Pemetakan lokasi penelitian dengan Google Earth memerlukan data lokasi penelitian. Data lokasi penelitian dapat bermacam-macam, misalnya saja data lokasi pengamatan OPT dan jalan yang ditempuh untuk mencapai lokasi tersebut. Contoh lainnya adalah batas wilayah desa/kelurahan sampal, kecamatan sampel, kabupaten/kota sampel, dan sebagainya. Data lokasi ini, yang lazim disebut data spasial, dapat diperoleh dengan beberapa cara, di antaranya dengan mengambil koordinat titik lokasi pengamatan menggunakan alat penerima SPG. Pengambilan data lokasi dengan menggunakan alat penerima SPG dapat dilakukan untuk mengambil data titik (waypoint), data garis (track), atau data wilayah (area). Waypoint merupakan data satu titik tertentu yang dapat diambil menggunakan alat pemerima SPG dengan mencatat secara manual maupun dengan merekam sebagai waypoint. Tulisan pada bagian ini dikhususkan pada bagaimana mengumpulkan data dengan menggunakan alat penerima SPG. Baca tulisan saya sebelumnya yang berkaitan dengan hal ini.
Sebelum menggunakan alat penerima SPG, lakukan penyelelan sehingga alat mengukur koordinat menggunakan proyeksi UTM dan datum WGS 84. Juga lakukan kalibrasi pengukuran elevasi (ketinggian tempat) di tepi pantai. Baca buku panduan untuk mempelajari cara melakukan hal tersebut. Untuk mengambil data dengan menggunakan alat penerima SPG, alat sebaiknya dibiarkan senantiasa dalam keadaan hidup selama melakukan pengamatan di lapangan dan diupayakan untuk senantiasa dapat menerima sinyal satelit (misalnya dengan meletakkan dalam tas pinggang khusus). Untuk merekam data jalur yang dilalui dalam melakukan pengamatan, pada saat memulai suatu jalur, rekam jalur yang akan dilalui dengan membuka layar tracklog dan kemudian mengaktifkan fitur perekaman tracklog. Untuk mengambil titik lokasi setelah sampai di lokasi pengamatan, pegang alat penerima SPG pada titik lokasi pengamatan. Tunggu beberapa saat sampai alat dapat menerima sinyal dari sekurang-kurangnya 4 satelit dan menunjukkan presisi dengan kesalahan kurang dari 4 m. Setelah itu, catat data koordinat dan elevasi pada lembar pengamatan. Untuk merekam data koordinat, cari halaman untuk merekam koordinat, lalu lakukan penandaan waypoint (mark waypoint). Bersamaan dengan itu, simpan data jalur menuju lokasi yang telah direkam dengan menyimpan tracklog dan mengaktifkan tracklog baru sebelum menuju ke lokasi berikutnya.
Seluruh waypoints yang telah Anda kumpulkan dari lapangan disimpan dalam alat penerima GPS dalam file dengan format GPX. Anda dapat menghubungkan alat penerima GPS dengan komputer menggunakan kabel USB. Alat penerima GPS akan dikenali oleh komputer sebagai drive baru. Anda akan menemukan seluruh waypoint disimpan menurut tanggal dalam folder GPX. Salin seluruh file GPX seluruh lokasi pengamatan dan simpan pada folder yang sesuai di dalam komputer. Dengan begitu, nanti Anda bisa memasukkan file GPX files ke Google Earth untuk melihat lokasi pengamatan yang telah Anda lakukan pada citra satelit beresolusi tinggi Google Earth sebagai latar. Sebelum memasukkan data lokasi pengamatan dengan format GPX ke dalam Google Earth, pastikan Google Earth menggunakan proyeksi UTM. Untuk melakukan itu, pada antarmuka Google Earth, klik Tool>Options>3D View>Show Lat/Long, lalu pilih Universal Transverse Mercator. Bila yang terbuka pada layar utama Google Earth adalah wilayah kota Kupang dan sekitarnya maka angka koordinat akan berubah dari derajat menjadi zona UTM 51L disertai dengan angka meter dari batas Utara (N) dan meter dari batas barat menuju Timur (E) zona 51L. Anda juga dapat membuka tracklog dengan cara yang sama. Waypoint dan tracklog sekarang digambarkan dengan latar belakang citra Google Earth. Data waypoint dan tracklog juga ditampilkan pada Panel Lokasi.
Anda juga dapat memasukkan waypoint yang sebelumnya telah dicatat pada lembar pengamatan secara manual. Untuk itu, pertama-tama buat folder dengan nama Lokasi Pengamatan dengan mengklik Add>Folder, lalu klik kotak Allow this folder to be expanded. Kemudian, letakkan kursor pada folder Lokasi Pengamatan dan klik Add>Placemark, lalu pada jendela yang tampil, ketik nama titik pengamatan pada kotak Name, angka zona UTM pada kotak Zone, angka Easting dan Northing secara lengkap pada kotak yang sesuai, termasuk satuan dan kode arah (misalnya 572189.30 m E, 8877430.18 m S). Anda dapat menambahkan keterangan dengan mengkklik tab Description, mengubah bentuk dan warna penanda dengan mengkil tab Style, Color, dan seterusnya. Ulangi hal yang sama satu persatu sampai seluruh lokasi pengamatan selesai dipetakan. Periksa untuk memastikan bahwa setiap titik yang ditambahkan secara manual ini berimpitan dengan titik yang ditunjukkan dengan memasukkan file GPX. Bila ada titik yang tidak saling berimpit, klik kanan titik tersebut, pilih Properties, lalu periksa apakah angka Easting dan Northing yang dimasukkan sudah benar. Memasukkan data lokasi pengamatan secara manual seperti ini memang memerlukan banyak waktu. Hal ini karena Google Earth versi gratis tidak menyediakan fitur untuk mengimpor data. Meskipun demikian, pencatatan data lokasi secara manual perlu dilakukan sebagai cadangan. Untuk data yang direkam dengan alat penerima SPG dan dimasukkan dengan menghubungkan alat penerima dengan komputer, keterangan, bentuk dan warna penanda, dan seterusnya, dapat disunting dengan mengklik data yang disajikan pada Panel Lokasi atau mengklik kanan setiap titik pada layar utama.
Selanjutnya, masukkan data lokasi pengamatan Anda ke dalam tabel lajur Excel. Buat kolom Nomor Lokasi, Zona, Easting, Northing, dan keterangan, lalu masukkan data pada sel yang sesuai (kosongkan kolom keterangan). Periksa tabel data baik-baik, apa yang dapat Anda katakan dari tabel tersebut? Bandingkan dengan data yang telah ditampilkan secara visual pada Google Earth. Dari kedua cara menampilkan data ini, cara mana yang lebih memberikan banyak informasi, tabel lajur Excel atau tampilan pada Google Earth? Save data dalam format XLS atau XLSX. Lalu ekspor file tersebut ke dalam format 'tab deliminated txt' pada Excel dengan mengklik menu File>Save As, lalu pada kotak Save as type pada jendela yang tampil, pilih Taxt (tab deliminated). File ini dapat Anda impor ke dalam program aplikasi SIG nanti, setelah Anda bisa menggunakan program aplikasi SIG (misalnya OpenJump, Quantum GIS, GRASS. atau SAGA). Dengan menggunakan program aplikasi SIG, anda bahkan dapat memvisualisasikan dan menganalisis data atribut yang Anda kumpulkan dari setiap titik lokasi pengamatan. Misalnya Anda dapat menampilkan tingkat kejadian (incidence) OPT yang Anda amati di setiap titik dalam satuan persentase atau proporsi.
Sekarang Anda belum perlu melakukan hal itu. Yang terpenting, melalui tulisan ini, Anda dapat memahami bahwa data perlindungan tanaman dapat disajikan dengan lebih menarik dengan menggunakan peta. Selain itu, mudah-mudahan Anda juga dapat mengerti apa yang dimaksud dengan peta. Peta bukanlah sekedar gambar suatu wilayah yang ditampilkan dengan warna-warni, melainkan data yang ditampilkan sesuai dengan titik lokasi pengambilannya di permukaan bumi. Bila Anda mengumpulkan data kejadian hama, penyakit, atau gulma, Anda dapat melihat bukan hanya tingkat insidensinya, tetapi juga sebaran kejadian tersebut di permukaan bumi. Informasi mengenai sebaran inilah yang hilang, bila data hanya dianalisis dan disajikan dalam bentuk tabel atau grafik. Melalui tulisan ini saya juga berharap Anda mengerti bahwa analisis data tidak hanya dapat dilakukan dengan analisis statistik sekedar untuk menentukan signifikansi, tanpa mengetahui di mana sesuatu yang signifikan itu berada di permukaan bumi. Bila Anda masih mempunyai pertanyaan mengenai hal ini, silahkan sampaikan dengan mengetikkan komentar di dalam kotak komentar di bawah ini.
Sebelum menggunakan alat penerima SPG, lakukan penyelelan sehingga alat mengukur koordinat menggunakan proyeksi UTM dan datum WGS 84. Juga lakukan kalibrasi pengukuran elevasi (ketinggian tempat) di tepi pantai. Baca buku panduan untuk mempelajari cara melakukan hal tersebut. Untuk mengambil data dengan menggunakan alat penerima SPG, alat sebaiknya dibiarkan senantiasa dalam keadaan hidup selama melakukan pengamatan di lapangan dan diupayakan untuk senantiasa dapat menerima sinyal satelit (misalnya dengan meletakkan dalam tas pinggang khusus). Untuk merekam data jalur yang dilalui dalam melakukan pengamatan, pada saat memulai suatu jalur, rekam jalur yang akan dilalui dengan membuka layar tracklog dan kemudian mengaktifkan fitur perekaman tracklog. Untuk mengambil titik lokasi setelah sampai di lokasi pengamatan, pegang alat penerima SPG pada titik lokasi pengamatan. Tunggu beberapa saat sampai alat dapat menerima sinyal dari sekurang-kurangnya 4 satelit dan menunjukkan presisi dengan kesalahan kurang dari 4 m. Setelah itu, catat data koordinat dan elevasi pada lembar pengamatan. Untuk merekam data koordinat, cari halaman untuk merekam koordinat, lalu lakukan penandaan waypoint (mark waypoint). Bersamaan dengan itu, simpan data jalur menuju lokasi yang telah direkam dengan menyimpan tracklog dan mengaktifkan tracklog baru sebelum menuju ke lokasi berikutnya.
Seluruh waypoints yang telah Anda kumpulkan dari lapangan disimpan dalam alat penerima GPS dalam file dengan format GPX. Anda dapat menghubungkan alat penerima GPS dengan komputer menggunakan kabel USB. Alat penerima GPS akan dikenali oleh komputer sebagai drive baru. Anda akan menemukan seluruh waypoint disimpan menurut tanggal dalam folder GPX. Salin seluruh file GPX seluruh lokasi pengamatan dan simpan pada folder yang sesuai di dalam komputer. Dengan begitu, nanti Anda bisa memasukkan file GPX files ke Google Earth untuk melihat lokasi pengamatan yang telah Anda lakukan pada citra satelit beresolusi tinggi Google Earth sebagai latar. Sebelum memasukkan data lokasi pengamatan dengan format GPX ke dalam Google Earth, pastikan Google Earth menggunakan proyeksi UTM. Untuk melakukan itu, pada antarmuka Google Earth, klik Tool>Options>3D View>Show Lat/Long, lalu pilih Universal Transverse Mercator. Bila yang terbuka pada layar utama Google Earth adalah wilayah kota Kupang dan sekitarnya maka angka koordinat akan berubah dari derajat menjadi zona UTM 51L disertai dengan angka meter dari batas Utara (N) dan meter dari batas barat menuju Timur (E) zona 51L. Anda juga dapat membuka tracklog dengan cara yang sama. Waypoint dan tracklog sekarang digambarkan dengan latar belakang citra Google Earth. Data waypoint dan tracklog juga ditampilkan pada Panel Lokasi.
Anda juga dapat memasukkan waypoint yang sebelumnya telah dicatat pada lembar pengamatan secara manual. Untuk itu, pertama-tama buat folder dengan nama Lokasi Pengamatan dengan mengklik Add>Folder, lalu klik kotak Allow this folder to be expanded. Kemudian, letakkan kursor pada folder Lokasi Pengamatan dan klik Add>Placemark, lalu pada jendela yang tampil, ketik nama titik pengamatan pada kotak Name, angka zona UTM pada kotak Zone, angka Easting dan Northing secara lengkap pada kotak yang sesuai, termasuk satuan dan kode arah (misalnya 572189.30 m E, 8877430.18 m S). Anda dapat menambahkan keterangan dengan mengkklik tab Description, mengubah bentuk dan warna penanda dengan mengkil tab Style, Color, dan seterusnya. Ulangi hal yang sama satu persatu sampai seluruh lokasi pengamatan selesai dipetakan. Periksa untuk memastikan bahwa setiap titik yang ditambahkan secara manual ini berimpitan dengan titik yang ditunjukkan dengan memasukkan file GPX. Bila ada titik yang tidak saling berimpit, klik kanan titik tersebut, pilih Properties, lalu periksa apakah angka Easting dan Northing yang dimasukkan sudah benar. Memasukkan data lokasi pengamatan secara manual seperti ini memang memerlukan banyak waktu. Hal ini karena Google Earth versi gratis tidak menyediakan fitur untuk mengimpor data. Meskipun demikian, pencatatan data lokasi secara manual perlu dilakukan sebagai cadangan. Untuk data yang direkam dengan alat penerima SPG dan dimasukkan dengan menghubungkan alat penerima dengan komputer, keterangan, bentuk dan warna penanda, dan seterusnya, dapat disunting dengan mengklik data yang disajikan pada Panel Lokasi atau mengklik kanan setiap titik pada layar utama.
| ||
From Membuat Peta Google Earth |
Selanjutnya, masukkan data lokasi pengamatan Anda ke dalam tabel lajur Excel. Buat kolom Nomor Lokasi, Zona, Easting, Northing, dan keterangan, lalu masukkan data pada sel yang sesuai (kosongkan kolom keterangan). Periksa tabel data baik-baik, apa yang dapat Anda katakan dari tabel tersebut? Bandingkan dengan data yang telah ditampilkan secara visual pada Google Earth. Dari kedua cara menampilkan data ini, cara mana yang lebih memberikan banyak informasi, tabel lajur Excel atau tampilan pada Google Earth? Save data dalam format XLS atau XLSX. Lalu ekspor file tersebut ke dalam format 'tab deliminated txt' pada Excel dengan mengklik menu File>Save As, lalu pada kotak Save as type pada jendela yang tampil, pilih Taxt (tab deliminated). File ini dapat Anda impor ke dalam program aplikasi SIG nanti, setelah Anda bisa menggunakan program aplikasi SIG (misalnya OpenJump, Quantum GIS, GRASS. atau SAGA). Dengan menggunakan program aplikasi SIG, anda bahkan dapat memvisualisasikan dan menganalisis data atribut yang Anda kumpulkan dari setiap titik lokasi pengamatan. Misalnya Anda dapat menampilkan tingkat kejadian (incidence) OPT yang Anda amati di setiap titik dalam satuan persentase atau proporsi.
Sekarang Anda belum perlu melakukan hal itu. Yang terpenting, melalui tulisan ini, Anda dapat memahami bahwa data perlindungan tanaman dapat disajikan dengan lebih menarik dengan menggunakan peta. Selain itu, mudah-mudahan Anda juga dapat mengerti apa yang dimaksud dengan peta. Peta bukanlah sekedar gambar suatu wilayah yang ditampilkan dengan warna-warni, melainkan data yang ditampilkan sesuai dengan titik lokasi pengambilannya di permukaan bumi. Bila Anda mengumpulkan data kejadian hama, penyakit, atau gulma, Anda dapat melihat bukan hanya tingkat insidensinya, tetapi juga sebaran kejadian tersebut di permukaan bumi. Informasi mengenai sebaran inilah yang hilang, bila data hanya dianalisis dan disajikan dalam bentuk tabel atau grafik. Melalui tulisan ini saya juga berharap Anda mengerti bahwa analisis data tidak hanya dapat dilakukan dengan analisis statistik sekedar untuk menentukan signifikansi, tanpa mengetahui di mana sesuatu yang signifikan itu berada di permukaan bumi. Bila Anda masih mempunyai pertanyaan mengenai hal ini, silahkan sampaikan dengan mengetikkan komentar di dalam kotak komentar di bawah ini.
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan ketik komentar pada kotak di bawah ini.