klik pilihan Overview Map dan Scale Legend untuk menampilkan peta overview dan garis legenda pada layar utama. Posisi citra satelit pada layar dapat diputar arah dalam tiga dimensi dengan menggunakan lingkaran gambar mata pada Kendali Navigasi. Kendali Navigasi bergambar mata ini digunakan untuk memutar posisi citra secara horizontal (dengan menekan tanda segitiga ke arah kanan atau kiri) maupun secara vertikal (dengan menekan tanda segitiga ke arah atas atau bawah) sehingga menjadi citra tiga dimensi. Kendali navigasi bergambar telapak tangan digunakan untuk menggeser halaman citra yang tampil dilayat ke empat arah sebagaimana ditunjukkan oleh arah tanda segitiga. Untuk menggeser ke segala arah, letakkan kursor di sembarang tempat, tekan tombol kiri, lalu geser sesuai dengan arah yang diinginkan. Pada saat kursor tetikus diletakkan si suatu tempat pada layar utama, nilai koordinat dan nilai elevasi menunjukkan koordinat dan elevasi lokasi yang ditunjuk oleh tetikus.
Anda dapat mencari lokasi di peta citra layar utama dengan mengetikkan nama lokasi pada kotak di Panel Pencarian. Ketik Kupang, lalu tekan Enter atau klik tombol Search, maka di layar akan ditunjukkan lokasi kota Kupang. Panel Lokasi ada dalam keadaan kosong bila Anda belum melakukan sesuatu pada peta citra di layar utama. Kita akan belajar mengisi panel ini pada tulisan saya selanjutnya. Panel Layer digunakan untuk mengatur informasi geografik apa saja yang ditampilkan di layar utama. Hal ini dilakukan dengan mengklik tanda segitiga dan tanda kotak di sebelah kiri nama layer. Misalnya, untuk menampilkan foto dan video suatu lokasi yang pernah diunggah orang, klik untuk mengaktifkan Panoramio pada layer Photos dan YouTube pada layer Gallery. Silahkan coba mengaktifkan atau menon-aktifkan berbagai fitur yang terdapat pada Panel Layer ini dan lihat perubahan yang terjadi pada layar utama. Anda perlu mengenali layar antarmuka Google Earth sebelum kita melanjutkan belajar membuat peta yang akan saya uraikan pada tulisan saya berikutnya.
Bagi saya, informasi mengenai di mana hama, penyakit, atau gulma berada merupakan hal yang sangat penting. Karena itu, saya berusaha untuk memperkenalkan konsep yang berbeda mengenai data daripada yang selama ini dikenal di lingkungan kampus tempat saya mengajar. Di kampus saya, data dibedakan menjadi data kualitatif dan data kuantitatif. Data kuantitatif selanjutnya dibedakan lagi menjadi data nominal, ordinal, interval, dan rasio. Bagi saya, semua ini hanyalah data atribut. Selain data atribut juga terdapat data spasial, yaitu data yang menunjukkan di mana data atribut terletak di muka bumi. Untuk menyajikan dan menganalisis data spasial inilah maka diperlukan peta. Karena itu, peta bagi saya bukanlah sekedar gambar suatu wilayah, peta adalah alat visualisasi yang dibuat dengan berdasarkan atas hasil analisis data. Untuk melakukan analisis data spasial berikut data atributnya diperlukan apa yang dikenal dengan Sistem Informasi Geografik (SIG) atau yang dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Geographic Information System (GIS).
Untuk melakukan visualisasi dan analisis data spasial dan atributnya diperlukan perangkat lunak dalam bentuk program aplikasi khusus. Sebagaimana juga dengan program aplikasi lainnya, program aplikasi SIG sekarang banyak yang tersedia gratis. Dalam tulisan ini saya tidak membahas program aplikasi SIG secara teknis, melainkan sekedar ingin memperkenalkan penggunaan Google Earth untuk membuat peta lokasi penelitian dengan bantuan alat penerima Sistem Pemosisi Global (SPG, Global Positioning Sistem atau GPS). Mudah-mudahan dengan cara ini saya bisa membuat mahasiswa saya tertarik mempelajari SIG dan melakukan penelitian perlindungan tanaman dengan melibatkan alat bantu SIG. Mengapa? Karena dengan menggunakan Google Earth kita bisa mengaitkan data mengenai hama, penyakit, atau gulma dengan sesuatu di permukaan bumi. Sesuatu itu bisa berupa jalan, sungai, gunung, perkampungan, dan sebagainya.
Google Earth merupakan program aplikasi pemetaan berdasarkan citra satelit dengan resolusi yang sangat tinggi. Mungkin tidak dapat dikategorikan sebagai SIG yang sebenarnya, tetapi dengan menggunakan Google Earth saya berharap mahasiswa bisa mempelajari konsep dasar SIG secara bertahap. Beberapa konsep dasar SIG juga telah saya uraikan pada tulisan saya: Membuat Peta dengan Google Maps, yaitu konsep koordinat dan skala. Melalui tulisan ini saya akan lebih memperdalam uraian tersebut dengan menggunakan Google Earth sebagai contoh. Sebelum memulai, silahkan terlebih dahulu mengunduh Google Earth terbaru versi gratis. Selanjutnya, silahkan instalasi ke komputer Anda. Instalasi harus dilakukan dalam keadaan komputer terhubung ke Internet sebab pada saat mengunduh, yang diberikan hanya file installer saja, sedangkan file lainnya diunduh pada saat instalasi. Setelah selesai, nyalakan Google Earth sehingga, setelah memperbesar tampilan bumi yang pada mulanya berupa sebuah globe, tampil antarmuka sebagaimana pada gamber berikut. Perhatikan dan kenali bagian-bagian dari antarmuka Google Earth yang tampil di layar.
From Membuat Peta Google Earth |
Anda dapat mencari lokasi di peta citra layar utama dengan mengetikkan nama lokasi pada kotak di Panel Pencarian. Ketik Kupang, lalu tekan Enter atau klik tombol Search, maka di layar akan ditunjukkan lokasi kota Kupang. Panel Lokasi ada dalam keadaan kosong bila Anda belum melakukan sesuatu pada peta citra di layar utama. Kita akan belajar mengisi panel ini pada tulisan saya selanjutnya. Panel Layer digunakan untuk mengatur informasi geografik apa saja yang ditampilkan di layar utama. Hal ini dilakukan dengan mengklik tanda segitiga dan tanda kotak di sebelah kiri nama layer. Misalnya, untuk menampilkan foto dan video suatu lokasi yang pernah diunggah orang, klik untuk mengaktifkan Panoramio pada layer Photos dan YouTube pada layer Gallery. Silahkan coba mengaktifkan atau menon-aktifkan berbagai fitur yang terdapat pada Panel Layer ini dan lihat perubahan yang terjadi pada layar utama. Anda perlu mengenali layar antarmuka Google Earth sebelum kita melanjutkan belajar membuat peta yang akan saya uraikan pada tulisan saya berikutnya.
2 komentar:
trima kasi, sangat membantu.
saya mau tanya, bagaimana misal menandai peta kabupaten, misal sleman secara baik dan rapi?
trima kasih sebelumnya.
Bapak, saya tidak mengerti tentang penggunaan dan tidak mempunyai GPS selain Google Earth, apakah saya bisa membuat peta kabupaten dengan baik dan rapi ? Jika ada caranya, bagaimanakah itu ?
Perlu Bapak ketahui, saya sudah mencoba untuk menandai peta kabupaten (Sleman) dengan Path dan Polygon tetapi hasilnya tak rapi dan tidak sesuai keinginan saya.
Mohon dibantu. Terima kasih.
Posting Komentar
Silahkan ketik komentar pada kotak di bawah ini.