tag:blogger.com,1999:blog-12074728367918853692024-03-06T08:11:53.780+08:00Sumberdaya SkripsiMembuat skripsi bukan sekedar untuk meraih gelar sarjana ...guru kecil ...http://www.blogger.com/profile/10699793284818900650noreply@blogger.comBlogger68125tag:blogger.com,1999:blog-1207472836791885369.post-74554817713565687902013-11-17T15:21:00.000+08:002013-11-19T01:44:49.042+08:00Menyusun Skripsi Mengenai Penyakit-penyakit Pisang<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://www.apsnet.org/publications/apsnetfeatures/Article%20Images/Sigatoka06.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="150" src="http://www.apsnet.org/publications/apsnetfeatures/Article%20Images/Sigatoka06.jpg" width="200" /></a></div>
Saya mempunyai mahasiswa bimbingan yang sedang menyusun skripsi mengenai penyakit-penyakit tanaman pisang. Sebagaimana halnya penyusunan skripsi mengenai organisme pengganggu tumbuhan, penyusunan skripsi tersebut mengalami kendala dalam memperoleh pustaka sebagai referensi. Mahasiswa tersebut mengandalkan buku oleh Haryono Semangun (2007), Penyakit-penyakit Tanaman Hortikultura di Indonesia (edisi kedua), terbitan Gadjah Mada University Press, sebagai pustaka. Bukan salah, tetapi sebaiknya dicari pustaka yang lebih primer dan lebih mutakhir. Untuk membantu mahasiswa yang bersangkutan mengatasi masalah tersebut, saya membuat tulisan ini untuk digunakan sebagai panduan dalam mencari pustaka. Tentu saja, tulisan ini juga dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa lain yang juga meneliti penyakit-penyakit pada tanaman pisang. Atau bahkan, oleh siapapun, termasuk juga dosen pembimbing, sebagai panduan untuk mencari pustaka mengenai OPT lain dengan memanfaatkan sumberdaya online yang tersedia di Internet.<br />
<a name='more'></a><br />
Untuk memulai, silahkan kunjungi <a href="http://www.apsnet.org/publications/commonnames/Pages/BananaandPlantain.aspx">daftar nama penyakit pisang</a> pada situs American Phytopathological Society, <a href="http://www.isppweb.org/names_banana_common.asp">daftar nama penyakit pisang</a> pada situs International Plant Pathology Society, atau <a href="http://en.wikipedia.org/wiki/List_of_banana_and_plantain_diseases">daftar nama penyakit pisang</a> pada situs Wikipedia. Wikipedia menyediakan tautan (<i>link</i>) untuk organisme patogen setiap penyakit, tetapi halaman yang dituju sering kali tidak lengkap. Wikipedia juga menggolongkan patogen ke dalam kelompok taksonomi patogen. Perlu dicatat bahwa tidak semua nama penyakit yang terdaftar terdapat di Indonesia. Namun dengan mengunjungi situs-situs tersebut, mahasiswa diharapkan dapat memperoleh gambaran umum mengenai berbagai jenis penyakit pisang di seluruh dunia. Untuk memperoleh informasi yang lebih terfokus terhadap penyakit-penyakit pada tanaman pisang, mahasiswa juga sebaiknya mengunjungi <a href="http://www.promusa.org/tiki-index.php?page=Pests+and+diseases+portal">daftar hama dan penyakit pisang</a> pada situs Promusa, yang memuat informasi rinci mengenai penyakit-penyakit penting tertentu disertai dengan daftar pustaka yang dapat diunduh. Perhatikan bahwa nama penyakit merupakan nama umum, bukan nama diri, sehingga nama penyakit ditulis dengan huruf kecil. Misalnya, penyakit layu fusarium, bukan layu Fusarium, juga penyakit panama, bukan penyakit Panama.<br />
<br />
Untuk menulis nama organisme penyebab penyakit (patogen), saya telah berulang-kali mengatakan bahwa sebaiknya menggunakan pustaka primer. Untuk itu, mahasiswa perlu melakukan pemeriksaan nama ilmiah patogen golongan jamur pada situs <a href="http://www.speciesfungorum.org/Names/Names.asp">Spesies Fungorum</a>, pemeriksaan nama ilmiah golongan bakteri pada situs <a href="http://www.bacterio.net/">LPSN</a>, dan nama ilmiah patogen golongan virus pada situs <a href="http://ictvonline.org/virusTaxonomy.asp?version=2012">ICTV</a>. Nama ilmiah patogen pada penyebutan pertama kali perlu disertai dengan nama author (pemberi nama) dan disertai dengan nama sinonim. Perlu dicatat, bahwa khusus untuk nama patogen golongan jamur, sesuai dengan ketentuan Melbourne Code, jamur yang sebelumnya mempunyai nama anamorf dan nama teleomorf kini hanya mempunyai satu nama. Dalam hal ini, untuk spesies jamur patogenik seperti itu, perlu digunakan nama mana yang berlaku, apakah nama teleomorf (prioritas) atau nama anamorf. Melalui pemeriksaan nama ilmiah juga akan diperoleh klasifikasi organisme yang bersangkutan yang lebih baik dikutip daripada mengutip dari sumber-sumber lain. Berkaitan dengan klasifikasi, perlu diperhatikan bahwa klasifikasi organisme kini mengalami perubahan dari sistem fenetik ke sistem filogenetik.<br />
<br />
Organisme penyebab penyakit sebaiknya dideskripsikan seperlunya sehingga nantinya dapat dijadikan panduan untuk melakukan identifikasi. Untuk memperoleh deskripsi jamur, silahkan kunjungi situs <a href="http://www.mycobank.org/Biolomics.aspx?Table=Mycobank&Page=200&ViewMode=Basic">MycoBank</a>, yang selain itu juga menyediakan informasi mengenai umum, klasifikasi, dan tautan eksternal. Untuk melakukan pencarian, ketikkan nama ilmiah jamur pada kotak pencarian C_1 (taxon name) lalu tekan Enter atau klik ikon kaca pembesar. Untuk patogen golongan jamur, bakteri, dan virus yang termasuk dalam kategori organisme invasif, informasi lengkap mengenai patogen yang mencakup foto, identitas, distribusi geografik, biologi dan ekologi, dampak, pengelolaan penyakit, dan pustaka disediakan oleh CABI Invasive Species Compendium. Untuk melakukan pencarian ketik nama patogen atau nama penyakit dalam kotak pencarian pada halaman Datasheets lalu tekan Enter atau klik tanda panah ke kanan di sebelah kotak.<br />
<br />
Berikut ini saya cantumkan sumber yang sebaiknya digunakan untuk membuat deskripsi gejala dan tanda penyakit serta menulis nama ilmiah, klasifikasi, dan deskripsi patogen. Nama umum penyakit yang disertai dengan nama author saya peroleh dari situs American Phytopathological Society. Nama ilmiah tersebut mungkin merupakan nama yang tidak berlaku. Untuk mengetahui nama ilmiah yang berlaku serta klasifikasi dan deskripsi patogen, silahkan klik tautan yang tersedia. Selanjutnya silahkan kutip nama ilmiah, klasifikasi, dan deskripsi yang diperoleh.<br />
<div class="MsoNormal" style="background: white; mso-hyphenate: auto; mso-pagination: widow-orphan;">
<span style="font-family: inherit;">Banana bunchy
top: <a href="http://www.cabi.org/isc/?compid=5&dsid=8161&loadmodule=datasheet&page=481&site=144">foto, identitas, distribusi geografik, biologi dan ekologi, dampak, pengelolaan penyakit, dan pustaka</a> dari <o:p></o:p></span>CABI Invasive Species Compendium, <a href="http://www.promusa.org/tiki-index.php?page=Banana+bunchy+top+virus">pemencaran dan kisaran inang</a> dari Promusa, <a href="http://www.issg.org/database/species/ecology.asp?si=141&fr=1&sts=sss&lang=EN">ekologi, sebaran geografik, pengelolaan, dan dampak</a> dari Global Invasive Species Database, <a href="https://www.google.com/search?hl=en&authuser=0&site=imghp&tbm=isch&source=hp&biw=1280&bih=652&q=banana+diseases&oq=banana+diseases&gs_l=img.3..0l2j0i24l8.1154.4243.0.4914.15.15.0.0.0.0.187.1760.5j10.15.0....0...1ac.1.31.img..4.11.1199.Es6E6f6snm0#authuser=0&hl=en&q=Banana+bunchy+top&tbm=isch">foto gejala atau tanda penyakit</a> dari Google, <a href="http://scholar.google.com/scholar?hl=en&q=Banana+bunchy+top&btnG=">pustaka PDF</a> dari Google</div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; mso-hyphenate: auto; mso-pagination: widow-orphan;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; margin-left: 19.85pt; mso-hyphenate: auto; mso-pagination: widow-orphan;">
<span style="font-family: inherit;">Banana
bunchy top virus: <a href="http://ictvonline.org/virusTaxonomy.asp?version=2012">nama ilmiah dan klasifikasi</a> dari ICTV, <a href="http://www.cabi.org/isc/?compid=5&dsid=8161&loadmodule=datasheet&page=481&site=144">nama ilmiah dan klasifikasi</a> dari CABI Invasive Species Compendium, </span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; mso-hyphenate: auto; mso-pagination: widow-orphan;">
<span style="font-family: inherit;">Bugtok atau moko (<i>bugtok or moko disease</i>): <a href="http://www.cabi.org/isc/?compid=5&dsid=44999&loadmodule=datasheet&page=481&site=144">foto, identitas, distribusi geografik, biologi dan ekologi, dampak, pengelolaan penyakit, dan pustaka</a> dari CABI Invasive Species Compendium, <a href="https://www.google.com/search?hl=en&authuser=0&site=imghp&tbm=isch&source=hp&biw=1280&bih=652&q=banana+diseases&oq=banana+diseases&gs_l=img.3..0l2j0i24l8.1154.4243.0.4914.15.15.0.0.0.0.187.1760.5j10.15.0....0...1ac.1.31.img..4.11.1199.Es6E6f6snm0#authuser=0&hl=en&q=Bugtok+moko&tbm=isch">foto gejala atau tanda penyakit</a> dari Google, <a href="http://scholar.google.com/scholar?q=bugtok+or+moko+disease&btnG=&hl=en&as_sdt=0%2C5">pustaka PDF</a> dari Google<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; mso-hyphenate: auto; mso-pagination: widow-orphan;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; margin-left: 19.85pt; mso-hyphenate: auto; mso-pagination: widow-orphan;">
<span style="font-family: inherit;"><i>Pseudomonas
solanacearum</i> (Smith)
Smith (race 2): <a href="http://www.bacterio.net/qr/ralstonia.html">nama ilmiah</a> dan <a href="http://www.bacterio.net/classificationmr.html">klasifikasi</a> dari LPSN, <a href="http://www.cabi.org/isc/?compid=5&dsid=44999&loadmodule=datasheet&page=481&site=144">nama ilmiah dan klasifikasi</a> dari <o:p></o:p></span>CABI Invasive Species Compendium, <a href="https://www.google.com/search?hl=en&authuser=0&site=imghp&tbm=isch&source=hp&biw=1280&bih=652&q=banana+diseases&oq=banana+diseases&gs_l=img.3..0l2j0i24l8.1154.4243.0.4914.15.15.0.0.0.0.187.1760.5j10.15.0....0...1ac.1.31.img..4.11.1199.Es6E6f6snm0#authuser=0&hl=en&q=Pseudomonas+solanacearum+race+2&tbm=isch">foto patigen</a> dari Google</div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; mso-hyphenate: auto; mso-pagination: widow-orphan;">
<span style="font-family: inherit;">Penyakit
darah (<i>blood disease</i>) dan layu pembuluh angkut jawa (javanese vascular wilt): <a href="http://www.padil.gov.au/pests-and-diseases/Pest/OtherNames/136649">gejala dan tanda penyakit</a> dari PaDIL, <a href="https://www.google.com/search?hl=en&authuser=0&site=imghp&tbm=isch&source=hp&biw=1280&bih=652&q=banana+diseases&oq=banana+diseases&gs_l=img.3..0l2j0i24l8.1154.4243.0.4914.15.15.0.0.0.0.187.1760.5j10.15.0....0...1ac.1.31.img..4.11.1199.Es6E6f6snm0#authuser=0&hl=en&q=banana+blood+disease&tbm=isch">foto gejala atau tanda penyakit</a> dari Google, <a href="http://scholar.google.com/scholar?q=blood+disease+banana&btnG=&hl=en&as_sdt=0%2C5">pustaka PDF</a> dari Google<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; margin-left: 19.85pt; mso-hyphenate: auto; mso-pagination: widow-orphan;">
<span style="font-family: inherit;"><span class="other-scientific-name" style="font-style: italic; line-height: 16px;">Pseudomonas celebensis </span><span style="line-height: 16px;"></span><span style="line-height: 16px;">Gäuman (nama tidak berlaku): <a href="http://www.padil.gov.au/pests-and-diseases/Pest/Main/136649">nama ilmiah dan sinonim patogen</a> dari PaDIL</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; mso-hyphenate: auto; mso-pagination: widow-orphan;">
<span style="font-family: inherit;">Layu
bakteri (<i>bacterial wilt</i>): <a href="http://scholar.google.com/scholar?q=banana+bacterial+wilt&btnG=&hl=en&as_sdt=0%2C5">pustaka PDF</a> dari Google (hati-hati, disajikan bersama dengan pustaka layu xanthomonas)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; margin-left: 19.85pt; mso-hyphenate: auto; mso-pagination: widow-orphan;">
<span style="font-family: inherit;"><i>Pseudomonas
solanacearum</i> (Smith)
Smith (race 1): <o:p></o:p></span><a href="http://www.bacterio.net/qr/ralstonia.html" style="background-color: transparent;">nama ilmiah</a><span style="background-color: transparent;"> </span><span style="background-color: transparent;">dan</span><span style="background-color: transparent;"> </span><a href="http://www.bacterio.net/classificationmr.html" style="background-color: transparent;">klasifikasi</a><span style="background-color: transparent;"> </span><span style="background-color: transparent;">dari LPSN,</span><span style="background-color: transparent;"> </span><a href="http://www.cabi.org/isc/?compid=5&dsid=44999&loadmodule=datasheet&page=481&site=144" style="background-color: transparent;">nama ilmiah dan klasifikasi</a><span style="background-color: transparent;"> </span><span style="background-color: transparent;">dari </span><o:p style="background-color: transparent;"></o:p>CABI Invasive Species Compendium, <a href="https://www.google.com/search?hl=en&authuser=0&site=imghp&tbm=isch&source=hp&biw=1280&bih=652&q=banana+diseases&oq=banana+diseases&gs_l=img.3..0l2j0i24l8.1154.4243.0.4914.15.15.0.0.0.0.187.1760.5j10.15.0....0...1ac.1.31.img..4.11.1199.Es6E6f6snm0#authuser=0&hl=en&q=Pseudomonas+solanacearum+race+1&tbm=isch">foto patogen</a> dari Google.</div>
<div class="MsoNormal" style="background: white;">
<span style="font-family: inherit;"><span lang="EN-US">Layu xanthomonas (<i>xanthomonas
wilt</i>): <a href="http://www.promusa.org/tiki-index.php?page=Xanthomonas+wilt">gejala,
pemencaran dan distribusi geografik, kisaran inang, pengendalian, dan pustaka</a>
dari Promusa, <a href="https://www.google.com/search?hl=en&authuser=0&site=imghp&tbm=isch&source=hp&biw=1280&bih=652&q=banana+diseases&oq=banana+diseases&gs_l=img.3..0l2j0i24l8.1154.4243.0.4914.15.15.0.0.0.0.187.1760.5j10.15.0....0...1ac.1.31.img..4.11.1199.Es6E6f6snm0#authuser=0&hl=en&q=xanthomonas+wilt+banana&tbm=isch">foto gejala atau tanda penyakit</a> dari Google, </span><span lang="EN-US"><o:p></o:p></span></span><a href="http://scholar.google.com/scholar?q=banana+bacterial+wilt&btnG=&hl=en&as_sdt=0%2C5">pustaka PDF</a> dari Google (hati-hati, disajikan bersama dengan pustaka layu bakteri)</div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; mso-hyphenate: auto; mso-pagination: widow-orphan;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; margin-left: 19.85pt; mso-hyphenate: auto; mso-pagination: widow-orphan;">
<span style="font-family: inherit;"><i>Xanthomonas
campestris </i>pv.<i> musacearum</i>: <a href="http://www.promusa.org/tiki-index.php?page=Xanthomonas+campestris+pv.+musacearum">translokasi
dalam tanaman dan kemampuan bertahan dalam tanah</a> dari Promusa, <a href="http://xanthomonas%20campestris%20pv.%20musacearum/">foto patogen dan gejala penyakit</a> dari Google</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: EN-AU; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-AU; mso-font-kerning: 0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; mso-hyphenate: auto; mso-pagination: widow-orphan;">
<span style="font-family: inherit;">Layu
fusarium (<i>fusarium wilt</i>, <i>panama disease</i>): <a href="http://www.promusa.org/tiki-index.php?page=Fusarium+wilt">gejala dan
tanda serta distribusi geografik penyakit</a> dari Promusa, <a href="http://www.cabi.org/isc/?compid=5&dsid=24621&loadmodule=datasheet&page=481&site=144">identitas,
distribusi geografik, biologi dan ekologi, dampak, pengelolaan penyakit, dan
pustaka</a> dari CABI Invasive Species Compendium, <a href="https://www.google.com/search?authuser=0&hl=en&noj=1&tbm=isch&sa=1&q=fusarium+wilt+panama+disease+banana&oq=fusarium+wilt+panama+disease+banana&gs_l=img.12...0.0.1.78.0.0.0.0.0.0.0.0..0.0....0...1c..31.img..7.0.0._08tENPYjGc">foto gejala atau tanda penyakit</a> dari Google, <a href="http://scholar.google.com/scholar?q=fusarium+wilt%2C+panama+disease+banana&btnG=&hl=en&as_sdt=0%2C5">pustaka PDF</a> dari Google</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; margin-left: 19.85pt; mso-hyphenate: auto; mso-pagination: widow-orphan;">
<span style="font-family: inherit;"><i>Fusarium
oxysporum</i> Schltdl.:Fr.
f. sp. <i>cubense</i> (E. F. Sm.) W. C. Snyder & H. N. Hansen: <a href="http://www.speciesfungorum.org/Names/NamesRecord.asp?RecordID=346128">nama
ilmiah dan klasifikasi</a> dari Species Fungorum, <a href="http://www.mycobank.org/Biolomics.aspx?Table=Mycobank&Page=200&ViewMode=Basic">nama
ilmiah dan klasifikasi</a> serta <a href="http://www.mycobank.org/BioloMICS.aspx?Link=T&TableKey=14682616000000063&Rec=14041&Fields=All">deskripsi</a>
dari MycoBank, <a href="https://www.google.com/search?authuser=0&hl=en&noj=1&tbm=isch&sa=1&q=Fusarium+oxysporum+f.sp.+cubense&oq=Fusarium+oxysporum+f.sp.+cubense&gs_l=img.12..0i24.15725.26177.0.28220.4.4.0.0.0.0.234.530.2j1j1.4.0....0...1c.1j2.31.img..2.2.344.XCtVQvep0nM">foto patogen dan gejala penyakit</a> dari Google<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; mso-hyphenate: auto; mso-pagination: widow-orphan;">
<span style="font-family: inherit;">Sigatoka
hitam (</span><i style="font-family: inherit;">black Sigatoka</i><span style="font-family: inherit;">, </span><i style="font-family: inherit;">black leaf streak</i><span style="font-family: inherit;">): <a href="http://www.cabi.org/isc/?compid=5&dsid=35278&loadmodule=datasheet&page=481&site=144">foto, identitas, distribusi geografik, biologi dan ekologi, dampak, pengelolaan penyakit, dan pustaka</a> dari CABI Invasive Species Compendium, <a href="http://www.apsnet.org/publications/apsnetfeatures/Pages/blacksigatoka.aspx">distribusi geografik, etiologi, epidemiologi, dan pengendalian penyakit dari APS</a>, <a href="https://www.google.com/search?authuser=0&hl=en&noj=1&tbm=isch&sa=1&q=black+Sigatoka%2C+black+leaf+streak+banana&oq=black+Sigatoka%2C+black+leaf+streak+banana&gs_l=img.12...91709.93893.0.95859.8.7.0.0.0.0.172.735.3j4.7.0....0...1c.1j2.31.img..8.0.0.3v03j2H7xIw">foto gejala atau tanda penyakit</a> dari Google, <a href="http://scholar.google.com/scholar?q=black+Sigatoka%2C+black+leaf+streak+banana&btnG=&hl=en&as_sdt=0%2C5">pustaka PDF</a> dari Google</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; margin-left: 19.85pt; mso-hyphenate: auto; mso-pagination: widow-orphan;">
<span style="font-family: inherit;"><i>Mycosphaerella
fijiensis</i> M.
Morelet (anamorph: <i>Paracercospora fijiensis</i> (M. Morelet) Deighton): nama
ilmiah dan klasifikasi dari Species Fungorum, <a href="http://www.mycobank.org/BioloMICS.aspx?Table=Mycobank&Rec=110579&Fields=All">nama
ilmiah dan klasifikasi</a> serta <a href="http://www.mycobank.org/BioloMICS.aspx?Link=T&TableKey=14682616000000063&Rec=14377&Fields=All">deskripsi</a>
dari MycoBank, <a href="https://www.google.com/search?authuser=0&hl=en&noj=1&tbm=isch&oq=Mycosphaerella+fijiensis+&gs_l=img.12..0i24.52250.52250.0.55526.1.1.0.0.0.0.265.265.2-1.1.0....0...1c.2.31.img..0.1.265.IM_FgK8u3GQ&q=Mycosphaerella%20fijiensis">foto <i>M. fijiensis</i> dan gejala penyakit</a> dari Google<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; mso-hyphenate: auto; mso-pagination: widow-orphan;">
<span style="font-family: inherit;">Sigatoka
kuning (<i>yellow sigatoka</i>): <a href="http://www.agric.wa.gov.au/PC_92981.html?s=0">gejala dan tanda</a> dari Department of Agriculture and Food, WA, Australia, <a href="https://www.google.com/search?authuser=0&hl=en&noj=1&tbm=isch&sa=1&q=yellow+sigatoka+banana&oq=yellow+sigatoka+banana&gs_l=img.12...0.0.1.62.0.0.0.0.0.0.0.0..0.0....0...1c..31.img..6.2.187.EVL5YGwdCYQ">foto gejala atau tanda penyakit</a> dari Google, <a href="http://scholar.google.com/scholar?q=yellow+sigatoka+banana&btnG=&hl=en&as_sdt=0%2C5">pustaka PDF</a> dari Google<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; margin-left: 19.85pt; mso-hyphenate: auto; mso-pagination: widow-orphan;">
<span style="font-family: inherit;"><i>Mycosphaerella
musicola</i> J.
L. Mulder in J. L. Mulder & R. H. Stover (anamorph: <i>Pseudocercospora
musae</i> (Zimm.) Deighton): <a href="http://www.speciesfungorum.org/Names/GSDSpecies.asp?RecordID=288652">nama
ilmiah dan klasifikasi</a> dari Species Fungorum, <a href="http://www.mycobank.org/BioloMICS.aspx?Table=Mycobank&Rec=4175&Fields=All">nama
ilmiah dan klasifikasi</a> serta <a href="http://www.mycobank.org/BioloMICS.aspx?Link=T&TableKey=14682616000000063&Rec=14378&Fields=All">deskripsi</a>
dari MycoBank, <a href="https://www.google.com/search?authuser=0&hl=en&noj=1&tbm=isch&sa=1&q=Mycosphaerella+musicola&oq=Mycosphaerella+musicola&gs_l=img.12..0.50715.50715.0.52197.1.1.0.0.0.0.109.109.0j1.1.0....0...1c.2.31.img..0.1.109.Y-FJZc5iBrw">foto <i>M. musicola</i> dan gejala penyakit</a> dari Google<o:p></o:p></span></div>
Silahkan klik tautan (link) untuk memperoleh informasi yang diperlukan. Informasi mengenai penyakit-penyakit di atas diberikan sekedar sebagai contoh untuk menunjukkan bahwa informasi dari sumber primer dan lebih mutakhir dapat diperoleh melalui Internet, daripada hanya mengutip dari buku Semangun (2007). Cara yang sama dapat dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai penyakit-penyakit pisang lainnya.<br />
<br />
Untuk memperoleh pustaka tambahan dalam format PDF, silahkan klik tautan pustaka PDF dari Google untuk setiap jenis penyakit tersebut di atas. Pustaka dalam format PDF dapat diperoleh dengan menggunakan pencarian menggunakan <a href="http://scholar.google.com/schhp?hl=en&as_sdt=0,5">Google Scholar</a>. Hanya saja, pustaka yang diperoleh hanya sebagian kecil yang merupakan pustaka yang dapat diunduh secara gratis. Pustaka-pustaka yang dapat diunduh secara gratis diberikan tautan pada bagian kanan halaman, selain tautan di sebelah kiri. Klik tautan pada bagian kanan tersebut untuk mengunduh. Silahkan teruskan melakukan pencarian dengan mengklik tautan Next pada bagian bawah halaman.<br />
<br />
Hanya saja, untuk menggunakan sumber-sumber tersebut, diperlukan kemampuan berbahasa Inggris. Kemampuan menggunakan bahasa Inggris ini merupakan kendala yang dihadapi oleh sebagian besar mahasiswa Fakultas Pertanian Undana, meskipun 8 tahun sudah Undana memproklamasikan diri sebagai universitas berwawasan global. Jangankan mahasiswa, dosen pun mungkin juga masih banyak yang menghadapi kendala yang sama. Kalau sudah begini maka saya tidak bisa banyak membantu. Paling-paling yang bisa saya sarankan adalah silahkan menggunakan jasa <a href="http://translate.google.com/">Google Translate</a>. Tetapi, jangan lupa bahwa penerjemahan dengan menggunakan jasa Google Translate dilakukan oleh mesin. Tentu saja penerjemahan dilakukan dengan mengabaikan rasa, padahal bahasa adalah soal rasa. Atau, silahkan minta tolong orang lain yang bisa menerjemahkan tulisan teknis pertanian.<br />
<br />
Selebihnya tentu saja kemauan keras untuk belajar, bukan membuat skripsi sekedar untuk memperoleh gelar. Dan ini juga berlaku bagi dosen pembimbing, membimbing untuk sekalian belajar, bukan membimbing hanya karena seorang dosen memang bertugas untuk membimbing mahasiswa. Dan juga bukan dengan begitu saja memberikan nilai A tanpa memberikan nilai tambah apa-apa kepada mahasiswa bimbingan. Saya memang tidak gampang memberikan nilai A, sehingga mahasiswa mungkin berupaya menghindar dari saya sebagai pembimbing. Saya dengan senang hati membimbing hanya 1-2 orang mahasiswa dalam satu semester, asalkan mahasiswa yang saya bimbing mau belajar, sama seperti saya mengharuskan diri untuk terus belajar. Dan bila saya memberikan nilai A kepada mahasiswa yang saya bimbing, saya tahu bahwa mereka pasti bisa menunjukkan diri layak memperoleh nilai A, bukan memperoleh nilai A karena kemurahan hati dosen penguji skripsi.<br />
<br />
<br />
<b>Tautan Luar</b><br />
<ul>
<li><a href="http://www.cabi.org/isc/default.aspx?site=144&page=2441">CABI Invasive Species Compendium</a></li>
<li><a href="http://www.issg.org/database/welcome/">Global Invasive Species Database</a></li>
<li><a href="http://ictvonline.org/virusTaxonomy.asp?version=2012">ICTV</a></li>
<li><a href="http://www.bacterio.net/index.html">LPSN</a></li>
<li><a href="http://www.mycobank.org/Biolomics.aspx?Table=Mycobank&Page=200&ViewMode=Basic">MycoBank</a></li>
<li><a href="http://www.padil.gov.au/">PaDIL: Pest and Disease Image Library</a></li>
<li><a href="http://www.promusa.org/tiki-index.php?page=Pests+and+diseases+portal">Promusa</a></li>
<li><a href="http://www.speciesfungorum.org/Names/Names.asp">Species Fungorum</a></li>
</ul>
Silahkan klik tautan luar di atas untuk mencari informasi mengenai penyakit-penyakit lain pada tanaman pisang.<br />
<br />
<br />I Wayan Muditahttp://www.blogger.com/profile/01234801454480027730noreply@blogger.com6Kupang City, Kupang, East Nusa Tenggara, Indonesia-10.1833333 123.58333330000005-10.433367299999999 123.26060980000005 -9.9332993 123.90605680000004tag:blogger.com,1999:blog-1207472836791885369.post-47417986499175004272013-08-29T22:17:00.000+08:002013-08-30T19:11:14.221+08:00Analisis Data Spasial: Memperkenalkan SIG kepada Dosen dan Mahasiswa Perlindungan Tanaman<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
Selama ini, mahasiswa fakultas pertanian, khususnya Fakultas Pertanian Undana, mengenal hanya data atribut. Data kejadian dan keparahan kerusakan tanaman oleh OPT golongan hama, data kejadian dan keparahan penyakit, data padat populasi OPT golongan hama, data kerapatan (padat populasi) gulma; semuanya merupakan data atribut. Mengapa data atribut? Karena semua data tersebut tidak mempunyai lokasi geografik. Kita tahu ada hama, ada penyakit, ada gulma; tetapi kita tidak tahu penyakit, hama, dan gulma tersebut ada di mana. Ke mana kita harus mencarinya? Mungkin jawabannya adalah di desa A, tetapi di bagian mana wilayah desa A? Di mana pula harus dilakukan pengendalian? Jawabannya juga sama, tidak tahu. Dengan data atribut, kita merasa mengetahui apa yang sesungguhnya kita tidak bisa temukan keberadaannya. Kita mengetahui sesuatu yang berada di awang-awang.<br />
<br />
Bagaimana kita 'mendefinisikan' data di fakultas pertanian, sekali lagi khususnya di Faperta Undana, bergantung pada apa yang kita warisi. Maksud saya, kita yang menjadi dosen mewarisi definisi data dari para dosen yang mengajar kita dahulu. Dan kita pun mewariskan apa yang kita warisi dari dosen yang mengajar kita dahulu kembali kepada mahasiswa yang kita ajar sekarang. Begitulah, kita mendewa-dewakan data atribut karena kita diajar untuk begitu dan kemudian mengajar mahasiswa juga menjadi seperti itu. Kita tidak sadar bahwa zaman telah berubah, dan dengan perubahan zaman, kebutuhan akan data juga berubah. Dan seiring dengan perubahan kebutuhan akan data tersebut, seharusnya kita juga berani 'mendefinisikan ulang' data yang kita butuhkan. Kita pun harus 'mendefinisikan ulang' cara kita mengumpulkan, menampilkan, dan menganalisis data.<br />
<br />
Tapi melakukan perubahan tidaklah semudah mengatakan ingin berubah. Begitulah maka kita berpegang teguh pada tradisi mengumpulkan sebanyak-banyaknya data atribut. Menyerahkan analisis data atribut kepada analisis statistika dan bila hasil analisis menunjukkan signifikansi maka selesailah sudah. Statistika yang seharusnya menjadi alat telah kita jadikan tujuan. Padahal, apa artinya sesuatu yang signifikan bila kita tidak mengetahui lokasi keberadaannya? Bukankah sesuatu yang signifikan di satu lokasi bisa saja menjadi tidak signifikan di lokasi lain? Andaikan saja lahan tempat pertanian berpijak sehomogen yang dipersyaratkan oleh berbagai teknik analisis statistika, barangkali signifikansi akan lebih bermakna. Begitupun, sepanjang pertanian berurusan dengan permukaan bumi maka seharusnya kita mampu membumikan data. Seharusnya kita tidak hanya berputar-putar terus dari data atribut ke data atribut lain, melainkan mulai memberikan perhatian terhadap di mana data atribut itu membumi.<br />
<br />
Saya tidak mengatakan data atribut tidak penting. Tetapi yang ingin saya sampaikan adalah alangkah baiknya bila data atribut kita berikan aspek spasial; kita berikan kepada data atribut tersebut pijakan di pemukaan bumi. Untuk itu maka sudah sejak beberapa tahun terakhir saya mempunyai mimpi bahwa di fakultas pertanian, selain diajarkan teknik pengumpulan, penyajian, dan analisis data atribut, juga diajarkan teknik pengumpulan, penyajian, dan analisis data spasial. Mengapa? Dahulu, alat penerima SPG (Sistem Pemosisi Global) yang diperlukan untuk mengumpulkan data spasial harganya mahal, kini tidak lagi. Dahulu, program aplikasi untuk menyajikan dan menganalisis data spasial, yang lazim dikenal sebagai SIG (Sistem Informasi Geografik), merupakan program berbayar yang harganya mahal, memerlukan komputer dengan spesifikasi tinggi, dan rumit untuk dipelajari, kini tersedia banyak program aplikasi akses terbuka (gratis) berarsitektur modular sehingga tidak memerlukan komputer canggih dan relatif mudah untuk dipelajari. Dahulu, data spasial jenis raster berupa citra satelit harganya mahal, kini data citra satelit semacam itu juga bisa diperoleh gratis.<br />
<br />
Alat penerima SPG diperlukan untuk mengumpulkan data spasial keberadaan tanaman rusak dan keberadaan OPT golongan hama, patogen, dan gulma yang menimbulkan kerusakan. Data spasial tersebut dapat berupa titik, garis, atau area (poligon) berkoordinat geografis. Titik, garis, atau area tersebut dapat ditumpangtindihkan dengan data spasial dasar yang sudah ada, misalnya sungai, gunung, batas wilayah, jalan, dan sebagainya, sehingga, dengan begitu, keberadaan tanaman rusak dan keberadaan OPT golongan hama, patogen, dan gulma yang menimbulkan kerusakan dapat disandingkan dengan berbagai fitur geografis untuk menunjukkan lokasi dengan lebih jelas. Kemudian, dengan menggunakan program aplikasi SIG, dapat dilakukan analisis keruangan, mulai dari yang paling sederhana sekedar untuk menampilkan letak tanaman dengan kategori kerusakan tertentu sampai pada analisis komplek untuk menentukan arah pemencaran OPT (analisis trayektori). Bayangkan Anda sedang meneliti belalang kembara, jenis OPT yang memencar dengan cepat dan dalam wilayah yang luas. Dengan menggunakan analisis trayektori, Anda dapat memprakirakan ke mana gerombolan belalang kembara akan memencar berdasarkan atas pola pemencaran yang telah dipetakan. Dengan begitu maka dapat ditentukan di mana petani perlu disiapkan untuk mengambil langkah-langkah mitigasi yang diperlukan.<br />
<br />
Apa yang diperlukan untuk bisa melakukan analisis spasial? Tentu saja, pertama-tama dibutuhkan alat penerima SPG. Selain alat penerima SPG berdiri sendiri yang harganya kini tidak lagi mahal, kini bahkan tersedia alat penerima SPG yang diintegrasikan dengan perangkat telepon seluler atau dengan kamera digital. Menggunakan alat penerima SPG juga tidak sulit, bahkan kini tersedia <a href="http://www.mediafire.com/download/cmilmnj0e3n/GPS+secara+singkat.pdf">buka panduan berbahasa Indonesia dalam format buku elektronik</a> yang dapat diunduh gratis. Untuk menggunakan alat penerima SPG jenis tertentu, saya menyediakan panduan <a href="http://sumberdayaskripsi.blogspot.com/2012/10/memetakan-lokasi-penelitian-dengan_17.html">bagian 1</a>, <a href="http://sumberdayaskripsi.blogspot.com/2012/10/mengenali-dan-menggunakan-alat-penerima.html">bagian 2</a>, dan bagian3. Selain itu, berbagai situs atau blog menyediakan berbagai sumberdaya yang berkaitan dengan penggunaan alat penerima SIG. Bagi Anda yang benar-benar masih sangat pemula, silahkan kunjungi situs <a href="http://www.colorado.edu/geography/gcraft/notes/gps/gps_f.html">GPS Selayang Pandang</a> di Universitas Colorado. Pada dasarnya, alamat penerima SPG berguna untuk menentukan lokasi di permukaan bumi berdasarkan sistem koordinat dan datum geodetik tertentu. Lokasi di permukaan bumi tersebut merupakan data spasial atau data ruang yang mempunyai atribut tertentu, misalnya koordinat geografik pohon kakao yang mempunyai atribut tingkat kerusakan buah oleh penggerek buah kakao sebesar 15%.<br />
<br />
Kedua, dibutuhkan program aplikasi SIG untuk menyajikan dan menganalisis data spasial dan atributnya. Untuk mencatat dan menyajikan data atribut dapat digunakan program aplikasi tabel lajur, misalnya Excel. Dengan menggunakan Excel, Anda dapat menyajikan data dalam bentuk tabel dan grafik (<i>chart</i>). Untuk menganalisis data atribut, Anda dapat menggunakan banyak program aplikasi statistika, mulai dari yang gratis seperti R sampai yang berbayar seperti SPSS dan SAS. Untuk mencatat, menyajikan, dan menganalisis data spasial dan atributnya sekaligus, Anda memerlukan program aplikasi SIG. Seperti halnya program aplikasi analisis statistika, dahulu tersedia hanya program aplikasi SIG berbayar dengan harga mahal. Kini tidak lagi, tersedia <a href="http://freegis.org/database/?cat=0">daftar panjang program aplikasi SIG gratis</a>, yang dioperasikan dengan menggunakan komputer (<a href="http://freegis.org/database/?cat=4"><span class="0">Desktop GIS</span></a>), online (<a href="http://freegis.org/database/?cat=9"><span class="0">Web GIS</span></a>), maupun perangkat telepon seluler (<a href="http://freegis.org/database/?cat=59"><span class="0">Mobile GIS</span></a>). Bila Anda adalah pemula, sebaiknya mulai dengan mempelajari program aplikasi sederhana semacam <a href="http://www.openjump.org/">OpenJump</a> dan kemudian lanjutkan dengan program aplikasi yang lebih kompleks, misalnya <a href="http://www.qgis.org/">Quantum GIS</a>. <a href="http://en.wikipedia.org/wiki/Category:Free_GIS_software">Program SIG gratis</a> merupakan bagian dari <a href="http://en.wikipedia.org/wiki/List_of_free_and_open_source_software_packages">daftar panjang program gratis</a> yang juga disebut FOSS (<a href="http://en.wikipedia.org/wiki/FLOSS">Free and Open Source Software</a>) atau FLOSS (<a href="http://en.flossmanuals.net/">Free Libre Open Source Software</a>) yang juga disediakan untuk dapat diunduh sebagai LiveDVD (misalnya <a href="http://www.theopendisc.com/">OpenDisc</a>, <a href="http://en.wikipedia.org/wiki/GIS_Live_DVD">GIS LiveDVD</a>).<br />
<a href="http://freegis.org/database/?cat=9"><span class="0"></span></a><br />
Ketiga, bila tersedia citra satelit akan lebih baik. Anda mungkin sudah biasa menggunakan program aplikasi Google Earth dan Google Maps, keduanya merupakan program aplikasi berbasis citra satelit. Google Earth merupakan program aplikasi yang terpasang di komputer, sedangkan Google Maps merupakan program aplikasi online. Kedua program aplikasi ini sangat bagus untuk menampilkan data spasial, tetapi tidak mempunyai kemampuan untuk melakukan analisis. Untuk melakukan analisis data spasial, Anda memerlukan program aplikasi SIG dan untuk melakukan analisis data spasial berbasis citra satelit, Anda tidak bisa menggunakan sembarang program aplikasi SIG, melainkan hanya program aplikasi SIG yang mempunyai kemampuan tersebut. Di antara berbagai program aplikasi SIG gratis, yang mempunyai kemampuan menampilkan dan sekaligus menganalisis data citra adalah <a href="http://www.saga-gis.org/en/index.html">SAGA</a>. Citra satelit dahulu hanya dapat diperoleh dengan membeli, dengan harga mahal pula. Kini dapat diunduh gratis. Silahkan kunjungi <a href="http://earthexplorer.usgs.gov/">USGS Earth Explorer</a>, <a href="https://lpdaac.usgs.gov/">USGS LP-DAAC</a>, <a href="http://eros.usgs.gov/#/Find_Data/Products_and_Data_Available/Elevation_Products">USGS EROS Center</a>, <a href="http://srtm.csi.cgiar.org/">CGIAR-CSI</a>, dan <a href="http://www.pancroma.com/">PANCROMA</a>.<br />
<br />
Untuk lebih memahami data spasial dengan lebih baik, ada baiknya Anda juga mempelajari apa itu <a href="http://www.colorado.edu/geography/gcraft/notes/gps/gps_f.html">datum geodetik</a>, <a href="http://www.colorado.edu/geography/gcraft/notes/gps/gps_f.html">sistem koordinat</a>, dan <a href="http://www.colorado.edu/geography/gcraft/notes/gps/gps_f.html">proyeksi peta</a>. Datum geodetik atau georeferensi adalah parameter sebagai acuan untuk mendefinisikan geometri elipsoid bumi, misalnya WGS 1984 atau World Geodetic System 1984. Sistem koordinat, atau lebih tepatnya sistem koordinat geografik, merupakan cara menyatakan setiap lokasi di permukaan bumi, misalnya koordinat lintang dan bujur serta koordinat <a class="mw-redirect" href="http://en.wikipedia.org/wiki/Universal_Transverse_Mercator" title="Universal Transverse Mercator">Universal Transverse Mercator</a> dan <a class="mw-redirect" href="http://en.wikipedia.org/wiki/Universal_Polar_Stereographic" title="Universal Polar Stereographic">Universal Polar Stereographic</a>. Proyeksi peta merupakan cara penggambaran permukaan bumi ke permukaan bidang datar. Ada benyak sistem proyeksi peta, misalnya sistem proyeksi dalam <a href="http://en.wikipedia.org/wiki/List_of_map_projections#Cylindrical">kategori proyeksi silindris</a>, <a href="http://en.wikipedia.org/wiki/List_of_map_projections#azimuthal">kategori proyeksi pseudosilindris</a>, dan <a href="http://en.wikipedia.org/wiki/List_of_map_projections#azimuthal">kategori proyeksi azimutal</a>. Semua ini perlu dipahami karena bentuk bumi yang sebenarnya tidak benar-benar elipsoidal dan permukaannya tidak benar-benar rata dipetakan pada permukaan datar dan rata.<br />
<br />
Selama satu terakhir ini, sebagai anggota tim penelitian dampak
penambangan mangan di Timor Barat, saya telah membantu menyusun dan menerjemahkan
buku panduan SIG yang disusun oleh Mr. Rohan Fisher, pakar SIG dari
Charles Darwin University. Buku panduan tersebut disusun khusus untuk
pemetaan dan analisis geografik lokasi penambangan mangan dan dampak
yang ditimbulkannya, termasuk dampak terhadap sektor pertanian, dengan
orientasi praktis penggunaan OpenJump, Google Earth, dan SAGA. Dengan
sedikit penyesuaian, buku panduan tersebut dapat Anda gunakan sebagai
panduan penggunaan SIG untuk menampilkan dan menganalisis data spasial
perlindungan tanaman. Silahkan Anda mengunduh buku panduan tersebut
berikut data spasial dasar yang digunakan dalam menggunakan buku panduan untuk mempelajari SIG.<br />
<br />
Mungkin Anda merasa belum perlu belajar SIG, tidak apa-apa. Tapi coba bayangkan, apa yang bisa dilakukan bila Anda menguasai SIG. Bila Anda adalah seorang dosen minat perlindungan tanaman, bayangkan suatu saat minat perlindungan tanaman menjadi jurusan dan sebagai ketua jurusan Anda ingin mengembangkan program pemantauan OPT, katakanlah misalnya pemantauan OPT tanaman jagung, secara participatory. Atau bila adalah seorang mahasiswa, bayangkan suatu saat Anda menjadi seorang kepala dinas pertanian dan ingin membuat program pemantauan yang sama. Mungkin Anda pernah mendengar atau bila belum, silahkan kunjungi layanan <a href="http://www.frontlinesms.com/">FontlineSMS</a>. Kemudian mungkin Anda juga sudah pernah mendengar atau bila belum, silahkan kunjungi layanan lain yang bernama <a href="http://www.qgis.org/">Ushahidi</a>. Dengan menggunakan kedua layanan tersebut, yang tersedia gratis, Anda dapat membangun program pemantauan OPT jagung geospasial secara participatory dengan memanfaatkan aplikasi <a href="http://ushahidi.com/products/ushahidi-platform">Ushahidi 2.7 Bamako</a> berbasis server atau aplikasi online <a href="http://crowdmap.com/">Crowdmap</a>. Tetapi bila Anda hanya ingin menjadi pejabat, atau seorang dosen yang sekedar ingin menjadi guru besar untuk mendapat tunjangan kehormatan besar, maaf saya telah mengganggu waktu luang Anda dan mohon lupakan saja tulisan saya ini.<br />
<a class="mw-redirect" href="http://en.wikipedia.org/wiki/Universal_Transverse_Mercator" title="Universal Transverse Mercator"> </a><a class="mw-redirect" href="http://en.wikipedia.org/wiki/Universal_Transverse_Mercator" title="Universal Transverse Mercator"> </a><br />
<a href="http://en.wikipedia.org/wiki/Map_projection#cite_note-Snyder1453-1"></a><a class="mw-redirect" href="http://en.wikipedia.org/wiki/Universal_Polar_Stereographic" title="Universal Polar Stereographic"></a><a class="mw-redirect" href="http://en.wikipedia.org/wiki/Universal_Polar_Stereographic" title="Universal Polar Stereographic"></a><a class="mw-redirect" href="http://en.wikipedia.org/wiki/Universal_Polar_Stereographic" title="Universal Polar Stereographic"></a></div>
I Wayan Muditahttp://www.blogger.com/profile/08972360557438959352noreply@blogger.com2Kupang City, Kupang, East Nusa Tenggara, Indonesia-10.1833333 123.58333330000005-10.433367299999999 123.26060980000005 -9.9332993 123.90605680000004tag:blogger.com,1999:blog-1207472836791885369.post-20128873741453218522013-06-17T19:39:00.000+08:002013-08-13T15:10:48.719+08:00Gulma: OPT Penting Pertanian Lahan Kering yang Dilupakan dalam Penelitian Skripsi Mahasiswa<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://farm8.staticflickr.com/7156/6717025199_110ddcdb45.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="160" src="http://farm8.staticflickr.com/7156/6717025199_110ddcdb45.jpg" width="200" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Anak-anak meneliti gulma</td></tr>
</tbody></table>
Gulma merupakan organisme pengganggu tumbuhan yang sangat penting dalam pertanian lahan kering. Meskipun demikian, hampir tidak ada mahasiswa Fakultas Pertanian Undana yang meneliti gulma untuk menyusun skripsi. Saya tidak mengerti mengapa hal ini terjadi, sama tidak mengertinya mengapa tidak ada mahasiswa yang meneliti perladangan tebas bakar. Saya sangat ingin membimbing mahasiswa meneliti gulma, tetapi karena selama ini saya hanya boleh membimbing mahasiswa PS Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan (IHPT) maka saya tidak bisa melakukannya. Kini PS IHPT sudah berubah menjadi Minat Perlindungan Tanaman dengan ruang lingkup yang juga mencakup gulma. Oleh karena itu, saya sangat berharap ada mahasiswa yang berminat meneliti gulma, khususnya dalam kaitan dengan perladangan tebas bakar, sebagai bahan penyusunan skripsi.<br />
<br />
Tiga jenis gulma mempunyai kaitan yang sangat erat dengan pertanian lahan kering di NTT, yaitu alang-alang (<i>Imperata cylindrica</i>), tembelekan (<i>Lantana camara</i>), dan kirinyu (<i>Chromolaena odorata</i>). Dalam sejarahnya, ketiga jenis gulma ini menginvasi lahan kering di NTT secara berurutan, pertama kali alang-alang, disusul oleh tembelekan, dan akhirnya kirinyu. Dalam proses invasi tersebut, saya menduga gulma yang menginvasi kemudian menggeser dominansi gulma yang telah ada sebelumnya: tembelekan menggeser alang-alang dan kemudian kirinyu menggeser tembelekan. Dugaan ini saya dasarkan dari membaca buku <i>The Timor Problem</i> oleh Ormeling dan <i>The Ecology of Nusa Tenggara and Maluku</i> oleh Monk, de Fretes, dan Reksodihardjo-Lilley. Saya juga menduga, dalam pergeseran oleh kirinyu terhadap tembelekan, ikut berperan musuh alami tembelekan. Dugaan ini saya dasarkan atas korespondensi dengan Prof. James Fox, dari ANU, yang menyatakan bahwa pada jaman pemerintahan kolonial Belanda pernah dilakukan pelepasan musuh alami untuk mengendalikan tembelekan. Tentu saja dugaan saya ini masih harus dibuktikan. Saya mengundang mahasiswa Minat Perlindungan Tanaman untuk membuktikan dugaan ini melalui penelitian skripsi.<br />
<br />
Bagaimana caranya? Pertama-tama tentu saja Anda perlu mengenal ketiga jenis gulma penting tersebut. Ketiganya merupakan gulma kategori spesies inasif global sehingga informasinya mudah diperoleh. Untuk itu, silahkan mengunjungi situs berikut:<br />
<br />
<ul>
<li><i>Imperata cylindrica</i>: nama ilmiah, sinonim dan klasifikasi di <a href="http://data.gbif.org/species/5289712/">GBIF Data Portal</a>, <a href="http://www.itis.gov/servlet/SingleRpt/SingleRpt?search_topic=TSN&search_value=783590">ITIS</a>, dan <a href="http://www.theplantlist.org/tpl/record/kew-420125">The Plant List</a>, deskripsi dan foto dari <a href="http://keys.lucidcentral.org/keys/v3/eafrinet/weeds/key/weeds/Media/Html/Imperata_cylindrica_%28Cogon_Grass%29.htm#Description">BioNET-EAFRINET</a>, dan dari <a href="http://www.issg.org/database/species/ecology.asp?si=16&fr=1&sts=sss&lang=EN">Global Invasive Species Database</a>, informasi tambahan dari <a href="http://www.invasivespeciesinfo.gov/plants/cogongrass.shtml">USDA National Invasive Species Information Center</a>,</li>
<li><i>Lantana camara</i>: nama ilmiah, sinonim dan klasifikasi di <a href="http://data.gbif.org/species/2925303/">GBIF Data Portal</a>, <a href="http://www.itis.gov/servlet/SingleRpt/SingleRpt?search_topic=TSN&search_value=32175">ITIS</a>, dan <a href="http://www.theplantlist.org/tpl/record/kew-107934">The Plant List</a>, deskripsi dan foto dari <a href="http://www.weeds.org.au/cgi-bin/weedident.cgi?tpl=plant.tpl&ibra=all&card=S03">Weed Australia</a>, dari <a href="http://keys.lucidcentral.org/keys/v3/eafrinet/weeds/key/weeds/Media/Html/Lantana_camara_%28Lantana%29.htm#Description">BioNET-EAFRINET</a>, dan dari <a href="http://www.issg.org/database/species/ecology.asp?si=56&fr=1&sts=sss&lang=EN">Global Invasive Species Database</a>, </li>
<li><i>Chromolaena odorata</i>: nama ilmiah, sinonim dan klasifikasi di <a href="http://data.gbif.org/species/3087725/">GBIF Data Portal</a>, <a href="http://www.itis.gov/servlet/SingleRpt/SingleRpt?search_topic=TSN&search_value=37034">ITIS</a>, dan <a href="http://www.theplantlist.org/tpl/record/gcc-24352">The Plant List</a>, deskripsi dan foto dari <a href="http://www.weeds.org.au/cgi-bin/weedident.cgi?tpl=plant.tpl&ibra=all&card=S20">Weed Australia</a>, dari <a href="http://keys.lucidcentral.org/keys/v3/eafrinet/weeds/key/weeds/Media/Html/Chromolaena_odorata_%28Chromolaena%29.htm#Description">BioNET-EAFRIBET</a>, dan dari G<a href="http://www.issg.org/database/species/ecology.asp?si=47&fr=1&sts=sss&lang=EN">lobal Invasive Species Database</a>,</li>
</ul>
Dengan menggunakan referensi tersebut, pastikan bahwa Anda bisa mengenali setiap jenis gulma dengan benar.<br />
<br />
Selanjutnya, Anda perlu memilih topik yang akan diteliti. Biasanya, mahasiswa mengalami kesulitan pada bagian ini. Oleh karena itu, saya akan membantu dengan memberikan sejumlah topik untuk dipilih:<br />
<br />
<ul>
<li>Tanggapan setiap jenis gulma terhadap lingkungan ekstrim kekeringan, kebakaran, dan hujan; dengan mengamati pertumbuhan setiap jenis gulma pada musim kemarau (Juni-November), setelah dilakukan pembakaran oleh petani (November-Januari), dan selama musim hujan (Januari-Mei). Pengamatan dilakukan langsung di lahan petani dengan cara mengukur tinggi dan menimbang bobot kering. Pengamatan dapat dikaitkan dengan keberadaan musuh alami tembelekan dan kirinyu.</li>
<li>Persaingan antar berbagai jenis gulma dan antara gulma dengan tanaman; dengan melakukan penelitian eksperimental pada lahan petani untuk menanam tanaman (misalnya jagung) bersama dengan satu atau beberapa macam gulma</li>
<li>Inventarisasi musuh alami tembelekan dan perkembangan populasi musuh alami kirinyu, yaitu lalat puru <i>Cecidochares connexa</i>; dengan melakukan pengamatan terhadap serangga dan patogen yang terdapat pada tembelekan dan mengamati perkembangan lalat puru sepanjang musim kemarau (Mei-November) dan musim hujan (Desember-April).</li>
</ul>
<br />
Di antara topik-topik tersebut di atas, topik yang mendesak adalah inventraisasi musuh alami <i>Lantana camara </i>dan persaingan antara <i>Lantana camara</i> dan <i>Cromolaena odorata</i>. Inventarisasi musuh alami dapat dilakukan dengan mengambil sampel daun, pucuk, dan buah <i>Lantana camara</i> untuk diperiksa di laboratorium. Penelitian mengenai persaingan antara <i>Lantana camara</i> dan <i>Chromolaena odorata</i> dapat dilakukan secara experimental. Persaingan dapat terjadi dalam memperoleh ruang, cahaya, air, dan unsur hara atau dalam hal produksi senyawa alelopati. Dalam kaitan ini, penelitian mengenai persaingan dapat dilakukan dalam konteks persaingan biasa dan dalam konteks alelopati. Persaingan biasa dapat diteliti dengan menanam kedua jenis gulma secara 'tumpangsari' dengan padat populasi masing-masing sebagai perlakuan. Persaingan alelopati dapat diteliti dengan menanam salah satu jenis gulma dan kemudian disiram dengan ekstrak daun atau organ lain dari gulma lainnya. Tanaman dapat dimasukkan sebagai faktor tambahan dalam persaingan tersebut, misalnya jagung.<br />
<br />
Bila Anda tertarik untuk meneliti gulma, silahkan menghubungi saya melalui <a href="http://sumberdayaskripsi.blogspot.com/p/hubungi-saya.html">Hubungi Saya</a>. Saya menyediakan pustaka yang diperlukan untuk Anda akses secara online dan memberikan kesempatan untuk melakukan konsultasi secara online. Mari jangan biarkan gulma dan perladangan tebas bakar terabaikan. Sebab, sebagaimana dikatakan oleh mantan gubernur NTT Ben Mboi dalam pengantar buku <a href="https://www.box.com/s/8jxoz4xgwwvoz56wrrnz">Revisitasi Lahan Kering</a> (oleh Prof. Fred L. Benu dan I W. Mudita, <i>in press</i>), bila Undana benar-benar ingin menjadi universitas yang diperhitungkan, tidak perlu memampang nama dalam bahasa Inggris, tidak perlu mengusung semboyan global oriented university, melainkan cukup fokus pada penelitian mengenai pertanian lahan kering. Meneliti gulma dan perladangan tebas bakar akan menjadikan Undana unik bukan hanya di Indonesia, tetapi juga di seluruh dunia. Tentunya Anda ingin berbuat sesuatu untuk membangun Undana. Bila Anda menjawab YA, maka jangan ragu, silahkan klik <a href="http://sumberdayaskripsi.blogspot.com/p/hubungi-saya.html">Hubungi Saya</a> dan sampaikan bahwa Anda ingin berpartisipasi. Atau silahkan TULIS KOMENTAR pada kotak di bawah ini untuk menyatakan Anda ingin berpartisipasi.
<embed allowfullscreen="true" allowscriptaccess="always" height="200" src="https://www.box.com/embed/jmxv4c1227u718v.swf" type="application/x-shockwave-flash" width="470" wmode="opaque"></embed></div>
I Wayan Muditahttp://www.blogger.com/profile/01234801454480027730noreply@blogger.com0Kupang, Kupang City, East Nusa Tenggara, Indonesia-10.1833333 123.58333330000005-10.433367299999999 123.26060980000005 -9.9332993 123.90605680000004tag:blogger.com,1999:blog-1207472836791885369.post-50680385986970856352013-02-15T15:18:00.000+08:002013-02-15T15:20:04.783+08:00Merancang Penelitian Eksperimental: Rancangan Perlakuan, Rancangan Lingkungan, dan Rancangan Pengamatan<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
Menanggapi tulisan mengenai uji lanjut dalam blog ini, sejumlah mahasiswa menanyakan bagaimana menentukan uji lanjut setelah dilakukan analisis ragam. Sebenarnya, hal ini sudah saya jelaskan berkali-kali dalam tulisan saya sebelumnya, tetapi rupanya masih banyak mahasiswa yang belum bisa memahaminya. Hal ini bisa dilihat, misalnya, dari mahasiswa yang menanyakan jenis uji lanjut hanya dengan menyampaikan rancangan lingkungan yang digunakan dalam melaksanakan percobaan, tanpa menjelaskan karakteristik perlakuan yang dicobakan. Padahal, uji lanjut tidak ditentukan oleh rancangan lingkungan (rancangan percobaan), melainkan oleh karakteristik dari perlakuan yang dicobakan (rancangan perlakuan). Untuk menghindari salah penafsiran lebih lanjut, saya perlu menjelaskan secara singkat, bahwa dalam melaksanakan penelitian eksperimental (percobaan), perlu diperhatikan yang namanya rancangan perlakuan, rancangan lingkungan, dan rancangan pengamatan.<br />
<a name='more'></a><br />
Rancangan perlakuan berkaitan dengan apa yang akan dicobakan dalam suatu percobaan dan bagaimana yang akan dicobakan tersebut diatur penerapannya. Misalnya, dalam uji ketahanan varietas yang dicobakan dapat hanya varietas tanaman, dapat juga varietas dan umur tanaman. Bila yang dicobakan adalah hanya varietas maka rancangan perlakuan yang digunakan adalah perlakuan sederhana dengan jenis varietas sebagai taraf perlakuan. Bila yang dicobakan adalah varietas dan umur tanaman maka rancangan perlakuan yang digunakan adalah perlakuan faktorial dengan jenis varietas dan umur tanaman sebagai faktor, masing-masing terdiri atas jenis varietas dan waktu pengamatan sebagai taraf perlakuan. Rancangan perlakuan dapat berupa perlakuan sederhana (satu faktor) atau perlakuan faktorial (dua faktor atau lebih) yang dicobakan dalam satu percobaan dengan menggunakan rancangan lingkungan tertentu.<br />
<br />
Rancangan lingkungan berkaitan dengan mengatasi permasalahan pengaruh faktor lingkungan terhadap percobaan. Dalam mencobakan suatu perlakuan, katakan saja dosis insektisida, kita tidak ingin ada pengaruh lain selain dosis insektisida itu sendiri. Kita tidak ingin ada pengaruh faktor lingkungan ikut-ikutan menyusup sehingga dengan demikian hasil percobaan benar-benar merupakan hasil pengaruh dosis insektisida. Pengaruh faktor lingkungan terhadap percobaan bisa bermacam-macam, tetapi pertama-tama yang perlu dihindarkan adalah pengaruh yang berkaitan dengan tempat percobaan. Untuk maksud tersebut maka percobaan perlu dilaksanakan dengan menggunakan rancangan tertentu: acak lengkap bila keadaan lokasi percobaan seragam ke segala arah, acak kelompok bila keadaan lokasi percobaan bergradasi ke satu arah, dan bujursangkar latin bila lokasi percobaan bergradasi ke dua arah secara tegak lurus. Rancangan lingkungan sering disebut rancangan percobaan, padahal sebenarnya kurang tepat, sebab perancangan percobaan melibatkan perancangan perlakuan, perancangan lingkungan, dan perancangan pengamatan.<br />
<br />
Perancangan lingkungan sebenarnya berkaitan bukan hanya dengan keadaan lokasi percobaan, melainkan juga berkaitan dengan obyek percobaan. Hal ini penting untuk diperhatikan sebab obyek percobaan dalam penelitian bidang hama dan penyakit berbeda dengan obyek percobaan dalam penelitian bidang agronomi, ilmu tanah, atau teknologi pangan. Yang menjadi obyek percobaan dalam penelitian bidang hama dan penyakit adalah hama dan patogen yang mudah bergerak, berbeda dengan obyek percobaan dalam penelitian bidang agronomi yang berupa tanaman yang diam di tempat. Dalam percobaan bidang hama dan penyakit memang dilibatkan tanaman, tetapi dalam hal ini tanaman berperan sebagai media tempat hama dan penyakit hidup, sebagaimana halnya tanaman tempat tanaman tumbuh dalam penelitian bidang agronomi. Obyek percobaan merupakan faktor lingkungan internal yang dalam perancangan percobaan dipersyaratkan harus seragam. Tanaman dapat dibuat seragam dengan menanam benih varietas tanaman yang sama dengan gaya kecambah yang sama dan pada waktu yang sama. Lalu bagaimana cara membuat hama dan patogen yang menginfestasi tanaman bisa seragam?<br />
<br />
Membuat infestasi hama dan patogen dapat bersifat seragam sangat tidak mungkin, tetapi yang dapat dilakukan adalah memperbesar ukuran petak, mengatur bentuk petak, dan memperlebar jarak antar petak. Oleh karena itu, perancangan lingkungan dalam suatu percobaan juga berkaitan dengan penentuan ukuran petak, bentuk petak, dan jarak antar petak. Tidak ada ukuran petak yang baku untuk berbagai keadaan, tetapi percobaan yang melibatkan jenis-jenis hama yang bergerak cepat dan jauh, misalnya walang sangit pada padi, memerlukan ukuran petak yang lebih besar daripada percobaan yang melibatkan jenis-jenis hama yang bergerak lambat dan dekat, misalnya ulat tritip pada kubis. Demikian juga dengan bentuk petak, tetapi petak yang mendekati bentuk bujur sangkar akan memberikan pengaruh tepi (<i>border effect</i>) yang lebih kecil daripada petak bernemtuk persegi panjang. Jarak antar petak memberikan pengaruh lingkungan yang sangat penting dalam percobaan bidang hama dan penyakit karena sifat hama dan penyakit yang mudah bergerak dan berpindah. Untuk meminimalkan pengaruh pergerakan dan perpindahan ini maka jarak antar petak perlu dibuat jauh atau sedapat mungkin diberi penyekat sebagai batas. Sebagai penyekat dapat digunakan lembaran plastik atau tanaman lain yang bukan merupakan inang dari hama atau patogen obyek penelitian.<br />
<br />
Rancangan pengamatan berkaitan dengan apa yang akan diamati, bagaimana mengamatinya, kapan diamati, alat apa yang digunakan untuk mengamati, dan apa satuan hasil pengamatan. Pertama-tama perlu ditentukan apa yang diamati dan kapan akan dilakukan pengamatan. Segala sesuatu yang diamati dalam percobaan disebut peubah (variabel) penelitian karena nilainya berubah (bervariasi) sebagai akibat dari perlakuan yang diberikan. Tetapi dalam buku-buku metodologi penelitian dan oleh sejumlah dosen, sesuatu yang diamati dalam percobaan ini disebut secara kurang tepat sebagai parameter. Peubah percobaan yang penting dalam penelitian bidang hama dan penyakit adalah gejala kerusakan oleh hama, gejala dan tanda penyakit, intensitas kerusakan oleh hama, dan intensitas penyakit. Gejala kerusakan oleh hama dan gejala dan tanda penyakit merupakan peubah kualitatif yang dimatai secara visual untuk membuat deskripsi gejala secara rinci, sedapat mungkin disertai dengan foto. Intensitas kerusakan oleh hama dan intensitas penyakit merupakan peubah kuantitatif yang dapat ditentukan sebagai kejadian (<i>insidence</i>) atau keparahan (<i>severity</i>). Kejadian diamati dengan menghitung jumlah individu satuan pengamatan yang menunjukkan gejala, sedangkan keparahan diamati dengan mengukur luas permukaan satuan pengamatan yang menunjukkan gejala. Sedapat mungkin, hindarkan menggunakan skor untuk mengukur intensitas kerusakan oleh hama maupun intensitas penyakit, karena data skor merupakan data ordinal yang tidak dapat memenuhi asumsi analisis ragam.<br />
<br />
Pengamatan dalam percobaan bisang hama dan penyakit tumbuhan biasanya dilakukan bukan hanya sekali, melainkan beberapa kali selama satu musim tanam atau selama kurun waktu tertentu. Hal ini perlu dilakukan karena hama dan penyakit berkembang seiring dengan waktu. Dalam hal pengamatan dilakukan secara berulang maka data dari setiap kali pengamatan perlu digabungkan dengan data dari pengamatan sebelum dan berikutnya sehingga diperoleh satu peubah gabungan untuk menggambarkan perubahan yang terjadi. Pada penelitian bidang hama dan penyakit tumbuhan, data hasil pengamatan berulang digabungkan dengan cara menghitung luas daerah di bawah kurva yang biasa disingkat LDBK. Data dari berbagai peubah yang diamati secara berulang dapat digabungkan menjadi LDBK, misalnya LDBK kerusakan oleh hama, LDBK kejadian penyakit, LDBK keparahan penyakit, dsb. Selain LDBK, dapat digunakan peubah turunan lain, misalnya laju perkembangan, tetapi cara perhitungannya lebih sulit.<br />
<br />
Dalam melakukan pengamatan, juga perlu diperhatikan alat yang akan digunakan dan satuan pengamatan. Padat populasi hama merupakan peubah yang penting dalam penelitian hama tumbuhan, yang diamati dengan menggunakan alat yang berbeda-beda bergantung pada karakteristik jenis hama yang diamati. Tetapi perlu diperhatikan bahwa satuan padat populasi hama adalah individu hama per satuan pengamatan, misalnya individu hama per rumpun tanaman. Dalam hal ini perlu diperhatikan bahwa organisme harus bulat, sebab kalau berupa pecahan maka angka pecahan menunjukkan organisme yang sudah mati. Misalnya, dalam 12,7 ekor larva tritip, larva yang hidup hanya 12 ekor, sedangkan yang 0,7 ekor sudah mati. Dalam hal ini, bila diperlukan, padat populasi sebaiknya dinyakatakan sebagai 127 ekor larva per 10 rumpun, daripada 12,7 larva per rumpun. Dalam hal pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan alat ukur, misalnya menggunakan penggaris dengan skala terkecil milimeter, maka hasil pengukuran sebaiknya hanya dicantumkan cukup satu angka di belakang koma bila dinyatakan dalam cm atau tanpa angka di belakang koma bila dinyatakan dalam mm. Misalnya, panjang daun 5,3 cm, tidak bisa dinyakan misalnya 5,36 cm, apalagi 5,362 cm, sebab dengan penggaris yang skala terkecilnya hanya sampai mm, tidak mungkin dilakukan pengukuran sampai ketelitian 0,1 apalagi 1,01 mm.<br />
<br />
Beberapa mahasiswa dan bahkan dosen berargumentasi bahwa angka di belakang koma diperlukan untuk menunjukkan ketelitian. Apakah memang begitu? Apakah menyatakan hasil pengukuran dengan penggaris yang satuan terkecilnya hanya mm sebagai dua atau tiga angka di belakang koma merupakan keterlitian atau justeru merupakan kecerobohan yang disembunyikan di belakang kedok angka di belakang koma? Kalau begitu maka tukang mas tidak perlu menggunakan timbangan analitik untuk menimbang mas, melainkan cukup menggunakan timbangan tepung atau bahkan timbangan sapi. Sebagai orang yang mempunyai gelar akademik, seharusnya kita tidak hanya bangga dengan gelar saja, tetapi juga perlu berpikir kritis. Dan bagi mahasiswa yang sedang berjuang memperoleh gelar akademik, sebaiknya perlu belajar bersikap kritis dari awal, sebab pada akhirnya gelar hanya diperlukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh pekerjaan. Yang menentukan menjadi apa Anda kemudian bukanlah gelar, melainkan kemampuan Anda berpikir krtitis dalam menyikapi keadaan.</div>
I Wayan Muditahttp://www.blogger.com/profile/08972360557438959352noreply@blogger.com0Kupang, Indonesia-10.17244 123.57790399999999-35.6944745 82.26930999999999 15.3495945 164.886498tag:blogger.com,1999:blog-1207472836791885369.post-65970499222466920382012-12-04T22:27:00.003+08:002012-12-04T22:28:04.229+08:00Selamat Jalan: Angelinus Warta Kusuma<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
Kemarin, saya menerima pesan email terakhir dari seorang mahasiswa bimbingan skripsi: Angelinus Warta Kusuma. Tadi pagi saya memperbaiki slide presentasi PowerPoint untuk seminar skripsinya dan langsung mengirimkannya kembali dengan beberapa saran perbaikan. Sebelumnya, saya sudah menyetujui skripsinya setelah dia melakukan beberapa kali perbaikan. Tadi sore, saya mendapat pesan singkat dari Ketua Minat Perlindungan Tanaman, "Pak Wayan, berita duka, Angelinus meninggal kecelakaan, sekarang di RS Bhayangkara". Kaki saya lemas seketika. Saya langsung menelpon kembali untuk mengkonfirmasi, lalu mendatangi rumah sakit. Dan memang benar, Angelinus Warta Kusuma sudah meninggal dunia.<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
Angelinus memang bukan mahasiswa yang hebat secara akademis. Saya harus membimbingnya benar-benar dari awal, mulai dari bagaimana membuat kalimat, meletakkan tanda baca dengan benar. Belum lagi bagaimmana melakukan analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Saya sering memarahi dia, tetapi semuanya saya lakukan supaya dia bisa menjadi sarjana yang bukan hanya membanggakan gelar akademik. Dan dia, meskipun saya marahi, selalu datang dengan tersenyum dan dengan kata-kata sederhana tetapi sulit diucapkan banyak orang, "Maaf Bapa, saya akan perbaiki". Dan dia memang memperbaiki, tetapi sebagaimana masiswa masa kini pada umumnya, dia memperbaiki sebatas yang sempat saya koreksi. Hal-hal yang terlewatkan, meskipun kesalahannya sama, tidak dia perbaiki. Ini yang membuat saya sering memarahi dia, tetapi dia selalu membalas dengan mengatakan, "Maaf Bapa, saya akan perbaiki". Dan saya sangat menghargai kegigihan usahanya itu, sampai skripsinya menjadi layak uji.<br />
<br />
<a href="http://www.scribd.com/doc/115452474/EVALUASI-PENGGUNAAN-BUBUR-KALIFORNIA-UNTUK-MENGENDALIKAN-PENYAKIT-DIPLODIA-PADA-TANAMAN-JERUK-KEPROK-SOE-DI-KABUPATEN-TIMOR-TENGAH-SELATAN-DAN-KABUPAT" style="-x-system-font: none; display: block; font-family: Helvetica,Arial,Sans-serif; font-size-adjust: none; font-size: 14px; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal; margin: 12px auto 6px auto; text-decoration: underline;" title="View Evaluasi Penggunaan Bubur Kalifornia untuk Mengendalikan Penyakit Diplodia pada Tanaman Jeruk Keprok Soe di Kabupaten Timor Tengah Selatan dan Kabupaten Timor Tengah Utara, Provinsi Nusa Tenggara Timur on Scribd">EVALUASI PENGGUNAAN BUBUR KALIFORNIA UNTUK MENGENDALIKAN PENYAKIT DIPLODIA PADA TANAMAN JERUK KEPROK SOE DI...</a><iframe class="scribd_iframe_embed" data-aspect-ratio="undefined" data-auto-height="false" frameborder="0" height="600" id="doc_4897" scrolling="no" src="http://www.scribd.com/embeds/115452474/content?start_page=1&view_mode=scroll" width="100%"></iframe>
<br />
<br />
Dia pun sudah menyiapkan slide PowerPoint untuk melaksanakan seminar skripsi. Seperti dalam menulis skripsi, saya benar-benar harus menuntun dia bagaimana menyiapkan slide PowerPoint, sampai menjadi slide final yang layak digunakan untuk melakukan presentasi.<br />
<br />
Tapi Angelinus telah meninggalkan kita begitu mendadak, dia pergi meninggalkan kita semua pada saat-saat terakhir dia menyelesaikan seminar dan ujian skripsinya. Dia belum sempat menjawab pesan email terakhir saya untuk dia, memperbaiki slide PowerPoint yang akan dia gunakan untuk melakukan presentasi. Dia telah meninggalkan kita kini. Selamat jalan Angelinus....</div>
</div>
I Wayan Muditahttp://www.blogger.com/profile/08972360557438959352noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-1207472836791885369.post-72759142336771201412012-11-11T18:52:00.000+08:002012-11-11T22:14:26.539+08:00Apa Sebenarnya yang Dimaksud dengan Berbeda Nyata dalam Analisis Statistika?<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://www.animatedsoftware.com/pics/stats/sgstati2.gif" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="117" src="http://www.animatedsoftware.com/pics/stats/sgstati2.gif" width="200" /></a></div>
Saya sudah beberapa kali menulis dalam blog ini mengenai apa sebenarnya yang dimaksud dengan berbeda nyata dalam analisis statistika. Meskipun begitu, berulang kali saya membaca naskah skripsi yang memberikan penjelasan kurang pas mengenai apa sebenarnya yang dimaksud dengan berbeda nyata. Apa beda antara berbeda (tanpa disertai dengan kata nyata) dan berbeda (disertai dengan kata nyata). Apa kebalikan dari berbeda nyata, berbeda tidak nyata atau tidak berbeda berbeda nyata atau keduanya sama saja? Bidang keahlian saya bukan statistika, sehingga dalam tulisan ini saya tidak memberikan argumen statistika, melainkan dengan menggunakan contoh dan sedikit akal sehat.<br />
<a name='more'></a><br />
Mari kita kembali ke masa ketika belajar matakuliah perancangan percobaan. Anda mungkin sudah lulus dengan nilai A, tetapi tidak ada salahnya membaca kembali tulisan ini. Kalau Anda lulus dengan nilai C atau B, tidak apa-apa, tulisan ini saya peruntukkan bagi Anda. Percobaan terdiri atas perlakuan dan ulangan. Perlakuan sengaja dibuat berbeda, sedangkan ulangan harus acak (atau diacak, tetapi bukan acak-acakan). Perlakuan sengaja dibuat berbeda karena kita ingin mengetahui sejauh mana obyek perlakuan akan memberikan tanggapan yang berbeda. Misalnya, bila kita memberikan perlakuan jenis herbisida terhadap rumput alang-alang maka kita berharap alang-alang (obyek percobaan) memberikan tanggapan yang berbeda terhadap jenis herbisida yang kita cobakan, katakan saja misalnya herbisida A, B, C, D, dan E. Tanggapan ini dapat kita ukur dengan beberapa cara, di antaranya pertumbuhan kembali anakan alang-alang setelah 2 minggu diberikan perlakuan (jumlah anakan/m2). Kita berharap jumlah anakan/m2 berbeda antar perlakuan. Tapi bukan tidak mungkin jumlah anakan/m2 ini juga berbeda antar ulangan. Perbedaan antar perlakuan merupakan perbedaan yang diinginkan, perbedaan antar ulangan merupakan perbedaan yang terjadi secara kebetulan (seharusnya sama).<br />
<br />
Sebagai contoh, saya buat dua percobaan bohong-bohongan. Pada percobaan 1, perbedaan jumlah anakan/m2 antar taraf perlakuan lebih besar daripada perbedaan antar ulangan. Sebaliknya, pada percobaan 2, perbedaan jumlah anakan/m2 antar ulangan lebih besar daripada perbedaan antar taraf percobaan. Silahkan periksa tabel data berikut ini:<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://1.bp.blogspot.com/---Ews-9OSI0/UJ9zbVr63hI/AAAAAAAAC50/uVSG4d1PTOs/s512/percobaan1_data.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="156" src="http://1.bp.blogspot.com/---Ews-9OSI0/UJ9zbVr63hI/AAAAAAAAC50/uVSG4d1PTOs/s400/percobaan1_data.png" width="400" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://3.bp.blogspot.com/-M5ulRDyPjj0/UJ9zdVudkHI/AAAAAAAAC6I/IGlscuUU18g/s512/percobaan2_data.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="153" src="http://3.bp.blogspot.com/-M5ulRDyPjj0/UJ9zdVudkHI/AAAAAAAAC6I/IGlscuUU18g/s400/percobaan2_data.png" width="400" /></a></div>
Saya ingin Anda memfokuskan perhatian pada perbedan antar taraf perlakuan dan perbedaan antar ulangan. Periksa kedaua tabel di atas untuk memahami apa yang saya maksudkan dengan perbedaan antar taraf perlakuan dan perbedaan antar ulangan. Dan saya perlu mengingatkan kembali bahwa perbedaan antar taraf perlakuan merupakan perbedaan yang kita inginkan, sedangkan perbudaan antar ulangan merupakan perbedaan yang terjadi secara kebetulan saja.<br />
<br />
Sekarang mari kita lakukan analisis ragam. Anda dapat melakukannya dengan program aplikasi statistika seperti SPSS atau SAS. Tetapi saya melakukannya dengan menggunakan Add-ins Data Analysis pada Excel. Hasil analisis ragam data perobaan 1 adalah sebagai bnerikut:<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://2.bp.blogspot.com/-DnppnqT1o2A/UJ9zcrFyhdI/AAAAAAAAC58/97x940yQ0pQ/s512/percobaan1_anova.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="237" src="http://2.bp.blogspot.com/-DnppnqT1o2A/UJ9zcrFyhdI/AAAAAAAAC58/97x940yQ0pQ/s400/percobaan1_anova.png" width="400" /></a></div>
Perhatikan angka 0.000 yang saya beri latar belakang kuning. Angka ini merupakan nilai peluang atau probabilitas bahwa tanggapan terhadap taraf perlakuan tidak berbeda. Nilai angka ini lebih kecil dari 0,01, apalagi dari 0,05. Artinya, peluang jumlah anakan/m2 tidak berbeda ternyata sangat kecil. Bila peluang tersebut <=0,01 disebut sangat berbeda nyata, bila >0,01 tetapi <=0,05 disebut berbeda nyata, bila <0,05 disebut tidak berbeda nyata.<br />
<br />
Sekarang mari kita lakukan analisis ragam terhadap data percobaan 2. Pada percobaan ini, saya sengaja membuat perbedaan antar ulangan lebih besar daripada perbedaan antar taraf perlakuan. Hasil analisis ragam adalah sebagai berikut:<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://3.bp.blogspot.com/-c3-b__Vvtdw/UJ9zdJFo9eI/AAAAAAAAC6E/I7jXdn2G7zw/s512/percobaan2_anova.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="238" src="http://3.bp.blogspot.com/-c3-b__Vvtdw/UJ9zdJFo9eI/AAAAAAAAC6E/I7jXdn2G7zw/s400/percobaan2_anova.png" width="400" /></a></div>
Perhatikan angka P-value dengan latar belakang kuning yang berubah menjadi jauh lebih besar, yaitu 0,854. Angka peluang ini jauh lebih besar dari 0,05. Dengan kata lain, analisis ragam ini menunjukkan bahwa tanggapan gulma terhadap taraf perlakuan herbisida tidak berbeda nyata.<br />
<br />
Lalu apa yang dapat kita simpulkan dari kedua percobaan bohong-bohongan ini? Istilah sakti yang bagi sebagian orang adalah segala-galanya ini ternyata tidak lebih dari 'perbedaan antar taraf perlakuan lebih besar daripada perbedaan antar ulangan'. Dengan kata lain, perbedaan tanggapan terhadap taraf perlakuan yang sengaja dibuat lebih besar daripada perbedaan yang terjadi secara kebetulan. Hal ini juga berarti bahwa perbedaan nyata merupakan perbedaan yang benar-benar terjadi karena perdaan taraf perlakuan yang diberikan. Sebaliknya, tidak berbeda nyata berarti berbeda karena kebetulan saja. Dengan kata lain, tidak berbeda nyata sebenarnya sama artinya dengan sama saja. Perdedaan dalam angka terjadi secara kebetulan saja, bukan karena perbedaan taraf perlakuan yang diberikan.<br />
<br />
Lalu apa lagi yang dapat kita simpulkan? Ternyata sangat mudah membuat hasil penelitian menjadi berbeda nyata. Tinggal sesuakan saja angka-angka hasil pengamatan, buat perbedaan antar taraf perlakuan menjadi lebih besar daripada perbedaan antar ulangan, lalu lakukan analisis sekali lagi. Maka, sim salabim, hasilnya pasti berbeda nyata. Tapi apakah ini dibolehkan? Tentu saja tidak dibolehkan, tetapi kejujuran telah menjadi hal yang sangat mahal sekarang ini. Berapa banyak orang yang bersedia menjadi sarjana dengan bersusah-susah belajar? Bila perlu, skripsi pun bisa dibeli. Saya menyampaikan cara mengutak-atik data ini bukan dengan maksud mengajari mahasiswa untuk melakukannya, melainkan untuk memberitahu bahwa kalau ada mahasiswa yang melakukannya, saya dapat mengetahuinya. Bagi saya, kejujuran jauh lebih mahal dari gelar sarjana, bahkan gelar magister, doktor, dan bahkan jabatan guru besar.<br />
<br />
Sekarang mari kita buka skripsi yang tersimpan di jurusan. Banyak tesis yang membahas hasil percobaan dengan menyatakan, 'hasil analisis ragam menunjukkan tidak terjadi perbedaan nyata antar perlakuan, tetapi angka rata-rata perlakuan ternyata berbeda secara matematik'. Kemudian penulis skripsi membahas perbedaan rata-rata secara matematik ini, bukan hasil analisis ragam yang menunjukkan hasil tidak berbeda nyata. Saya tidak habis pikir mengapa hal seperti ini bisa terjadi. Dengan melakukan analisis ragam berarti penulis skripsi telah memilih analisis ragam sebagai alat. Tetapi ketika hasil yang diperoleh tidak menunjukkan perbedaan nyata, alat yang telah dipilih ini kemudian dibuang begitu saja. Ini merupakan pembelajaran untuk bersikap tidak konsisten, plin-plan, dan tidak setia.<br />
<br />
Berikutnya, membahas 'berbeda secara matematik' berarti membahas perbedaan yang terjadi secara kebetulan saja. Perbedaan secara kebetulan ini terjadi karena faktor galat atau <i>error</i>. Jadi, membahas perbedaan secara matematik, selain menunjukkan sikap tidak konsisten, plin-pan, dan tidak setia, sebenarnya juga menunjukkan kerancuan cara berpikir. Galat kok dibahas. Secara lebih sederhana, berarti membahas perbedaan yang sebenarnya tidak terjadi. Ini juga berarti melakukan pembohongan kepada diri sendiri dan kepada pembaca. Sebab, dengan melakukan pembahasa seperti ini, sesuatu yang sebenatnya sudah dibuktikan melalui analisis ragam sebagai tidak berbeda, justeru dibahas sebagai sesuatu yang berbeda. Bukan tidak mungkin, kerancuan logika seperti ini akan diteruskan sebagai kerancuan dalam melogikakan segala hal di kemudian hari.<br />
<br />
Sebelum saya akhiri, mari kita simak, mana yang benar, 'tidak berbeda nyata' atau 'berbeda tidak nyata'? Untuk mencermati hal ini, kita perlu keluar sejenak dari kelas matakuliah perancangan percobaan menuju kelas matakuliah bahasa Inggris. Kata 'nyata' dalam istilah berbeda nyata berasal dari kata 'significance' dalam bahasa Inggris. Kata bahasa Inggris ini sebenarnya lebih tepat diterjemahkan menjadi 'berarti'. Kata ini diberik awalan 'non' menjadi 'non-significance'. Bila 'significance' diterjemahkan sebagai nyata maka 'non-significance' diterjemahkan sebagai tidak nyata. Lalu di mana letak berbeda? Kata berbeda digunakan dalam analisis data untuk menguji hipotesis mengenai perbedaan, dalam analisis lain tentu saja digunakan istilah yang lain pula. Yang jelas, dalam pembahasan sebaiknya dihindarkan penggunaan jargon statistika. Istilah berbeda nyata sebaiknya diterjemahkan menjadi berbeda, sedangkan berbeda tidak nyata atau tidak berbeda nyata menjadi sama atau tidak ada perbedaan.<br />
<br />
<br /></div>
I Wayan Muditahttp://www.blogger.com/profile/08972360557438959352noreply@blogger.com19Kupang, Indonesia-10.17244 123.577904-12.172691499999999 121.05104850000001 -8.1721885 126.1047595tag:blogger.com,1999:blog-1207472836791885369.post-72673636132159672332012-11-08T12:54:00.000+08:002012-11-09T01:28:20.004+08:00Membuat Peta Lokasi Penelitian dengan OpenStreet Map<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
Membuat peta lokasi penelitian sekarang ini sebenarnya tidak terlalu sulit. Selain menggunakan Google Earth dan Google Map sebagaimana yang telah saya jelaskan pada tulisan saya sebelumnya, Anda juga dapat menggunakan <a href="http://www.openstreetmap.org/" target="_blank">OpenStreetMap</a>. Layanan pemetaan ini merupakan layanan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Wiki" target="_blank">wiki</a>, artinya setiap orang, termasuk Anda, dapat memberikan kontribusi peta. OpenStreet Map berpandangan bahwa Anda, sebagai orang lokal, adalah yang paling mengenal wilayah di tempat Anda berada. Sebagai orang Kupang, misalnya, tentu saja Anda lebih mengenal keadaan Kota Kupang dibandingkan dengan pakar pemetaan dari Jakarta atau dari Bandung.<br />
<a name='more'></a><br />
Untuk menerangkan cara membuat peta dengan <a href="http://www.openstreetmap.org/" target="_blank">OpenStreetMap</a>, saya menggunakan pemetaan Desa Nenas, Kecamatan Fatumnasi, Kabupaten TTS, NTT, sebagai contoh. Sebelum memulai, Anda perlu terlebih dahulu mendaftar (<i>sign up</i>) dan kemudian masuk (<i>login</i>) di <a href="http://www.openstreetmap.org/" target="_blank">OpenStreetMap</a>. Kemudian silahkan masuk dengan menggunakan akun Anda. Selanjutnya, tampilkan wilayah di sekitar Gunung Mutis, Pulau Timor, dengan menggeser halaman peta (dengan menekan tombol kiri tetikus dan kemudian menggeser) ke arah lokasi yang diinginkan dan memperbesar/memperkecil tampilan peta (dengan menggunakan tombol tengah tetikus). Setelah sampai pada lokasi yang diinginkan, tampilkan lokasi dalam pilihan Standard. Untuk membuat peta (mendigitasi), silahkan klik menu Edit dan pilih Edit with Potlach 2 (in-browser editor). Tunggu bebera saat sampai editor Potlatch 2 tampil di layar (bergantung pada kecepatan koneksi Internet).<br />
<center>
<table><tbody>
<tr><td><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="argin-right: auto; margin-left: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><img height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh9UP-MmsNBY0BMQXFcCyV7-89d310ECAnXJ9WpBtKasFL61Z3RdIMkCPgQnmYEHa-1h4y_pZ_4vKdqbxxGxeuveuj5tMW5l94Y8YC0uj52jw8ae8c5oWZH5uwga1OoPWbY16WrVMIPo_I/s288/01_tampilanstandard.png" style="margin-left: auto; margin-right: auto;" width="225" />
</td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Halaman Muka dengan tampilan Standard</td></tr>
</tbody></table>
</td>
<td><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><img height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjlgK0-EG48BTlVQMEC2YZNnfeHShZHc4wfmdq0vsJ6ZuEtPw5PL-ZhNF-I0-ty9RE1wlZHxSXsSnj7FvBze23ck2n9cdscvlvibCj0ixMJ57R7PMqC7Yqluc_rM4L-pWvZGzRYN_ckI3s/s400/02_edit_petalatar.png" style="margin-left: auto; margin-right: auto;" width="225" /></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Halaman Sunting dengan Latar Bing Map</td></tr>
</tbody></table>
</td>
</tr>
</tbody></table>
</center>
<br />
Untuk membuat peta, Anda dapat memilih beberapa jenis citra satelit sebagai latar belakang (Bing Aerial Imagery, MapQuest Open Aerial, dst.). Pilih citra satelit yang paling sedikit memperlihatkan tutupan awan (bila tidak ada tutupan awan, pilih Bing Aerial Imagery). Silahkan terlebih dahulu perbesar tampilan citra dengan mengklik tanda + pada bagian kiri atas layar sampai Anda bisa melihat dengan julas obyek pada citra. Perhatikan bahwa lokasi yang akan Anda petakan mungkin sudah pernah dipetakan oleh orang lain sehingga Anda tidak perlu memulai dari nol, melainkan menambahkan obyek yang perlu saja. <a href="http://www.openstreetmap.org/" target="_blank">OpenStreetMap</a> memberikan berbagai pilihan fitur lokasi pada panel fitur untuk ditampilkan pada peta. Untuk menambahkan suatu obyek titik, pilih kategori fitur dan kemudian pada kategori tersebut pilih jenis fitur yang akan ditambahkan dari panel fitur lalu geser (menekan tombol kiri tetikus dan menggeser) ke lokasi yang sesuai pada citra. Misalnya, untuk untuk menambahkan lokasi sekolah dasar di Desa Nenas, pilih kategori Amenity dan kemudian jenis fitur School.<br />
<center>
<table><tbody>
<tr><td><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="argin-right: auto; margin-left: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><img height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhxqnTdFh0sGZgjtEjXM59DKAjt-4RZ54xSxV0iTWFMmBuEm-c_VryPBP4d4SoJI6cs1wWbB0EVoJrONu2a-vvEZThZHRacS9wn6BOyxui2EGAoKyevd0kUw_94_RZPuSt5SCIEyOKESS0/s144/04_edit_menambahfitur.png" style="margin-left: auto; margin-right: auto;" width="225" />
</td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Memasukkan obyek titik</td></tr>
</tbody></table>
</td>
<td><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><img height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhfGhX5UWmwmyHLXYgbdVWjy0K_Jv_LWoNgLIyGp87JKOIYK1FO31Tt_oL_0rEMyH3nLycgBT2h8i_dum6V_Sxz6UM5ozAF_f9br1LILF7zB-N9Ii8wRm6n1Pmt_c8WOW9c3HxbeqNzI4A/s144/06_edit_mengaturfitur.png" style="margin-left: auto; margin-right: auto;" width="225" /></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Mengatur atribut obyek titik</td></tr>
</tbody></table>
</td>
</tr>
</tbody></table>
</center>
Untuk menambahkan fitur garis, Anda dapat melakukannya dengan mendigitasi atau memasukkan jalur (<i>track</i>) yang sebelumnya telah direkam dengan menngunakan alat penerima SPG. Untuk mendigitasi, tentukan satu titik awal pada jalur jalan yang tampak pada citra, lalu klik titik-titik berikutnya di sepanjang jalur jalan yang tampak pada citra sampai pada satu titik sebelum akhir jalan yang ingin didigitasi. Sebelum mengakhiri digitasi, klik kategori Unknown pada panel kiri dan pilih kategori jalan, misalnya Minor Road, lalu untuk mengakhiri digitasi, klik titik terakhir dua kali. Anda dapat memberi keterangan tambahan terhadap obyek yang Anda telah digitasi dengan mengklik panel Minor Road dan kemudian memilih tab yang sesuai. Untuk mendigitasi bidang, klik titik-titik dengan arah sedemikian rupa sehingga titik terakhir berimpit pada titik awal digitasi. Untuk memasukkan jalur yang telah Anda rekam menggunakan alat penerima SPG, klik menu GPS dan kemudian pilih My Tracks yang telah disimpan di komputer. Anda dapat setiap saat menghapus dan mengatur kembali obyek titik dan jalur yang telah Anda buat dengan mengklik menu di sebelah kanan bawah layar. Anda dapat menghapus obyek, mengatur arah, menyejajarkan garis, mengatur garis melingkar atau persegi, dsb.<br />
<center>
<table><tbody>
<tr><td><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="argin-right: auto; margin-left: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><img height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhxX9iRNJWmCd5J6eSoql5ZLvVh-D3sSeXEWohsLNgSUMKNfo5yA5Elhppw-YUH2rrR6SaCcXwfH3mt1EWk8lXYckhzFB-xJbKCgDtw4G-aI2BCuq-X32NQ-PlAuehd7CoPuadrrr3UDTc/s144/05_edit_mendigitasi.png" style="margin-left: auto; margin-right: auto;" width="225" />
</td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Menambahkan obyek garis</td></tr>
</tbody></table>
</td>
<td><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><img height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjYkGJA9uxL8cSkyx8kYHb0VdsGteN3r-jMN-6AIQH8RQday0xG1g-bHqtbivEEQBgV_Qw2KriuH6KkNSPKcOHj32doPp2QxyrdezHwaz7Gyv4eN0AsfyxtDTG0Dctc007meV9lDKZd6aw/s144/08_edit_menghapus.png" style="margin-left: auto; margin-right: auto;" width="225" /></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Mengatur atribut obyek garis</td></tr>
</tbody></table>
</td>
</tr>
</tbody></table>
<table>
<tbody>
<tr>
<td><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; mqrgin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><img height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhOcAnniMdsKr5w1MRugPVI6K4AnkL3PEgAf5l1HBTdYYzbwqmC49sQBqFgHHV8ufSjOR02vkZxygTjIyA34V9co4RcQxuV6oruoTzVhccLgnJL3Q54cNenmdhszQo6GNWtFF7ZbJ2YRe0/s144/07_edit_memasukkantrackgps.png" style="margin-left: auto; margin-right: auto;" width="225" /></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Menambahkan obyek jalur SPG</td></tr>
</tbody></table>
</td>
<td><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><img height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjYkGJA9uxL8cSkyx8kYHb0VdsGteN3r-jMN-6AIQH8RQday0xG1g-bHqtbivEEQBgV_Qw2KriuH6KkNSPKcOHj32doPp2QxyrdezHwaz7Gyv4eN0AsfyxtDTG0Dctc007meV9lDKZd6aw/s144/08_edit_menghapus.png" style="margin-left: auto; margin-right: auto;" width="225" /></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Menyunting obyek garis</td></tr>
</tbody></table>
</td>
</tr>
</tbody></table>
</center>
<br />
Selama mengerjakan peta, Anda perlu setiap saat menyimpan pekerjaan dengan mengklik menu Save di bagian kiri atas layar. Anda tidak perlu memberi nama file atau nenentukan lokasi file, sebab <a href="http://www.openstreetmap.org/" target="_blank">OpenStreetMap</a> telah mengatur secara otomatis, melainkan Anda hanya perlu memberi keterangan bilamana perlu. Setelah selesai dan telah melakukan penyimpanan terakhir, klik menu tayangan (View) dan pilih gaya tayangan yang Anda inginkan (Standard, CycleMap, Transport Map, MapQuest Open). Untuk menampilkan peta topografi, pilih tampilan CycleMap (perkecil tampilan layar untuk menampilkan kawasan yang lebih luas). Untuk menyimpan peta di komputer, klik menu Export dan pilih Map Image, lalu tentukan jenis file yang digunakan untuk menyimpan (PNG, JPEG, SVG, PDF). Bila Anda ingin menyimpan area tertentu dari peta yang tampil di layar, klik tulisan <i>Manually select a different area</i> dan kemudian buat gambar kotak pada layar sesuai dengan bagian peta pada layar yang ingin disimpan. Anda dapat menampilkan peta pada situs atau blog dengan memilih Embeddable HTML dan menyalin kode HTML yang diberikan untuk ditempel pada situs atau blog.<br />
<center>
<table><tbody>
<tr><td><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="argin-right: auto; margin-left: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><img height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgmpWsnooaIWeVQS5VWGIOe0Zto3DFeDQmXyZEuXggLtgfhoJ52Al60svFKr74F1V1bpJI0Sr7TozuJrjYa7tcyS1fJQobAqmxxMJxH01O7E4X6o-93Wja9zlar-ckAIvopcqFa8klwQLg/s144/09_edit_menyimpan.png" style="margin-left: auto; margin-right: auto;" width="225" />
</td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Menyimpan peta</td></tr>
</tbody></table>
</td>
<td><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><img height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgbDlbS8yXr8jHul5UJe_Ekg49_UAfNYIN5T10_GiFmN3vDF5ClOrm-w-W0ektHC7fyZoByXaARR2qYF2CoNTpgkHKveNZsKM2PcxW1hqFMkw2EBIUAYr8IDqjPPIKOPMcFadE3W01NO6M/s144/11_tampilan_cyclemap.png" style="margin-left: auto; margin-right: auto;" width="225" /></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Menampilkan peta topografi</td></tr>
</tbody></table>
</td>
</tr>
</tbody></table>
<table>
<tbody>
<tr>
<td><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; mqrgin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><img height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhn9t2cqKMJlBAB_j3DE54Z9oP93c2D1hWp0pD5d4Aha3ouzKyUYJyOu45IF9gnliYjWv4U6mbLPQUu_I-fa_cHlRjPZvSr7EHXPkQdQned4wKWNZh177nCGKEbzq1Bqeh-Cf9aHdYKdG4/s144/12_tampilan_simpanpeta.png" style="margin-left: auto; margin-right: auto;" width="225" /></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Menyimpan peta di komputer</td></tr>
</tbody></table>
</td>
<td><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><img height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiE1ZVEyjo5l5kbWR3_a611_FOgRnWvikXvJK1yYzCeJX3ooc7egKE3w2wjMjzrA2AlDYS7SGoUhgSvkmBfYzPGbvOfXLBeBtWLCmnq9lLBTTlG8NAfj7wydu2X5MtTZq-I1eqZecLK-Dc/s144/13_tampilan_pilihareasimpan.png" style="margin-left: auto; margin-right: auto;" width="225" /></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Menyimpan peta area tertentu</td></tr>
</tbody></table>
</td>
</tr>
</tbody></table>
</center>
<br />
<div style="text-align: left;">
Berikut adalah peta topografi kawasan Gunung Mutis yang di-embed dari <a href="http://www.openstreetmap.org/" target="_blank">OpenStreetMap</a>. Bagi Anda yang sedang melakukan penelitian DAS Noel Mina, silahkan perkecil peta dan geser <span style="font-family: inherit;">ke arah bawah </span>untuk mencakup kawasan DAS dan melihat topografi DAS tersebut. Untuk melihat peta lebih besar, silahkan klik tautan<span style="font-family: inherit;"> <a href="http://www.openstreetmap.org/?lat=-9.58205&lon=124.2104&zoom=14&layers=C" target="_blank">Tampilkan peta lebih besar</a>. Bila koneksi Internet Anda lambat, mohon bersabar menunggu sampai peta tampil di layar.<small><a href="http://www.openstreetmap.org/?lat=-9.58205&lon=124.2104&zoom=14&layers=C"><br /></a></small></span></div>
<br />
<center>
<iframe frameborder="0" height="350" marginheight="0" marginwidth="0" scrolling="no" src="http://www.openstreetmap.org/export/embed.html?bbox=124.1846,-9.6063,124.2362,-9.5578&layer=cyclemap" style="border: 1px solid black;" width="425"></iframe><br />
<small><a href="http://www.openstreetmap.org/?lat=-9.58205&lon=124.2104&zoom=14&layers=C">Tampilkan peta lebih besar</a></small></center>
<br />
Anda harus selalu mengingat bahwa apapun yang Anda gambarkan pada peta akan dapat dilihat oleh orang lain di seluruh dunia. Hal ini karena, sebagaimana sudah saya kemukakan pada awal tulisan, <a href="http://www.openstreetmap.org/" target="_blank">OpenStreetMap</a> merupakan layanan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Wiki" target="_blank">wiki</a>. Oleh karena itu, sebelum memulai, pelajari terlebih dahulu dasar-dasar pemetaan <a href="http://www.openstreetmap.org/" target="_blank">OpenStreetMap</a> yang disediakan melalui menu Help. Selain itu, pelajari juga peta yang telah dibuat oleh orang lain. Selanjutnya, lakukan pemetaan sesuatu yang Anda ketahui.
</div>
</div>
</div>
I Wayan Muditahttp://www.blogger.com/profile/08972360557438959352noreply@blogger.com0Kupang, Indonesia-10.17244 123.577904-12.172691499999999 121.05104850000001 -8.1721885 126.1047595tag:blogger.com,1999:blog-1207472836791885369.post-13641527749697221042012-10-31T14:00:00.000+08:002012-11-06T01:09:17.950+08:00Menulis Menjadi Lebih Mudah Bila Mampu Memanfaatkan Teknologi Informasi<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhNDAiRyoL6AaY1UqKsp1OzqjH1M92ewdGgOrTlZ8MBCYwwSJO_mfpQX5YuB2A5mXVoRHoUExo3lfdtx-7UuKdvM5qKJ4-z4K6gZBS4p_i56KKOZEQ5ztG_Ayy0X2QCCuOaLVRfZN-YRDdH/s1600/4ab75d05d4fdd.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="163" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhNDAiRyoL6AaY1UqKsp1OzqjH1M92ewdGgOrTlZ8MBCYwwSJO_mfpQX5YuB2A5mXVoRHoUExo3lfdtx-7UuKdvM5qKJ4-z4K6gZBS4p_i56KKOZEQ5ztG_Ayy0X2QCCuOaLVRfZN-YRDdH/s200/4ab75d05d4fdd.jpg" width="200" /></a></div>
Suatu kali saya melihat seorang teman sibuk mengetik daftar isi untuk disertasinya. Kali lain, saya menyaksikan seorang teman lain berkutat mengetik daftar pustaka. Kali lain lagi, saya menerima file proposal, dari mahasiswa yang saya bimbing, berisi bagan alir yang dibuat dengan menggunakan Word, yang ketika saya buka di komputer, bagan alirnya menjadi berantakan. Ketika saya meminta agar foto disertai dengan garis skala, sehingga pembaca dapat memperkirakan ukuran sebenarnya dari obyek foto, mahasiswa membuat garis skala di atas foto dengan menggunakan Word, sehingga ketika file saya buka di komputer, garis skalanya pindah ke tempat lain. Mahasiswa yang saya bimbing, bahkan, sebagian besar masih mengetik menggunakan Word dengan cara seperti mengetik menggunakan mesin tik. Pernah menonton film kartun <a href="http://en.wikipedia.org/wiki/The_Flintstones">The Flintstones</a>? Rupanya, era teknologi informasi tidak dengan sendirinya membuat orang bersedia berubah dari cara-cara <a href="http://en.wikipedia.org/wiki/Stone_Age">Jaman Batu</a>.<br />
<a name='more'></a><br />
Untuk mengetik menggunakan Word, khususnya Word 2007, saya sudah menyediakan panduan dalam bahasa Indonesia, mulai dari <a href="http://www.mediafire.com/?rqgf7an4159xq4y">pengaturan dasar</a> yang harus dilakukan sebelum mulai mengetik. Rupanya, mahasiswa tidak mau repot, maunya, begitu membuka Word langsung mengetik, sehingga sebagai dosen pembimbing, saya terpaksa juga harus <a href="http://sumberdayaskripsi.blogspot.com/2011/08/dosen-pembimbing-bukan-harus-mengajari.html">membimbing mengenai cara mengetik</a>. Saya juga sudah menyediakan panduan untuk <a href="http://www.mediafire.com/?yay9ay3pec53icg">membuat dan mengatur gaya dokumen</a> (<i>document style</i>) sebelum mulai mengetik. Dengan begitu, mahasiswa tidak perlu repot mengetik secara manual daftar isi, daftar tabel, dan daftar gambar, melainkan <a href="http://www.mediafire.com/?d1tusl6o691s11c">dapat melakukannya secara otomatis</a>. Tetapi sampai sekarang, belum ada mahasiswa yang mencoba melakukannya, mereka masih lebih suka mengetik daftar isi, daftar tabel, dan daftar gambar secara manual. Ketika nomor halaman berubah, maka semua daftar ini harus diketik ulang. Saya juga menyediakan panduan cara mencantumkan <a href="http://www.mediafire.com/?vk69d56baqcdwfr">tabel, gambar, bagan alir</a>, dan <a href="http://www.mediafire.com/?amrucu5ne3bcykg">rumus</a>, tapi setiap kali menerima file dari mahasiswa, saya selalu dipaksa untuk memulai dari nol, mengajari bagaimana seharusnya mencantumkan tabel, gambar, bagan alir, dan berbagai jenis ilustrasi lainnya dalam tulisan ilmiah. Bahkan sampai bagaimana seharusnya memberi nama file dan mengatur penyimpanannya, saya juga telah <a href="http://www.mediafire.com/?vbryp3c63wnrgbj">memberikan panduan</a>, tetapi setiap kali menerima file, saya diberikan file dengan nama <i>punky</i>.<br />
<br />
Di antara panduan mengenai penggunaan Word yqng telah diikuti mahasiswa adalah <a href="http://www.mediafire.com/?adaz5mxa94y9dp1">penggunaan fitur Track Changes</a> untuk mnyampaikan saran perbaikan kepada mahasiswa. Hal ini mungkin karena mahasiswa terpaksa harus melakukannya, sebab saya menyampaikan saran perbaikan terhadap naskah proposal penelitian maupun perbaikan terhadap naskah skripsi dengan menggunakan fitur ini dan <a href="http://sumberdayaskripsi.blogspot.com/2011/12/memanfaatkan-fitur-track-changes-dalam.html">mengingatkannya melalui tulisan di blog</a>. Hanya saja, ketika saran perbaikan dengan menggunakan fitur ini saya sampaikan kepada dosen pembimbing lain, belum satu kalipun saya pernah mendapat tanggapan. Pernah ada mahasiswa datang membawa <i>printout</i> skripsi yang penuh dengan coretan saran perbaikan dari dosen pembimbing lainnya, tetapi saya tidak mengerti karena sulit dapat membaca coretan tulisannya. Dengan fitur Track Changes, semua saran perbaikan tentunya dapat dibaca dengan lebih mudah (pada jaman ketika semua dosen mempunyai <i>laptop</i> pribadi atau berwenang menggunakan <i>laptop</i> kantor).<br />
<br />
Untuk sementara, saya masih menggunakan Microsoft Office. Saya sedang mempertimbangkan untuk beralih ke <a href="http://www.libreoffice.org/">LibreOffice</a>. Bagi mahasiswa yang keuangannya terbatas, daripada menggunakan Microsoft Office bajakan, saya sarankan beralih saja ke <a href="http://www.libreoffice.org/">Libre Office</a> (gratis). Kalau yang mampu membeli program asli silahkan teruskan menggunakan Microsoft Office, tapi kalau menggunakan bajakan, lebih baik beralih saja (untuk alasan keamanan dari infeksi virus). Nanti saya akan menyiapkan panduan penyiapan dan penyuntingan dokumen dengan menggunakan aplikasi office ini. Libre Office terdiri atas komponen <a href="http://www.libreoffice.org/features/writer/">Writer</a> (pengolah kata), <a href="http://www.libreoffice.org/features/calc/">Calc</a> (tabel lajur), <a href="http://www.libreoffice.org/features/impress/">Impress</a> (presentasi), <a href="http://www.libreoffice.org/features/draw/">Draw</a> (bagan alir), <a href="http://www.libreoffice.org/features/base/">Base</a> (basis data), dan <a href="http://www.libreoffice.org/features/math/">Math</a> (pengetikan persamaan matematika). Untuk meningkatkan kemampuan dan memudahkan penggunaan LibreOffice, Anda dapat menambahkan program ekstensi dan beragam template dari <a href="http://extensions.libreoffice.org/">Libre Office Extension Center</a>.<br />
<br />
Untuk merujuk pustaka dan membuat daftar pustaka, saya menyediakan <a href="http://www.mediafire.com/?eyerg3bs4apt92s">panduan cara perujukan dan penyusunan daftar pustaka menggunakan Word 2007</a>. Beberapa mahasiswa yang saya bimbing sudah mengikutinya, tetapi yang lainnya masih lebih suka melakukan perujukan dan penyusunan daftar pustaka secara manual. Akibatnya, mereka mengatakan merujuk pustaka dengan gaya Harvard, tetapi yang saya temukan justeru gaya tidak karuan. Bila saja hal ini dilakukan dengan mengikuti panduan yang saya sediakan, tentu mahasiswa tidak usah terlalu repot mempelajari gaya perujukan sebab dapat diatur secara otomatis. Fitur perujukan dan penyusunan daftar pustaka yang tersedia pada Word 2007 memang masih sangat dasar. Oleh karena itu, saya menyediakan <a href="http://sumberdayaskripsi.blogspot.com/2012/10/sekali=lagi-mengenai-pereferensian_12.html">panduan penggunaan program pengelolaan kepustakaan</a> <a href="http://www.zotero.org/support/3.0">Zotero</a> sebagai alternatif. Seorang mahasiswa yang sedang saya bimbing kini sudah menggunakan Zotero untuk melakukan pengelolaan kepustakaan (merekam secara otomatis dari halaman web, menyimpan dalam perpustakaan Zotero, merujuk dengan gaya tertentu secara otomatis, dan menyusun daftar pustaka secara otomatis). Ada banyak <a href="http://en.wikipedia.org/wiki/Comparison_of_reference_management_software">program aplikasi sejenis</a>, tetapi ada program khusus yang katanya bisa mencari, mengorganisasikan, dan membuat tulisan ilmiah -myrip progam office begitu- namanya <a href="http://www.docear.org/">Docear</a>, mungkin perlu cicoba. Saya sendiri belum pernah mencobanya.<br />
<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
Untuk memperoleh sumber untuk dirujuk, universitas di negara-negara
maju menyediakan layanan <a href="http://en.wikipedia.org/wiki/List_of_academic_databases_and_search_engines">basis data kepustakaan</a> gratis bagi mahasiswanya
seperti misalnya basis data <a href="http://agricola.nal.usda.gov/">Agricola</a> dan <a href="http://www.sciencedirect.com/">Science Direct</a>. Universitas
berwawasan global belum bisa menyediakan akses Internet gratis di kampus, apalagi menyediakan layanan basis data kepustakaan. Selain basis data kepustakaan berbayar, sebenarnya tersedia banyak basis data kepustakaan gratis yang seharusnya dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa, seandainya saja di kampus tersedia jaringan Internet gratis. Basis data kepustakaan gratis yang layak dicoba antara lain <a href="http://agris.fao.org/">AGRIS</a> (disediakan oleh FAO), <a href="http://www.doaj.org/">DOAJ</a> (jurnal ilmiah gratis berbagai bidang ilmu), FreeFull PDF (berbagai bidang ilmu), <a href="http://scholar.google.com/schhp?hl=en">Google Scholar</a>
(untuk mencari artikel ilmiah gratis, umumnya dalam format PDF), dan masih banyak lagi (<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span lang="IN"><a href="http://www.bentham.org/open/index.htm" target="_blank"><span style="text-decoration: none;">Bentham Open</span></a><span style="font-size: small;">, </span><a href="http://www.bioline.org.br/" target="_blank"><span style="text-decoration: none;">Bioline International</span></a><span style="font-size: small;">, </span><a href="http://rzblx1.uni-regensburg.de/ezeit/index.phtml?bibid=AAAAA&colors=7%C3%A2%C5%92%C2%A9=en&lang=en" target="_blank"><span style="text-decoration: none;">Elektronische Zeitschriftenbibliothek EZB (Electronic Journals Library)</span></a><span style="font-size: small;">,</span> <a href="http://livre.cnen.gov.br/Inicial.asp" target="_blank"><span style="text-decoration: none;">LivRe!</span></a><span style="font-size: small;">,</span> <a href="http://www.openj-gate.com/Search/QuickSearch.aspx" target="_blank"><span style="text-decoration: none;">Open J-Gate</span></a><span style="font-size: small;">,</span> <a href="http://www.plos.org/" target="_blank"><span style="text-decoration: none;">Public Library of Science (PLoS)</span></a><span style="font-size: small;">,</span> <a href="http://www.scirus.com/" target="_blank"><span style="text-decoration: none;">Scirus</span></a><span style="font-size: small;">, dan</span> <a href="http://en.scientificcommons.org/" target="_blank"><span style="text-decoration: none;">Scientific Commons</span></a></span> ). </span></span>Berbagai lembaga penelitian internasional juga menyediakan kepustakaan gratis. Selain itu, institusi PBB di bawah koordinasi CGIAR menyediakan perpustakaan gratis. Silahkan kunjungi: <a href="http://www.warda.cgiar.org/" target="_blank">Africa Rice Center</a>, <a href="http://www.bioversityinternational.org/">Bioversity International</a>, <a href="http://www.ciat.cgiar.org/" target="_blank">CIAT: Centro Internacional de Agricultura Tropical</a>, <a href="http://www.cifor.cgiar.org/" target="_blank">CIFOR: Center for International Forestry Research</a>, <a href="http://www.cimmyt.org/" target="_blank">CIMMYT: Centro Internacional de Mejoramiento de Maiz y Trigo</a>, <a href="http://www.cipotato.org/" target="_blank">CIP: Centro Internacional de la Papa</a>, <a href="http://www.icarda.cgiar.org/" target="_blank">ICARDA: International Center for Agricultural Research in the Dry Areas</a>, <a href="http://www.icrisat.org/" target="_blank">ICRISAT: International Crops Research Institute for the Semi-Arid Tropics</a>, <a href="http://www.ifpri.org/" target="_blank">IFPRI: International Food Policy Research Institute</a>, <a href="http://www.iita.org/" target="_blank">IITA: International Institute of Tropical Agriculture</a>, <a href="http://www.ilri.org/" target="_blank">ILRI: International Livestock Research Institute</a>, <a href="http://www.irri.org/" target="_blank">IRRI: International Rice Research Institute</a>, <a href="http://www.iwmi.cgiar.org/">IWMI: International Water Management Institute</a>, <a href="http://www.worldagroforestrycentre.org/" target="_blank">ICRAF: World Agroforestry Centre</a>, dan <a href="http://www.worldfishcenter.org/" target="_blank">WorldFish Center.</a><br />
<br />
Alternatif terakhir adalah menggunakan berbagai layanan wiki seperti <a href="http://www.appropedia.org/Welcome_to_Appropedia">Appropedia</a> (pembangunan berkelanjutan), <a href="http://www.gardenology.org/wiki/Main_Page">gardenology.org</a> (berkebun), <a href="http://www.geo-wiki.org/login.php?ReturnUrl=/index.php">GEO-wiki</a> (pemetaan penutupan lahan global), <a href="http://metadatabase.org/wiki/Main_Page">MetaBase</a> (basis data dari basis data biologi, dalam konstruksi), <a href="http://microbewiki.kenyon.edu/index.php/MicrobeWiki">MicrobeWiki</a> (mikroba), <a href="http://www.openstreetmap.org/">OpenStreetMap</a> (wiki pemetaan), <a href="http://openwetware.org/wiki/Main_Page">OpenWetWare</a> (biologi dan rekayasa genetika), <a href="http://www.scholarpedia.org/article/Main_Page">SWiK</a> (software sumber terbuka), <a href="http://www.wikibooks.org/">Wikibooks</a> (buku gratis), <a href="http://www.wikimapia.org/#lat=-5&lon=120&z=10&l=0&m=b">Wikimapia</a> (wiki pemetaan seperti <a href="http://www.openstreetmap.org/">OpenStreetMap</a>), <a href="http://www.wikipedia.org/">Wikipedia</a> (umum), dan <a href="http://species.wikimedia.org/wiki/Main_Page">Wikispecies</a> (spesies mahluk hidup). Bila Anda berminat membuat wiki, yaitu situs mirip Wikipedia, silahkan coba layanan <a href="http://en.wikipedia.org/wiki/Comparison_of_wiki_farms">wiki farm</a> (mirip berkebun, tetapi bukan kebun), di antaranya <a href="http://www.wikia.com/Wikia">Wikia</a>. Seorang rekan dosen bertanya, apakah halaman situs web layak dijadikan rujukan penulisan ilmiah. Jawaban saya sederhana,
halaman situs web sama saja seperti buku: ada buku yang layak dikutip
dan banyak pula yang tidak layak (karena diterbitkan sekedar untuk
memperoleh angka kredit).<br />
<br />
Perujukan pustaka tentu saja tidak boleh dilakukan dengan menyalin kata demi kata ke dalam dokumen sebab hal ini tergolong melakukan plagiarisme yang sangat terlarang di kalangan akademik. Tetapi banyak mahasiswa yang saya bimbing melakukan hal ini, baik dengan mengetikkan kata demi kata sebagaimana yang tertulis dalam buku maupun dengan menyalin dari halaman web dan kemudian menempelkannya di dokumen. Teknologi informasi memang mempermudah banyak hal, termasuk melakukan plagiarisme. Melakukan pengutipan kata demi kata lazim dilakukan di kalangan ilmu-ilmu sosial. Bila hal ini diperlukan, dan ternyata referensi yang harus dikutip kata demi berformat PDF maka sebaiknya format dokumen diubah terlebih dagulu ke format dokumen dengan menggunakan <a href="http://www.somepdf.com/some-pdf-to-txt-converter.html">SomePDF to Text Converter</a> atau <a href="http://www.somepdf.com/some-pdf-to-word-converter.html">SomePDF to Word Converter</a>. <a href="http://www.nitroreader.com/">Nitro Reader</a>, selain menyediakan pembaca PDF ratis, juga menyediakan layanan online gratis untuk mengubah file <a href="http://www.pdftoword.com/">PDF ke Word</a> atau <a href="http://www.pdftoexcelonline.com/default.aspx">PDF ke Excel</a>. Bagi Anda yang perlu melakukan lebih daripada sekedar konversi format file, tersedia <a href="http://www.techsupportalert.com/content/best-free-pdf-tools.htm">banyak program gratis untuk berbagai layanan PDF lainnya</a>.</div>
<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: left;">
</div>
<br />
Naskah proposal penelitian dan skripsi perlu mencantumkan gambar yang dapat berupa foto, bagan alir, atau bahkan peta. Saya sudah menyampaikan bahwa mencantumkan gambar dalam penulisan ilmiah <a href="http://sumberdayaskripsi.blogspot.com/2011/10/12.html">tidak dapat dilakukan secara asal-asalan</a> dan menyarankan <a href="http://sumberdayaskripsi.blogspot.com/2011/01/gratis-semua-pasti-suka.html">berbagai program gratis</a> maupun <a href="http://sumberdayaskripsi.blogspot.com/2011/12/program-komputer-untuk-mendukung.html">sejumlah program khusus</a> yang sebaiknya digunakan. Misalnya, untuk membuat garis skala pada foto, dapat digunakan program aplikasi penyuntingan foto <a href="http://www.picpick.org/en/">PicPick</a> (yang juga sangat bermanfaat untuk merekam layar, memotong foto, dan memberikan keterangan dengan tulisan langsung pada foto), sedangkan untuk memperkecil ukuran foto sebelum dimasukkan ke Word dapat digunakan <a href="http://www.faststone.org/FSResizerDetail.htm">FastStone Photo Resizer</a>. Ukuran file foto sebaiknya diperkecil terlebih dahulu sebelum dimasukkan ke dalam dokumen untuk menghindarkan ukuran dokumen menjadi terlalu besar. Dengan begitu, dokumen dapat dibuka dengan lebih cepat dan dapat dikirim melalui lampiran email.<br />
<br />
Ketika menyusun proposal penelitian dan skripsi, sebaiknya terlebih dahulu dirancang apa yang perlu ditulis pada setiap bagian. Misalnya, pada bagian pendahuluan perlu ditulis latar belakang masalah, batasan masalah, dan rumusan masalah, masing-masing terdiri atas sejumlah aline. Untuk mengatur apa yang harus pada setiap alinea dari setiap bagian, sebaiknya terlebih dahulu dilakukan pemetaan konsep. Untuk melakukan pemetaan konsep, silahkan gunakan <a href="http://freemind.sourceforge.net/wiki/index.php/Main_Page">FreeMind</a>, <a href="http://freeplane.sourceforge.net/wiki/index.php/Main_Page">Freeplane</a>, <a href="http://vue.tufts.edu/">VUE</a>, atau <a href="http://en.wikipedia.org/wiki/List_of_concept_mapping_and_mind_mapping_software">periksa lebih banyak pilihan lagi</a>. Mirip dengan pemetaan konsep adalah pembuatan bagan alir. Berbeda dengan hubungan antara satu hal dengan hal lain yang lebih bebas dalam peta konsep, dalam bagan alir hubungan tersebut lebih terstruktur daripada hubungan dalam peta konsep (misalnya bagan proses, bagan organisasi). Untuk membuat bagan alir, silahkan pilih untuk menggunakan program memerlukan instalasi di komputer atau program yang dapat digunakan secara online. Program yang mmerlukan instalasi antara lain adalah <a href="http://www.calligra.org/flow/">Calligra Flow</a>, <a href="https://live.gnome.org/Dia">Dia</a>, <a href="http://meesoft.logicnet.dk/">Diagram Designer</a>, <a href="http://graphviz.org/">Graphviz</a>, <a href="http://www.yworks.com/en/products_yed_about.html">yEd</a> atau <a href="http://en.wikipedia.org/wiki/Diagramming_software">periksa lebih banyak pilihan lagi</a>, sedangkan program online adalah <a href="https://cacoo.com/">Cacoo</a>, <a href="http://creately.com/">Creately</a>, <a href="http://www.diagram.ly/">Diagramly</a>, <a href="http://www.jgraph.com/">JGraph</a>, <a href="http://www.gliffy.com/">Gliffy</a>, <a href="http://live.yworks.com/graphity/">Graphity</a>, <a href="https://www.lucidchart.com/">LucidChart</a>,
<a href="http://www.processon.com/">ProcessOn</a>,
<a href="http://www.spicynodes.org/">SpicyNodes</a>,
<a href="http://grapholite.com/">Grapholite</a>, atau <a href="http://en.wikipedia.org/wiki/Online_diagramming">periksa lebih banyak pilihan lagi</a>.<br />
<br />
OPT merupakan organisme yang bergerak dari satu lokasi ke lokasi lain. Selama ini, penelitian dalam bidang perlindungan tanaman memang masih mengabaikan aspek lokasi ini. Yang disebut data dalam penelitian bidang perlindungan tanaman hanyalah data atribut, sedangkan data lokasi, atau lazim disebut data spasial, diabaikan. Padahal, penelitian juga dapat dilakukan dengan menggunakan data spasial ini. Untuk melakukan <a href="http://sumberdayaskripsi.blogspot.com/2012/10/gps-peta-dan-sig-seberapa-penting-dalam.html">penelitian yang menggunakan data spasial</a>, diperlukan penggunaan alat penerima Sistem Pemosisi Global (SPG) dan alat analisis yang disebut Sistem Informasi Geografik (SIG). Untuk yang berminat menggunakan data spasial sebagai data penelitian, silahkan periksa bagian kaki dari blog ini. Untuk sekedar mencantumkan peta dalam proposal penelitian maupun skripsi, saya telah memberikan panduan <a href="http://sumberdayaskripsi.blogspot.com/2012/10/membuat-peta-dengan-google-maps.html">cara membuat peta dengan menggunakan Google Maps</a> maupun dengan menggunakan Google Earth (<a href="http://sumberdayaskripsi.blogspot.com/2012/10/memetakan-lokasi-penelitian-dengan.html">panduan 1</a>, <a href="http://sumberdayaskripsi.blogspot.com/2012/10/memetakan-lokasi-penelitian-dengan_15.html">panduan 2</a>, <a href="http://sumberdayaskripsi.blogspot.com/2012/10/memetakan-lokasi-penelitian-dengan_17.html">panduan 3</a>). Layanan pemetaan dengan mudah dan gratis dapat diperoleh lebih lengkap <a href="http://www.google.com/earth/outreach/tools/index.html">Google Earth Outreach</a>. Dengan menggunakan layanan pemetaan ini, setidak-tidaknya Anda tidak perlu memfotokopi peta yang dibuat orang lain dengan tujuan yang berbeda untuk dicantumkan dalam proposal penelitian maupun skripsi.</div>
<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: right;">
</div>
Aspek lainnya yang membuat saya sangat prihatin adalah cara mahasiswa mencantumkan nama ilmiah dan klasifikasi mahluk hidup dan cara merujuknya. Saya sudah berulangkali menyampaikan melalui kuliah <a href="http://muditadpt.blogspot.com/">Dasar-dasar Perlindungan Tanaman</a> dan kuliah <a href="http://muditaig.blogspot.com/">Ilmu Gulma</a> bahwa nama ilmiah dan klasifikasi mahluk hidup harus dilakukan dengan menggunakan nama ilmiah yang diterima (<i>accepted</i>) dan klasifikasi yang dikutip dari sumber taksonomi. Tapi setiap kali menerima naskah proposal penelitian, saya selalu menemukan mahasiswa mengutip nama ilmiah dari buku-buku teks yang diterbitkan untuk kalangan petani dan khalayak umum. Akibatnya, nama ilmiah dan klasifikasi yang dikutip sangat mungkin merupakan <a href="http://sumberdayaskripsi.blogspot.com/2012/05/guru-besar-dan-penulisan-nama-ilmiah.html">nama ilmiah yang tidak diterima dan klasifikasi cara lama</a> (Linnaeus), padahal klasifikasi yang lazim digunakan sekarang adalah <a href="http://muditadpt.blogspot.com/2012/10/mahluk-hidup-begitu-beragam-tetapi.html">klasifikasi filogenetik</a>. Bukan hanya melalui kuliah, saya juga menyediakan layanan pemeriksaan nama ilmiah dan klasifikasi sebagai gadget pada blog ini dan menyediakan <a href="http://sumberdayaskripsi.blogspot.com/2012/10/halo-mahasiswa-penyusun-skripsi-periksa.html">panduan cara melakukan pemeriksaan</a> pada berbagai layanan pemeriksaan nama ilmiah dan klasifikasi secara online. Pada dasarnya, seluruh jenis mahluk hidup di muka bumi ini telah didaftar dalam <a href="http://www.gbif.org/">basis data keanekaragaman hayati global</a> atau <a href="http://www.tdwg.org/">basis data lainnya</a> (atau <a href="http://en.wikipedia.org/wiki/List_of_biodiversity_databases">daftar basis data lainnya</a> dan daftar <a href="http://en.wikipedia.org/wiki/Biodiversity_informatics">informatika keanekaragaman hayati</a>).<br />
<br />
Apa yang saya sampaikan di sini hanya merupakan sebagian saja dari <a href="http://sumberdayaskripsi.blogspot.com/2011/12/panduan-ringkas-aspek-teknis-penyusunan.html">kemampuan teknis yang diperlukan untuk menyusun naskah proposal penelitian dan skripsi</a>. Selain itu, tentu saja diperlukan <a href="http://sumberdayaskripsi.blogspot.com/2012/07/menulis-pada-dasarnya-adalah-soal.html">kemampuan menggunakan bahasa Indonesia</a> dengan baik dan benar dan kemampuan bahasa Inggris untuk memperoleh pustaka terkini. Bila kemampuan bahasa Inggris benar-benar menjadi masalah, jangan sungkan minta <a href="http://translate.google.com/">bantuan kepada Google untuk menerjemahkan</a>. Untuk menggunakan bahasa Indonesia, saya menyediakan <a href="http://kamusbahasaindonesia.org/">gadget KBBI</a> agar mahasiswa dapat memeriksa arti kata-kata yang ditulisnya. Saya juga menyediakan tautan untuk mengakses <a href="http://id.wikisource.org/wiki/Buku_Praktis_Bahasa_Indonesia_1">Buku Praktis Bahasa Indonesia 1</a> dan <a href="http://id.wikisource.org/wiki/Buku_Praktis_Bahasa_Indonesia_2">2</a>, <a href="http://id.wikisource.org/wiki/Panduan_Pembakuan_Istilah">Pedoman Pembakuan Istilah</a>, <a href="http://id.wikisource.org/wiki/Pedoman_Umum_Ejaan_Bahasa_Indonesia_yang_Disempurnakan">Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (2009)</a>, dan <a href="http://id.wikibooks.org/wiki/Bahasa_Indonesia/EYD">Ringkasan Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan</a>, dengan harapan mahasiswa tidak melakukan kesalahan sepele dalam memilih kata-kata dan menggunakan tanda baca. Untuk bisa melakukan penyusunan naskah proposal penelitian dan skripsi, juga diperlukan pemahaman mengenai <a href="http://sumberdayaskripsi.blogspot.com/2011/12/panduan-ringkas-penyusunan-proposal.html">struktur proposal penelitian maupun struktur skripsi</a>. Selebihnya, tentu juga diperlukan pengetahuan yang memadai terhadap bidang yang diteliti untuk <a href="http://sumberdayaskripsi.blogspot.com/search/label/Perumusan%20Masalah%20Penelitian">merumuskan masalah penelitian</a> dan menyusun <a href="http://sumberdayaskripsi.blogspot.com/search/label/Tinjauan%20Pustaka">tinjauan pustaka</a> dan kemampuan untuk menerjemahkan pengetahuan tersebut ke dalam <a href="http://sumberdayaskripsi.blogspot.com/search/label/Metode%20Penelitian">metode penelitian</a>.<br />
<br />
Suatu kali, seorang rekan dosen menelepon saya, panik. Katanya, institusi penyedia dana penelitiannya meminta dia mengirimkan foto penelitian. Dia panik karena tidak bisa mengirimkan foto menggunakan email. Saya dengan sabar berusaha membantu, dengan terlebih dahulu menerangkan bahwa email memang tidak bisa digunakan untuk mengirimkan file berukuran besar sebagai lampiran (<i>attachment</i>). Saya menyarankan rekan saya untuk menyimpan terlebih dahulu file fotonya di <a href="http://picasaweb.google.com/">Picasa Web</a> (bukan versi Picasa yang diinstalasi di komputer), layanan yang tersedia secara otomatis bagi siapa saja yang sudah mempunyai akun Google, akun Gmail misalnya. Unggah semua file foto ke Picasa Web dan salin (<i>copy</i>) tautan albumnya, lalu tempel (<i>paste</i>) tautan tersebut pada halaman email. Untuk menerima foto, penerima email cukup mengklik tautan pada email untuk mengunduh foto dari Picasa Web. Atau, album atau file foto juga dapat dikirim langsung melalui email (share via email) langsung dari Picasa Web. Bila Anda tidak mempunyai akun Google, silahkan simpan file pada <a href="http://en.wikipedia.org/wiki/List_of_photo_sharing_websites">layanan penyimpanan file foto lainnya</a>, yang sangat banyak jumlahnya, masing-masing dengan kelebihan dan kekurangannya.<br />
<br />
Kini bahkan layanan online bukan hanya tersedia dalam bentuk penyimpanan file. Kini bahkan tersedia layanan <a href="http://en.wikipedia.org/wiki/Comparison_of_file_hosting_services">cloud file hosting</a> (penyimpanan file untuk dikerjakan bersama-sama), sebagian besar gratis. Beberapa dari layanan ini tidak hanya dapat digunakan untuk menyimpan file secara online, melainkan juga mengerjakan bersama-sama file (<i>file sharing</i>, berbagi file) yang disimpan secara online. Untuk tujuan menyimpan dan berbagi file secara online ini, saya menggunakan <a href="http://www.dropbox.com/">Dropbox</a>. Saya sudah mengundang rekan dosen dan mahasiswa untuk bergabung, tetapi hanya beberapa mahasiswa yang menanggapi. Selain menyimpan dan berbagi file, layanan cloud computing juga menyediakan program gratis <a href="http://www.techsupportalert.com/content/best-free-online-applications-and-services.htm">untuk bekerja sendiri secara online</a> dan <a href="http://en.wikipedia.org/wiki/List_of_collaborative_software">untuk bekerja bersama secara online</a>. Bagi Anda yang tertarik bekerja bersama secara online, mungkin perlu memilih <a href="http://en.wikipedia.org/wiki/List_of_collaborative_software">program aplikasi kolaboratif yang tepat</a> dan bagi Anda yang ingin <a href="http://en.wikipedia.org/wiki/Comparison_of_wiki_farms">membuat wiki</a> perlu mempertimbangkan <a href="http://en.wikipedia.org/wiki/List_of_wiki_software">program aplikasi wiki</a>. Terdapat pula <a href="http://en.wikipedia.org/wiki/List_of_social_networking_websites">banyak layanan jejaring sosial online</a>, beberapa di antaranya merupakan jejaring sosial umum yang <a href="http://en.wikipedia.org/wiki/List_of_virtual_communities_with_more_than_100_million_users">sangat populer</a>, tetapi juga layanan jejaring sosial seperti <a href="http://www.academia.edu/">Academia.edu</a>, <a href="http://www.delicious.com/">Delicious</a>, dan <a href="https://www.epernicus.com/">Epernicus</a>, yang memberikan dukungan untuk melakukan hal-hal yang berkaitan dengan dunia akademik. Selain itu juga tersedia layanan bookmarking seperti <a href="http://www.citeulike.org/">CiteULike</a> dan<a href="http://givealink.org/main/show"> givealink</a> untuk berbagi bookmark akademik.<br />
<br />
Jaman memang sudah bukan lagi jaman <a href="http://en.wikipedia.org/wiki/The_Flintstones">The Flintstones</a>. Dahulu, ketika saya kuliah S1 pada tahun awal 1980-an, komputer masih merupakan barang mewah sangat mahal dan Internet belum lagi tersedia. Sekarang, komputer sudah menjadi bagian kehidupan sehari-hari. Berlangganan Internet pun demikian, sudah menjadi bagian dari kebutuhan sebagaimana halnya dahulu kebutuhan berlangganan koran. Teknologi informasi memang begitu cepat berubah, sedemikian cepat bahkan, sehingga kita begitu terpesona dengan kemilaunya saja. Begitu terpesona dengan Facebook dan Twitter sehingga lupa bahwa Internet juga dapat dimanfaatkan untuk tujuan-tujuan lain. Saya mungkin tidak bisa berharap terlalu banyak, tetapi setidak-tidaknya sudah melakukan sesuatu. Beberapa rekan bertanya, untuk apa saya repot-repot melakukan semua ini. Saya hanya bisa menjawab, secara bergurau, dosen harus mempunyai spesialisasi, apalagi mereka yang bergelar doktor dan sudah menduduki jabatan akademik guru besar. Dosen lain mungkin spesialisasinya adalah menjadi peneliti hebat, atau yang spesialisasinya khusus menjadi pejabat. Spesialisasi saya, ya begini ini, saya hanya bisa menulis seperti ini.</div>
</div>
I Wayan Muditahttp://www.blogger.com/profile/08972360557438959352noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-1207472836791885369.post-36463687363477033542012-10-28T15:57:00.000+08:002012-10-28T18:51:09.145+08:00Mengenali dan Menggunakan Alat Penerima SPG Garmin GPS 60i: Bagian 2 dari 3 Tulisan<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://www.survivalcommonsense.com/wp-content/uploads/2011/03/MainMenu.bmp" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="http://www.survivalcommonsense.com/wp-content/uploads/2011/03/MainMenu.bmp" width="133" /></a></div>
Pada tulisan sebelumnya Anda sudah mengenali alat penerima SPG Garmin GPS 60i dan penggunaannya secara sederhana. Anda perlu memahirkan diri melalui tulisan sebelumnya itu sebelum Anda beralih mempelajari tulisan ini. Pada tulisan ini kita akan belajar melakukan penyetelan alat penerima dan melakukan kalibrasi pengukur elevasi dan kompas. Penyetelah perlu kita lakukan agar alat penerima melakukan pengukuran menggunakan sejumlah ketentuan sebagaimana yang kita inginkan. Kalibrasi perlu kita lakukan agar alat pengukur elevasi menunjuk angka nol ketika alat penerime berada di permukaan laut dan agar arah utara kompas benar-benar menunjuk arah utara yang kita inginkan.<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
Sebagaimana dengan alat elektonik pada umumnya, seperti misaknya telepon seluler, sebelum menggunakannya kita perlu melakukan penyetelan. Penyetelan pada alat penerima SPG kita kalukan dengan memilih ikon Setup pada halaman menu. Nyalakan alat penerima SPG dan tekan tombol halaman beberapa kali sampai pada layar tampil halaman menu. Selanjutnya gunakan tombol geser untuk memilih ikon penyetelan (Setup), lalu tekan tombol pilih/masuk (Enter). Anda akan dialihkan ke halaman penyetelan yang terdiri atas 12 ikon. Berikut adalah penjelasan mengenai penyetelan tersebut.<br />
<br />
Penyetelan terpenting yang perlu dilakukan adalah penyetelan sistem. Untuk melakukan penyetelan sistem, klik ikon System sehingga Anda masuk ke halaman penyetelan sistem sebagai berikut:<br />
<center>
<a href="http://www.mediafire.com/view/?266j7phc9w9bp58" target="_blank"><img alt="Simple, Free Image and File Hosting at MediaFire" border="0" src="http://www.mediafire.com/conv/0f29e3b015f877da37a492be3ae00aaa0f3503d93070983cf5a7ccdd9fc55d974g.jpg" /></a></center>
Melalui penyetelan sistem, Anda dapat mengatur agar alat penerima SPG beroperasi secara normal atau beroperasi dengan menghemat tenaga, beroperasi dengan mengaktifkan WAAS untuk meningkatkan akurasi atau tidak, memilih jenis baterai yang digunakan, memilih bahasa, dsb. Untuk melakukan penyetelan, Anda perlu mengklik tanda segitiga terbalik dan kemudian memilih di antara pilihan yang tersedia dengan menekan tombol pilih/masuk (Enter). Untuk keluar, silahkan tekan tombol keluar (Quit).<br />
<br />
Penyetelan berikutnya adalah penyetelan layar untuk mengatur lamanya waktu layar aktif dan untuk mengatur ketajaman serta kecerahan layar sebagaimana sudah saya uraikan pada tulisan saya sebelumnya. Berikutnya adalah penyetelan antarmuka pada saat menghubungkan alat penerima dengan komputer, untuk memilih format data serial yang akan digunakan. Selanjutnya Anda dapat melakukan penyetelan nada untuk memilih jenis nada pesan, nada tombol, nada sumber tenaga, dan nada peringatan berbelok yang diinginkan. Penyetelan penting yang perlu Anda lakukan berikutnya adalah pengaturan urutan halaman yang akan tampil pada saat Anda menekan tombol menu:<br />
<center>
<a href="http://www.mediafire.com/view/?ca1otyqe6pen9mz" target="_blank"><img alt="Simple, Free Image and File Hosting at MediaFire" border="0" src="http://www.mediafire.com/conv/740ccd9a2430aed6c93ed81d11e5b6be947421f6d1098fe7d05b4846cab89b3b4g.jpg" /></a></center>
Pada halaman yang tampak pada gambar, urutan halaman adalah halaman satelit, halaman perjalanan, halaman peta, halaman rute aktif, halaman kompas, dan halaman menu. Untuk menggeser posisi halaman pada urutan lebih ke atas atau lebih ke bawah, klik nama halaman dan kemudian pada menu yang tampil pilih Move dan kemudian geser ke atas atau ke bawah dengan menggunakan tombol geser. Anda juga dapat melakukan langkah yang sama untuk menghapus halaman, tetapi kemudian dengan memilih Remove pada menu yang tampil. Untuk menambahkan halaman baru, Anda dapat melakukan dengan cara yang sama dan kemudian memilih menu Insert, atau langsung mengklik pilihan <add Page>. Pada menu yang tampil, Anda dapat memilih jenis halaman yang ingin Anda tampilkan sebagai halaman tambahan dengan cara mengklik tombol pilih/masuk (Enter). Anda sebaiknya menghapus halaman utama yang jarang Anda gunakan dan menambahkan halaman utama dari halaman tambahan yang sering Anda gunakan.<br />
<br />
Penyetelan berikutnya adalah penyetelan peta untuk melakukan penyetelan umum, jalur, titik, tulisan, dan informasi. Untuk berpindah dari satu pilihan penyetelan ke pilihan penyetelan lainnya, geser kursor antar ikon ke kanan atau ke kiri dengan menggunakan tombol geser dan selanjutnya, pada setiap pilihan penyetelan, geser ke bawah sesuai dengan pilihan yang tersedia.<br />
<center>
<a href="http://www.mediafire.com/view/?5s1xxsmqfozcina" target="_blank"><img alt="Simple, Free Image and File Hosting at MediaFire" border="0" src="http://www.mediafire.com/conv/27882976438104b0738a9c5c31c854cc72540d538cbd0911a34627c2485000ee4g.jpg" /></a>
</center>
Gambar di atas menunjukan penyetelan peta pilihan umum untuk mengatur orientasi jalur, pembesaran dan pengecilan peta secara otomatis, penentuan rincian normal, dan peniadaan garis lintang dan bujur. Penyetelan pilihan lainnya dapat dilihat pada gambar berikut:<br />
<center>
<a href="http://www.mediafire.com/view/?a4aiz1lziqdq5gq" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;" target="_blank"><img alt="Simple, Free Image and File Hosting at MediaFire" border="0" height="320" src="http://www.mediafire.com/conv/396ee83df780d1fe0dbf47d14ef4772a4947b2e336443ac8683ded6fd91f3af54g.jpg" width="240" /></a></center>
Sebagaimana tampak pada gambar di sebelah kiri, penyetelan jalur untuk memilih penyimpanan jalur dan log jalur secara otomatis, jumlah titik rekam per jalur, dan navigasi jakur sebagai arah atau sebagai garis jalur. Pada pilihan titik, Anda dapat mengatur perbesar maksimum titik peta atau titik waypoint secara otomatis atau dengan nilai tertentu. Penyetelan tulisan dilakukan untuk menentukan apakah titik peta dan titik waypoint akan disertai dengan keterangan berupa tulisan atau tidak dan bila disertai dengan tulisan, menentukan ukuran tulisan yang akan digunakan. Terakhir, pada penyetelan informasi Anda dapat menampilkan data POI (Point of Interest) yang telah tersimpan di dalam alat penerima untuk juga ditampilkan pada peta. Anda dapat memilih beberapa jenis POI dan kemudian mengklik kotak di sebelah kanannya untuk memilihnya. Penyetelan peta perlu dilakukan agar titik, jalur, maupun bidang yang Anda buat dapat ditampilkan pada peta sebagaimana yang Anda inginkan.<br />
<br />
Penyetelan berikutnya adalah penyetelan geocache. Geocache merupakan wadah berisi sesuatu yang ditawarkan sebagai sesuatu untuk ditemukan dengan menggunakan alat penerima SPG. Bila Anda tidak ingin ikut dalam permainan maka Anda dapat memilih Tidak (No) pada pilihan menemukan (Find) maupun ditemukan (found). Pada penyetelan kelautan, Anda dapat memilih untuk membunyikan nada peringatan bila mencapai penyimpangan jalur atau mendekati kedalaman tertentu. Untuk menggunakan fitur kelautan ini Anda memerlukan sinyal sonar NMEA. Penyetelan waktu perlu dilakukan untuk menentukan zona waktu di mana Anda menggunakan alat penerima SPG sehingga jam pada alat penerima dapat menunjuk waktu dengan benar.<br />
<br />
Penyetelan penting terakhir yang perlu Anda lakukan adalah penyetelan satuan. Pada penyetelan ini Anda memilih format posisi, datum peta, serta satuan jarak, elevasi, kedalaman dan suhu. Format posisi merupakan jenis proyeksi yang digunakan untuk meletakkan permukaan bumi yang berbentuk globe sebagai bidang datar. Untuk format posisi, pilih hddd.dddd untuk menampilkan koordinat dalam derajat desimal atau UTM UPS untuk menampilkan posisi dalam koordinat zona UTM. Dengan menggunakan format hddd.dddd, koordinat akan ditampilkan dalam derajat desimal, misalnya -x.xxxxxoS x.xxxxxoE, x menyatakan angka derajat. Dengan format UTM UPS koordinat akan ditampilkan dalam zona menggunakan kode angka Easting dan huruf Northing diikuti dengan jarak dalam meter dari batas barat Easting dan dari batas utara Northing. Untuk wilayah Provinsi NTT, koordinat ditampilkan sebagai 51 L xxxxxxxx.xx m E xxxxxxxx.xx m S, x menyatakan angka meter. Datum merupakan cara untuk membuat permukaan bumi yang melengkung dan tidak rata menjadi datar dan rata dengan menimbulkan sesedikit mungkin penyimpangan. Untuk datum peta, silahkan pilih datum WGS 84. Untuk satuan, gunakan satuan metrik untuk jarak, elevasi, kedalam dan suhu.<br />
<center>
<a href="http://www.mediafire.com/view/?m2h465jr8iv24zy" target="_blank"><img alt="Simple, Free Image and File Hosting at MediaFire" border="0" src="http://www.mediafire.com/conv/7962d93e243b6e176ae304d9fe881db88086765c03f4c1660e77469299e74ab74g.jpg" /></a>
</center>
<br />
Dua penyetelan terakhir yang perlu dilakukan adalah penyetelan arah dan penyetelan halaman pembuka.Untuk penyetelan arah, gunakan derajat untuk menunjukkan arah dan sebenarnya (True) untuk menunjuk arah Utara ke arah kutub utara. Untuk penyetelan halaman pembuka, silahkan tulisan kata-kata yang akan tampil di layar sebentar pada saat alat penerima SPG dinyalakan. Sebagai alternatif, dapat ditulis nama Anda bila Anda menggunakan alat penerima SPG milik sendiri.<br />
<br />
Selain penyetelan melalui halaman menu, penyetelan juga dapat dilakukan pada halaman menu utama tertentu. Halaman utama yang menyediakan pilihan penyetelan langsung adalah halaman perjalanan, halaman peta, dan halaman kompas. Untuk melakukan penyetelan secara langsung melalui halaman utama, silahkan tekan tombol menu pada saat Anda berada pada halaman utama masing-masing. Di layar akan tampil jendela menu dengan sejumlah pilihan. Anda dapat menentukan pilihan dengan menggeser tombol geser ke atas atau ke bawah. Pada saat sampai pada pilihan tertentu, silahkan tekan tombol pilih/masuk (Enter) untuk melakukan perubahan. Perubahan yang penting untuk dapat Anda lakukan adalah untuk memilih kotak data yang ditampilkan pada halaman perjalanan dan halaman kompas.<br />
<br />
Untuk melakukan perubahan tersebut, pada saat Anda membuka halaman yang bersangkutan, tekan tombol menu, lalu pada jendela menu yang tampil di layar pilih ubah kotak data (Change Data Fields), lalu tekan tombol masuk/pilih (Enter). Pada halaman yang tampil, Anda dapat memilih kotak data mana yang ingin Anda ubah dengan menggeser tombol geser ke atas/ke bawah atau ke kanan/ke kiri dan kemudian menekan lalu tekan tombol masuk/pilih (Enter) untuk memilih data yang ingin Anda tampilkan pada kotak yang bersangkutan. Anda sebaiknya memilih untuk menampilkan data yang benar-benar Anda perlukan. Setelah selesai, silahkan tekan tombol keluar (Quit) untuk kembali ke layar halaman utama. Perubahan lainnya dapat Anda lakukan dengan mengikuti cara yang pada dasarnya sama.<br />
<br />
Sekarang Anda sudah dapat melakukan pengaturan alat penerima SPG sehingga Anda siap untuk menggunakannya melakukan pengumpulan data. Ingat bahwa pengumpulan data dengan menggunakan alat penerima SPG diperlukan bila Anda memerlukan data spasial dalam penelitian Anda. Data spasial dapat berupa data titik, data garis, atau data bidang di permukaan bumi. Anda memerlukan data titik, data garis, dan data bidang tersebut untuk menentukan lokasi data atribut di permukaan bumi. Misalnya, bila Anda melakukan penelitian inventarisasi OPT maka untuk setiap jenis OPT sebagai data atribut, Anda perlu menentukan lokasinya dalam bentuk titik, garis, atau bidang. Dalam melakukan analisis data, Anda menganalisis bukan hanya data atribut sebagaimana yang dewasa ini pada umumnya dilakukan oleh banyak orang, melainkan juga melakukan analisis data spasial yang Anda kumpulkan. Bila tidak, Anda tidak perlu repot-repot menggunakan alat penerima SPG dalam penelitian Anda. <a href="http://www.gpsvisualizer.com/draw/?type=OPENCYCLEMAP&zoom=12&center=-10.24533,123.85437&note="></a>
</div>
I Wayan Muditahttp://www.blogger.com/profile/08972360557438959352noreply@blogger.com0Kupang, Indonesia-10.17244 123.577904-12.172691499999999 121.05104850000001 -8.1721885 126.1047595tag:blogger.com,1999:blog-1207472836791885369.post-69267567286198789462012-10-27T23:59:00.000+08:002012-10-28T15:35:15.137+08:00Mengenali dan Menggunakan Alat Penerima SPG Garmin GPS 60i: Bagian 1 dari 3 Tulisan<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://static.garmincdn.com/en/products/010-00322-00/g/cf-md.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="150" src="https://static.garmincdn.com/en/products/010-00322-00/g/cf-md.jpg" width="150" /></a></div>
Untuk menentukan <a href="http://sumberdayaskripsi.blogspot.com/2012/10/gps-peta-dan-sig-seberapa-penting-dalam.html">posisi di permukaan bumi</a> diperlukan alat penerima SPG. Kini tersedia alat penerima SPG berbagai merek dan model dengan ketelitian dan kecanggihan yang beragam. Di antara berbagai model alat penerima SPG Garmin, model Garmin GPS 60i merupakan model yang murah tetapi akurat dan cukup lengkap. Saya menggunakan alat penerima SPG ini untuk membantu mahasiswa yang sedanw saya bimbing melakukan penelitian skripsi bidang perlindungan tanaman yang berkaitan dengan SIG. Saya menggunakan <a href="http://www.mediafire.com/view/?cyfvlwws668jigo">Garmin GPS 60 Owner's Manual</a> dalam bahasa Inggris sebagai bahan rujukan tulisan ini. Anda juga dapat mengunduh buku gratis 'Berkenalan dengan GPS' (<a href="http://www.mediafire.com/?cmilmnj0e3n">Sumber 1</a>, <a href="http://www.mediafire.com/view/?9bm5zio2ng07jhm">Sumber 2</a>) yang memberikan penjelasan lebih luas mengenai penggunaan alat penerima SPG.<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
Untuk membantu mahasiswa yang saya bimbing menggunakan alat SPG ini, berikut adalah gambar bagian depan dan gambar bagian belakang alat penerima SPG Garmin GPS 60i. <br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://www.mediafire.com/view/?cu36o3gejcrs7c2" style="margin-left: auto; margin-right: auto;" target="_blank"><img alt="Simple, Free Image and File Hosting at MediaFire" border="0" src="http://www.mediafire.com/conv/fbd995c91de0ef9c93995d047b8eb18eb7497300f3ad84b71d03a303969dadc54g.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Bagian Depan Alat Penerima SPG Garmin GPS 60</td></tr>
</tbody></table>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://www.mediafire.com/view/?1jcxnw4oles8nr0" style="margin-left: auto; margin-right: auto;" target="_blank"><img alt="Simple, Free Image and File Hosting at MediaFire" border="0" src="http://www.mediafire.com/conv/87bab5969a9c282b76acb6923b753284d7df43381d965e009bc09f62e2cf0bc34g.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Bagian Belakang Alat Penerima SPG Garmin GPS 60</td></tr>
</tbody></table>
Sebelum menggunakan, alat perlu terlebih dahulu diisi dengan sumber tenaga berupa baterai tipe AA. Untuk memasukkan baterai, lihat bagian belakang alat, posisikan pengunci tutup ruang baterai menjadi tegak, putar ke kiri sampai sejajar dengan panjang badan alat, tarik keluar perlahan, lalu geser ke bagian bawah untuk melepaskan penutup dari kait penutup ruang baterai di bagian bawah alat penerima. Pasang baterai dengan kutub positif baterai di sebelah kiri berada di bawah dan kutub positif baterai di sebelah kanan berada di atas. Pasang kembali penutup ruang baterai dengan terlebih dahulu mengaitkan kait penutup di bagian bawah, menutupkan penutup di atas baterai sampai posisinya pas, lalu memutar pengunci tutup ruang baterai ke kanan sampai pada posisi melintang kemudian melipatnya sampai sejajar dengan permukaan penutup.<br />
<br />
Untuk menyalakan alat penerima, tekan tombol tenaga. Begitu alat menyala, akan tampil beberapa saat halaman pemilik alat. Setelah itu, alat penerima akan berpindah halaman dengan sendirinya ke halaman yang disebut halaman satelit. Sebelum melanjutkan, perhatikan bahwa alat penerima terdiri atas beberapa halaman utama dan halaman tambahan. Halaman utama terdiri atas, dengan urut-urutan pembukaan dari yang pertama, halaman satelit (Satelite), hqlaman perjalanan (Trips), halaman peta (Map), halaman kompas (Compass), dan halaman menu (Menu). Urutan pembukkan halaman ini sebenarnya dapat diubah, tetapi untuk sementara, biarkan saja apa adanya. Untuk berpindah dari halaman utama yang satu ke halaman utama lainnya, silahkan tekan tombol halaman (Page). Halaman tambahan dapat diperoleh dengan menekan tombol tandai (Mark) dan tombol temukan (Find) serta dengan memilih ikon pada halaman menu (Menu).<br />
<br />
Setelah alat penerima dinyalakan, layar mungkin kurang tajam atau kurang cerah. Untuk mengatur ketajaman dan kecerahan layar, tekan tombol tenaga sampai pada layar tampak gambar pengatur tingkat ketajaman dan tingkat kecerahan layar sebagai berikut:<br />
<br />
<center>
<a href="http://www.mediafire.com/view/?vy7gqi3ogm7a545" target="_blank"><img alt="Simple, Free Image and File Hosting at MediaFire" border="0" src="http://www.mediafire.com/conv/d18cea44be681b341e5b440d0ee87e15bc322f23ce3250c85ad357ae590ab95a4g.jpg" /></a></center>
Untuk mempertajam atau mempercerah layar, geser tombol geser ketajaman layar ke kanan dan tombol geser kecerahan layar ke atas dengan menggunakan tombol geser ke arah kanan dan ke arah atas sampai diperoleh ketajaman dan kecerahan layar yang diinginkan.<br />
<br />
Agar alat penerima dapat menerima sinyal satelit, Anda harus berada di ruang terbuka di luar ruangan maupun di luar dari naungan pohon maupun gedung tinggi. Pegang alat dengan bagian antena menghadap ke atas. Halaman satelit akan menampilkan posisi satelit dan kekuatan sinyal setiap satelit dengan nomor tertentu berupa grafik histogram di bagian bawah posisi setiap satelit. Satelit yang dapat diterima sinyalnya dengan baik akan tampak sebagai bar berwarna hitam, sedangkan yang lemah berwarna putih. Kekuatan sinyal satelit digambarkan sebagai tinggi-rendah bar. Setelah alat dapat menerima sinyal dari sekurang-kurangnya tiga sateli maka koordinat lokasi dan akurasi posisi akan ditampilkan pada layar status. Tunggu sampai alat dapat menerima sinyal dari sekurang-kurangnya 4 satelit dan akurasi posisi mencapai plus minus 7 m atau kurang sebelum mencatat koordinat lokasi.<br />
<center>
<a href="http://www.mediafire.com/view/?r5m1ccbdxy4mykk" target="_blank"><img alt="Simple, Free Image and File Hosting at MediaFire" border="0" src="http://www.mediafire.com/conv/3471b344af594407c7de97048af6636aa3e5d26dff3816d273680f56b85b82344g.jpg" /></a></center>
Koordinat lokasi dapat dicatat secara manual dengan menuliskan angka koordinat dan akurasinya pada lembar pencatatan atau merekamnya sebagai <i>waypoint</i> (lokasi titik). Perlu dipahami bahwa dalam SIG terdapat tiga macam lokasi, yaitu lokasi titik, lokasi garis, dan lokasi bidang. Alat penerima SPG Garmin menyebut lokasi titik sebagai <i>waypoint</i>. Selain dengan mencatat secara manual, lokasi titik juga dapat direkam dengan menekan tombol tandai (Mark). Kita akan belajar melakukan perekaman lokasi titik sebagai <i>waypoint</i> pada tulisan selanjutnya. Sekarang Anda perlu membiasakan diri terlebih dahulu mengenali halaman utama alat penerima SPG Garmin GPS 60i ini.<br />
<br />
Halaman berikutnya setelah halaman satelit adalah halaman perjalanan (Trip). Pada halaman ini Anda dapat memeriksa data perjalanan bila Anda menyalakan alat penerima SPG selama melakukan perjalanan. Data penting yang dapat anda lihat pada halaman ini antara lain adalah data elevasi (ketinggian tempat). Data yang dapat ditampilkan pada halaman ini dapat diubah
sesuai dengan keperluan Anda. Kita akan belajar mengubah data yang
ditampilkan pada halaman ini pada tulisan selanjutnya. Sekarang, Anda perlu mengenali halaman perjalanan ini dengan memeriksa gambar di bawah ini:<br />
<br />
<center>
<a href="http://www.mediafire.com/view/?b8mn337p3hx7ldj" target="_blank"><img alt="Simple, Free Image and File Hosting at MediaFire" border="0" src="http://www.mediafire.com/conv/e6fa5e4302d5dfea007e397e2ba46ecaa5864134995e76f4c440b892cb0afd824g.jpg" /></a>
</center>
Setelah halaman perjalanan, Anda akan menemukan halaman peta. Halaman peta ini dapat digunakan untuk menampilkan lokasi titik, lokasi garis, dan lokasi bidang yang telah Anda rekam. Anda dapat menggeser peta ke bawah dan ke atas serta ke kanan dan ke kiri dengan menggunakan tombol geser. Anda juga dapat memperkecil dan memperbesar skala peta dengan menekan tombol perbesar/perkecil tampilan peta (tombol In untuk memperbesar dan tombol Out untuk memperkecil). Simak tampilan lokasi titik dan lokasi garis pada halaman peta berikut ini:<br />
<center>
<a href="http://www.mediafire.com/view/?eg76bd6sauo58ug" target="_blank"><img alt="Simple, Free Image and File Hosting at MediaFire" border="0" src="http://www.mediafire.com/conv/29fdbbe417f926232fb8289f87203dff16a300d36457888de11b074d67d51e394g.jpg" /></a>
</center>
Perhatikan bahwa pada halaman peta di atas, lokasi berkemah, lokasi truk, dan lokasi tegakan pohon telah direkam sebelumnya sebagai <i>waypoint</i>. Rute merupakan jarak terpendek yang menghubungkan setidak-tidaknya dua lokasi titik.<br />
<br />
Setelah halaman peta, Anda akan menemukan halaman kompas. Sebagaimana dengan data yang ditampilkan pada halaman perjalanan, data yang ditampilkan pada halaman kompas juga dapat diubah sesuai dengan keperluan. Kita akan belajar melakukan perubahan ini pada tulisan selanjutnya. Sekarang Anda cukup terlebih dahulu mempelajari halaman kompas untuk mengenali bagian-bagiannya sebagai berikut:
<br />
<center>
<a href="http://www.mediafire.com/view/?qx1b4f0v175dbd0" target="_blank"><img alt="Simple, Free Image and File Hosting at MediaFire" border="0" src="http://www.mediafire.com/conv/40ea23ffc6c5967249da54da9ab5317d7bf2f7f44f16cf8440e331bf48772bea4g.jpg" /></a>
</center>
Halaman utama terakhir adalah halaman menu. Halaman ini memuat ikon yang Anda dapat pilih dengan menggunakan tombol geser dan kemudian menekan tombol pilih/masuk (Enter). Salah satu ikon penting pada halaman ini adalah ikon perekaman jalur. Jalur merupakan lokasi jenis
kedua dan ketiga yang dapat diukur dengan menggunakan alat penerima
SPG, yaitu lokasi garis dan lokasi bidang. Lokasi garis dapat direkam
dengan membuat jalur terbuka, sedangkan lokasi bidang dengan membuat
jalur tertutup. Kita akan belajar melakukan perekaman jalur pada tulisan
berikutnya. Untuk keluar dari halaman yang Anda pilih/masuki pada halaman ini, seilahkan tekan tombol batal/keluar (Quit) sehingga Anda akan dikembalikan ke halaman menu.<br />
<center>
<a href="http://www.mediafire.com/view/?i39wnje94x383c6" target="_blank"><img alt="Simple, Free Image and File Hosting at MediaFire" border="0" src="http://www.mediafire.com/conv/fff6490aa6814697a2e40a4152523f1f1fa2c844687e9f35d7a5b73cba0ab6ea4g.jpg" /></a>
</center>
<br />
Melalui tulisan ini saya berharap Anda dapat mengenali bagian-bagian dan menggunakan secara sederhana alat penerima SPG Garmin GPS 60i. Sekali Anda sudah mengenali bagian-bagian alat pemerima SPG merek dan model tertentu, Anda tidak akan mengalami kesulitan mengenali bagian-bagian dan menggunakan alat penerima SPG dengan merek dan model lain. Bila tulisan ini bermanfaat bagi anda yang baru mulai belajar menggunakan alat penerima SIG, jangan lupa meninggalkan komentar. Saya juga mempersilahkan Anda mengajukan pertanyaan, seandainya ada hal-hal menurut Anda perlu saya perbaiki penulisannya sehingga Anda bisa lebih mudah memahami.<br />
<br />
Bila Anda ingin membeli alat penerima SPG, saya merekomendasikan alat penerima yang sederhana tetapi kuat berikut ini:<br />
<center>
<table>
<tbody>
<tr>
<td><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://sites.garmin.com/etrex/m/g/eTrex10.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="http://sites.garmin.com/etrex/m/g/eTrex10.png" width="104" /></a></div>
</td>
<td><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://sites.garmin.com/etrex/m/g/eTrex20.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="http://sites.garmin.com/etrex/m/g/eTrex20.png" width="104" /></a></div>
</td>
<td><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://sites.garmin.com/etrex/m/g/eTrex30.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="http://sites.garmin.com/etrex/m/g/eTrex30.png" width="104" /></a></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td><a href="https://buy.garmin.com/shop/shop.do?cID=145&pID=87768">Garmin GPS eTrex 10</a>:<br />
Model Dasar, hitam putih tanpa kartu memori tambahan</td>
<td><a href="https://buy.garmin.com/shop/shop.do?cID=145&pID=87771">Garmin GPS eTrex 20</a>:<br />
Layar berwarna dan kartu memori tambahan</td>
<td><a href="https://buy.garmin.com/shop/shop.do?cID=145&pID=87774">Garmin GPS eTrex 30</a>:<br />
Altimeter, kompas, dan koneksi Internet </td>
</tr>
</tbody></table>
</center>
</div>
I Wayan Muditahttp://www.blogger.com/profile/08972360557438959352noreply@blogger.com1Kupang, Indonesia-10.17244 123.577904-12.172691499999999 121.05104850000001 -8.1721885 126.1047595tag:blogger.com,1999:blog-1207472836791885369.post-63370383334595618332012-10-21T22:11:00.001+08:002012-10-31T23:51:00.299+08:00Halo Mahasiswa Penyusun Skripsi, Periksa Nama Ilmiah yang Anda Gunakan dan Rujuk Sumber Primer<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://blog.huayuworld.org/gallery/6769/what%20is%20your%20name.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="155" src="http://blog.huayuworld.org/gallery/6769/what%20is%20your%20name.jpg" width="200" /></a></div>
Saya sudah menediakan gadget pemeriksaan nama ilmiah pada blog ini. Tapi mungkin mahasiswa yang sedang menyusun skripsi kurang mengerti apa kegunaannya dan bagaimana menggunakannya. Mahasiswa yang saya bimbing membuat skripsi tetap saja menggunakan nama ilmiah yang tidak sahih (valid). Sebagaimana saya sudah sampaikan pada tulisan saya sebelumnya, nama ilmiah harus memenuhi sejumlah persyaratan tatanama dan diakui secara internasional. Pakar taksonomi yang berlainan memberikan nama ilmiah yang berbeda untuk satu spesies mahluk hidup tertentu. Tentu saja, di antara nama ilmiah tersebut, hanya satu yang memenuhi syarat dan diterima secara internasional. Untuk menentukan, mana di antara banyak nama ilmiah yang diberikan terhadap satu spesies mahluk hidup tertentu yang merupakan nama sahih, diperlukan pemeriksaan yang dapat dilakukan dengan menggunakan gadget yang saya sediakan.<br />
<a name='more'></a><br />
Saya menyediakan pemeriksaan nama ilmiah dengan menaut kepada layanan pemeriksaan nama ilmiah sebagai berikut:<br />
<ul>
<li><a href="http://data.gbif.org/welcome.htm">GBIF Data Portal</a>, untuk memeriksa nama ilmiah dan klasifikasi berbagai kerajaan mahluk hidup </li>
<li><a href="http://www.itis.gov/">ITIS</a>, untuk memeriksa nama ilmiah dan klasifikasi berbagai kerajaan mahluk hidup </li>
<li><a href="http://www.issg.org/database/welcome/">Global Invasive Species Database</a>, untuk memeriksa nama ilmiah dan deskripsi spesies mahluk hidup yang bersifat invasif </li>
<li><a href="http://www.theplantlist.org/">The Plant List</a>, untuk memeriksa nama ilmiah dan klasifikasi tumbuhan
</li>
<li><a href="http://www.algaebase.org/">AlgaeBase</a>, untuk memeriksa nama ilmiah dan klasifikasi algae</li>
<li><a href="http://www.speciesfungorum.org/Names/Names.asp">Species Fungorum</a>, untuk memeriksa nama ilmiah dan klasifikasi jamur
</li>
<li><a href="http://www.bacterio.cict.fr/introduction.html">LPSN</a>, untuk memeriksa nama ilmiah dan klasifikasi bakteri </li>
<li><a href="http://ictvonline.org/index.asp?bhcp=1">ICTV</a>, untuk memeriksa nama ilmiah dan klasifikasi virus</li>
</ul>
Untuk melakukan pemeriksaan nama ilmiah, klik tautan layanan pemeriksaan nama ilmiah tersebut di atas. Bila yang Anda periksa adalah nama ilmiah tumbuhan, jamur, atau bakteri, silahkan klik layanan yang sesuai. Untuk mahluk hidup lainnya, silahkan gunakan layanan GBIF Data Portal.<br />
<br />
Misalkan Anda memperoleh dua nama ilmiah yang berbeda untuk jeruk keprok, yaitu Citrus reticulata dan Citrus nobilis. Untuk memeriksa, mana di antara kedua nama ini yang merupakan nama valid, klik tautan The Plant List. Mula-mula ketik Citrus reticulata pada kotak pemeriksaan bertuliskan Enter a genus or genus and species, lalu klik tombol Search. Anda akan diarahkan ke halaman yang memuat tabel dengan nama <a href="http://www.theplantlist.org/tpl/record/kew-2724336"><i class="genus">Citrus</i> <i class="species">reticulata</i> <span class="authorship">Blanco</span></a> pada baris paling atas. Klik nama tersebut sehingga Anda diarahkan ke halaman bertuliskan "Citrus reticulata Blanco is an accepted name (<i>Citrus reticulata</i> Blanco merupakan nama yang diterima). Kemudian periksa tabel di bagian bawah halaman, Anda akan memperoleh seluruh nama ilmiah sinonim (nama lain) untuk jeruk keprok, tetapi Anda tidak menemukan <i>Citrus nobilis</i>, melainkan <i>Citrus nobilis</i> var. <i>deliciosa</i> dan <i>Citrus x nobilis</i> berbagai varietas. Dengan demikian maka <i>Citrus nobilis</i> bukan nama yang diterima dan juga bukan nama sinonim untuk jeruk keprok. Untuk lebih meyakinkan, silahkan ketik nama <i>Citrus nobilis</i> pada kotak pemeriksaan. Anda akan diarahkan ke halaman bertuliskan "18 plant name records match your search criteria <b><i>Citrus nobilis</i></b>. The results are below." Dari tabel yang disajikan tidak ada nama <i>Citrus nobilis</i>, melainkan <a href="http://www.theplantlist.org/tpl/record/kew-2724255"><i class="genus">Citrus</i> <i class="specieshybrid">×</i> <i class="species">nobilis</i> <span class="authorship">Lour.</span></a>, <a href="http://www.theplantlist.org/tpl/record/tro-28101296"><i class="genus">Citrus</i> <i class="species">nobilis</i> <span class="infraspr">var.</span> <i class="infraspe">deliciosa</i> <span class="authorship">(Ten.) Swingle</span></a>, dan <i>Citrus x nobilis</i> berbagai varietas.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://thumbnail.virtualprivatelibrary.net/The_Plant_List_03_14_11.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="231" src="http://thumbnail.virtualprivatelibrary.net/The_Plant_List_03_14_11.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
Misalkan Anda sedang membuat skripsi mengenai pengendalian <i>Chromolaena odorata</i> dengan menggunakan lalat puru dengan nama ilmiah yang Anda peroleh dari pustaka adalah <i>Cecidochares connexa</i>. Pertama-tama Anda perlu memeriksa nama ilmiah <i>Chromolaena odorata</i> di situs The Plant List sebagaimana memeriksa nama ilmiah jeruk keprok dan kemudian <a href="http://www.theplantlist.org/tpl/search?q=Chromolaena+odorata">memperoleh hasilnya</a>. Untuk memeriksa nama <i>Cecidochares connexa</i>, Anda harus menggunakan GBIF Data Portal mengingat merupakan nama serangga. Pada halaman utama, ketik nama <i>Cecidochares connexa</i> pada kotak di bawah tukisan Search species/country/dataset, kemudian tekan Search. Anda akan diarahkan ke halaman hasil bertuliskan Scientific name, species: <a href="http://data.gbif.org/species/1621573/">Cecidochares connexa</a>. Klik tautan nama ilmiah sehingga Anda diarahkan ke halaman bertuliskan <a href="http://data.gbif.org/species/1621573/">Species: Cecidochares connexa (Macquart, 1848)</a>. Halaman ini menyatakan bahwa <i>Cecidochares connexa</i> merupakan nama yang diterima dengan nama sinonim
<i><a href="http://data.gbif.org/species/113112334"><span class="genera">Trypeta nigerrima</span></a></i>, dan
<i><a href="http://data.gbif.org/species/113112335"><span class="genera">Oedaspis leucotricha</span></a></i>. Anda juga memperoleh klasifikasi lalat puru sebagai berikut: Kingdom: <a href="http://data.gbif.org/species/115491306">Animalia,</a> Phylum: <a href="http://data.gbif.org/species/115491365">Arthropoda,</a> Class: <a href="http://data.gbif.org/species/115491502">Insecta,</a> Order: <a href="http://data.gbif.org/species/115491541">Diptera,</a> Family: <a href="http://data.gbif.org/species/115498915">Tephritidae,</a> Genus: <a href="http://data.gbif.org/species/115981877"><span class="genera">Cecidochares,</span></a> Species: <span class="genera"><i>Cecidochares connexa</i>.</span><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://www.biodiversity.be/files/1/3/8/1383.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="361" src="http://www.biodiversity.be/files/1/3/8/1383.png" width="400" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<span class="speciesName">Anda dapat menggunakan GBIF Data Portal untuk memperoleh klasiifikasi tumbuhan. Untuk memperoleh klasifikasi Cromolaena odorata, silahkan ktikkan nama tersebut pada kotak pencarian GBIF Data Portal. Anda akan <a href="http://data.gbif.org/search/Chromolaena%20odorata">memperoleh hasil</a> bertuliskan Scientific Names: Species: </span><span class="speciesName"><a href="http://data.gbif.org/species/3087725/"><span class="genera"><span class="match">Chromolaena odorata</span> (en:Jack In The Bush)</span></a></span><span class="speciesName">, Form: </span><span class="speciesName"><a href="http://data.gbif.org/species/6292691/"><span class="match">Chromolaena odorata</span> odorata</a></span><span class="speciesName">, dan Form: </span><span class="speciesName"><a href="http://data.gbif.org/species/4237921/"><span class="match">Chromolaena odorata</span> squarrosa</a></span><span class="speciesName">. Ini berarti spesies gulma ini mempunyai dua forma. Untuk memperoleh klasifikasi, silahkan klik </span><span class="speciesName"> </span><span class="speciesName"><a href="http://data.gbif.org/species/3087725/"><span class="genera"><span class="match">Chromolaena odorata</span> (en:Jack In The Bush)</span></a></span><span class="speciesName">, Anda akan diarahkan ke halaman Names and Classification. Pada halaman ini Anda memperoleh klasifikasi Chromolaena odorata dari dua sumber, yaitu dari (1) </span> <a href="http://data.gbif.org/datasets/resource/13662">The Species
2000 and ITIS Catalogue of Life: GCC: Global Compositae Checklist in
Species 2000 and ITIS Catalogue of Life: 2011 Annual Checklist</a><span class="speciesName"> dan dari (2) <a href="http://data.gbif.org/datasets/resource/40">The International Plant Names Index: IPNI</a>. Silahkan bandingkan, maka Anda akan melihat klasifikasi dari sumber pertama sangat lengkap. Tetapi, sebelum memutuskan untuk mengutip, silahkan periksa juga pada layanan pemeriksaan lain, misalnya <a href="http://www.itis.gov/">ITIS</a>.</span><br />
<span class="speciesName"><br /></span>
<span class="speciesName">ITIS merupakan mitra GBIF sehingga hasil yang akan Anda peroleh kemungkinan besar akan sama. Tetapi, tidak ada salahnya mencoba. Pada halaman utama ITIS, klik Scientific Name, kemudian pilih Plant pada kotak In, containing pada kotak Kingdom, dan ketik Chromolaena odorata pada kotak pencarian, lalu klik Search. Anda akan diarahkan ke halaman hasil yang memuat: </span>
<a href="http://www.itis.gov/servlet/SingleRpt/SingleRpt?search_topic=TSN&search_value=37034">Chromolaena odorata</a> (L.) R.M. King & H. Rob. – accepted – Jack in the bush, Siamweed. Anda memperoleh nama ilmiah yang diterima (accepted) dan nama umum dalam bahasa Inggris. Silahkan klik tautan Chromolaena odorata, Anda akan memperoleh halaman yang memuat Taxonomy and Nomenclature (taksonomi dan tatanama), Taxonomy Hierarchy (peringkat taksonomi), References (referensi, pustaka), dst. Anda dapat melihat klasifikasi disusun sebagai peringkat pada bagian peringkat taksonomi. Selain itu, Anda diberikan referensi (pustaka) pada bagian References. Klik Chromolaena pada bagian peringkat taksonomi, Anda akan memperoleh seluruh spesies yang diterima untuk genus Chromolaena. Klik Asteraceae pada bagian peringkat taksonomi, Anda akan memperoleh nama sinonim untuk famili Asteraceae (banyak sinonim) dan seluruh nama genus yang diterima dalam famili Asteraceae (banyak genera).<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://t3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcT5EZRKX8ENcqRIOmdcHX44JyLQJ2Dl5nxKFJRtvfmU5RI91Ht502sxeSF_5A" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="157" src="http://t3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcT5EZRKX8ENcqRIOmdcHX44JyLQJ2Dl5nxKFJRtvfmU5RI91Ht502sxeSF_5A" width="320" /></a></div>
<br />
<span class="genera"></span><br />
<span class="genera"></span><br />
<span class="genera"></span><br />
<span class="genera"></span><br />
<span class="genera"></span><br />
<span class="genera"><br /></span>
<span class="genera">Untuk memeriksa nama ilmiah jamur Anda menggunakan layanan pemeriksaan </span><span class="genera"><a href="http://www.speciesfungorum.org/Names/Names.asp">Species Fungorum</a>. Ketik nama Diplodia natalensis pada kotak pemeriksaan, lalu klik Search, maka Anda akan memperoleh hasil:</span> "<b>Pages: </b><b>1</b> <b>of 1 records.</b> <a class="LinkColour1a" href="http://www.speciesfungorum.org/Names/Names.asp#TopOfPage">TofP</a> <a class="LinkColour1a" href="http://www.speciesfungorum.org/Names/Names.asp#BottomOfPage">BofP,</a><a class="LinkColour1" href="http://www.speciesfungorum.org/Names/NamesRecord.asp?RecordID=227722"> Diplodia natalensis</a> Pole-Evans (1911), (= <a class="LinkColour4" href="http://www.speciesfungorum.org/Names/GSDSpecies.asp?RecordID=188476">Lasiodiplodia theobromae</a>); Anamorphic <a href="http://www.speciesfungorum.org/Names/familyrecord.asp?strRecordID=80530">Botryosphaeriaceae</a>".Klik tautan <a class="LinkColour1" href="http://www.speciesfungorum.org/Names/NamesRecord.asp?RecordID=227722">Diplodia natalensis</a>, Anda akan memperoleh bahwa nama yang berlaku (<i>current name</i>) untuk jamur ini adalah <a href="http://www.speciesfungorum.org/Names/SynSpecies.asp?RecordID=188476"><b>Lasiodiplodia theobromae</b> <b>(Pat.) Griffon & Maubl.</b> 1909</a>. Klik tautan back to previous page, lalu klik tautan (= <a class="LinkColour4" href="http://www.speciesfungorum.org/Names/GSDSpecies.asp?RecordID=188476">Lasiodiplodia theobromae</a>), maka Anda akan memperoleh daftar panjang nama sinonim jamur ini berikut klasifikasinya di bagian bawah halaman: Botryosphaeriaceae, Botryosphaeriales, Incertae sedis, Dothideomycetes, Ascomycota, Fungi (dalam urutan terbalik, tanpa disertai peringkat taksonomi).<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://www.mushroomhobby.com/temp/C.%20polymorphus/IndexFungorum.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="210" src="http://www.mushroomhobby.com/temp/C.%20polymorphus/IndexFungorum.JPG" width="320" /></a></div>
<br />
Untuk memeriksa nama bakteri penyebab penyakit, gunakan layanan LPSN. Layanan ini menggunakan cara yang agak berbeda untuk melakukan pemeriksaan. Pada halaman utama, klik tanda segitiga terbalik di sebelah kanan kotak Content, lalu pilih Genera and taxa above the rank of genus: M-R, untuk memeriksa bakteri genus Pseudimonas. Anda akan dialihkan ke halaman beisi daftar panjang, geser halaman ke bawah sampai Anda memperoleh nama <a href="http://www.bacterio.cict.fr/p/pseudomonas.html">Pesudomonas</a>, lalu klik tautan. Anda akan dialihkan ke halaman Pseudomonas berisi daftar seluruh spesies bakteri ini. Geser halaman ke bawah sampai Anda menemukan nama spesies yang diperiksa, dalam hal ini <i>Pseudomonas solanacearum</i>. Anda akan memperoleh nama <i>Pseudomonas solanacearum</i> (Smith 1896)<span style="font-family: Verdana;"> </span>dan nama sinonim <i>Bacillus solanacearum</i> Smith 1896. Anda juga diberikan situs alternatif pemeriksaan: <a href="http://www.ncbi.nlm.nih.gov/bookshelf/br.fcgi?book=bacname">Approved Lists of Bacterial Names Amended edition</a>. Untuk memperoleh klasifikasi, setelah mengklik segitiga terbalik di sebelah kanan kotak Content, pilih Classifications.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://www.bacterio.cict.fr/cartoon.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="109" src="http://www.bacterio.cict.fr/cartoon.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
Untuk algae, silahkan periksa di <a href="http://www.algaebase.org/">AlgaeBase</a> dan untuk virus di <a href="http://ictvonline.org/index.asp?bhcp=1">ICTV</a>. Selain memeriksa melalui layanan yang bersifat menyeluruh (beberapa golongan mahluk hidup dalam satu layanan), Anda juga dapat memeriksa melalui layanan pemeriksaan kelompok taksonomi tertentu. Untuk tumbuhan, tersedia layanan khusus <a href="http://bgbm3.bgbm.fu-berlin.de/iopi/gpc/query.asp">IOPI Provisional Global Plant Checklist</a> (seluruh tumbuhan berbunga), <a href="http://www.tropicos.org/NameSearch.aspx">Tropicos</a> (seluruh tumbuhan berbunga, algae, dan jamur), <a href="http://apps.kew.org/wcsp/home.do">World Checklist of Selected Plant Families</a> (tumbuhan bangsa tertentu), <a href="http://www.conifers.org/">The Gymnosperm Database</a> (tumbuhan biji terbuka), <a href="http://herbarium.botanik.univie.ac.at/annonaceae/listTax.php">Annonaceae Database</a> (Annonaceae), <a href="http://www.cbif.gc.ca/pls/spec/brassicaceae">Brassicaceae Checklist</a> (Brassicaceae), <a href="http://www.ildis.org/">ILDIS</a> (Fabaceae), <a href="http://sweetgum.nybg.org/lp/taxadvsearch.php">Lecythidaceae Pages</a> (Lecythidaceae), <a href="http://www.melastomataceae.net/MELnames/">MelNet</a> (Melastomataceae), <a href="http://www.nhm.ac.uk/research-curation/research/projects/solanaceaesource/">Solanaceae Source</a> (Solanaceae), <a href="http://rbg-web2.rbge.org.uk/URC/frames.html?http://rbg-web2.rbge.org.uk/URC/nomenclature/nomenclaturehomepage.html">Umbellifer Resource Centre</a> (Umbelliferae), dan <a href="http://elpt.fieldmuseum.org/search/node">Early Land Plants Today</a> (tumbuhan darat primitif).<br />
<br />
Untuk serangga tersedia sangat banyak layanan terpisah-pisah, di antaranya <a href="http://www.odonata.info/get?alias=odonata">Odonata</a> (capung dan kerabatnya), <a href="http://plecoptera.speciesfile.org/Common/editTaxon/SearchForTaxon.aspx">Plecoptera Scpecies File</a> (Plecoptera), <a href="http://blattodea.speciesfile.org/Common/editTaxon/SearchForTaxon.aspx">Blattodea Species File</a> (kecoak dan kerabatnya), <a href="http://mantodea.speciesfile.org/Common/editTaxon/SearchForTaxon.aspx">Mantodea Species File</a> (belalang sembah dan kerabatnya), <a href="http://phasmida.speciesfile.org/Common/editTaxon/SearchForTaxon.aspx">Phasmida Species File</a> (belalang kayu dan kerabatnya), <a href="http://orthoptera.speciesfile.org/Common/editTaxon/SearchForTaxon.aspx">Orthoptera Species File</a> (belalang, khususnya belalang kembara), <a href="http://embioptera.speciesfile.org/Common/editTaxon/SearchForTaxon.aspx">Embioptera Species File</a> (Embioptera), <a href="http://www.sel.barc.usda.gov/scalenet/query.htm">ScaleNet</a> (Hemiptera: kutu scale dan kerabatnya), <a href="http://hemiptera-databases.org/flow/">FLOW</a> (Hemiptera: planthoppers dan kerabatanya), <a href="http://hemiptera-databases.org/cool/index.php?&lang=en&lang=en">COOL</a> (Hemiptera: Cercopoidea dan kerabatnya), <a href="http://rameau.snv.jussieu.fr/cgi-bin/psyllesexplorer.pl">Psyl'list</a> (Hemiptera: kutu loncat dan kerabatnya), <a href="http://aphid.speciesfile.org/Common/editTaxon/SearchForTaxon.aspx">Aphid Species File</a> (Hemiptera: aphids dan kerabatnya), <a href="http://rameau.snv.jussieu.fr/cgi-bin/coleorrhyncha.pl">MBB</a> (Hemiptera: moss bugs dan kerabatnya), <a href="http://imperialis.inhs.illinois.edu/takiya/">3i Cicadelinae</a> (Hemiptera: Cicadelinae), <a href="http://imperialis.inhs.illinois.edu/dmitriev/search.asp?key=Erythroneura&lng=En">3i Typhlocybinae and Delphacidae</a> (Hemiptera: Typhlocybinae dan Delphacidae), <a href="http://rameau.snv.jussieu.fr/cgi-bin/strepsiptera.pl">Stresiptera</a> (parasitoid stresiptera dan kerabatnya), <a href="http://lacewing.tamu.edu/Species-Catalogue/index.html">Lacewing Digital Library</a> (cecopet dan kerabatnya), <a href="http://wtaxa.csic.es/search/basicsearchHP.aspx">WTaxa</a> (kumbang bubuk dan kerabatnya), <a href="http://www.zin.ru/Animalia/Siphonaptera/index.htm">Fleas</a> (kutu busuk dan kerabatnya), <a href="http://www.nhm.ac.uk/research-curation/research/projects/lepindex/search/index.dsml">LepIndex</a> (kupu-kupu dan ngengat), <a href="http://www.nhm.ac.uk/research-curation/research/projects/tineidae/index.html">Tineidae</a> (Lepidoptera: Tineidae), <a href="http://www.gracillariidae.net/">World Cracillariidae</a> (Lepideoptera: Gracillariidae), <a href="http://www.ichneumonoidea.name/global.php">Taxapad </a>(Hymenoptera: Ichneumonoidea), <a href="http://www.nhm.ac.uk/research-curation/research/projects/chalcidoids/database/">Universal Chalcidoidea Database</a> (Heminoptera: Chalcidoidea), <a href="http://www.zobodat.at/E/runE/E/cacheE/beleg_suche.php">Zobodat Vespoidea</a> (Hymenoptera: Vespoidea), dan <a href="http://rhopalosomatidae.hymis.eu/index">HymIS</a> (Hymenoptera: Rhopalosomatidae). </div>
<br />
Lalu bagaimana memberikan referensi terhadap klasifikasi yang dikutif dari layanan pemeriksaan nama ilmiah ini? Sederhana, gunakan saja Zotero. Anda tinggal memasukkan halaman web hasil pemeriksaan ke Zotero dan Anda dapat menggunakan Zotero untuk merekam halaman web hasil pemeriksaan. Bila Anda belum menggunakan Zotero, <a href="http://sumberdayaskripsi.blogspot.com/2012/10/sekali-lagi-mengenai-pereferensian_12.html">silahkan pelajari cara menggunakannya</a>. Pada era teknologi inforrmasi sekarang ini, semuanya menjadi begitu mudah, asal mau berusaha sehingga tahu caranya. Patut disayangkan karena ternyata masih begitu banyak dosen dan mahasiswa tetap saja mengutip nama ilmiah dan klasifikasi dari buku-buku yang
ditulis untuk kelangan petani dan umum. Dan begitu banyak dosen dan mahasiswa merujuk pustaka dan menulis daftar pustaka secara manual. Internet digunakan tidak lebih hanya untuk mengirim email serta ber-facebook dan ber-twitter ria.<br />
<h1>
</h1>
I Wayan Muditahttp://www.blogger.com/profile/08972360557438959352noreply@blogger.com21Kupang, Indonesia-10.17244 123.577904-12.172691499999999 121.05104850000001 -8.1721885 126.1047595tag:blogger.com,1999:blog-1207472836791885369.post-18080013037299425842012-10-17T19:21:00.003+08:002012-10-28T00:39:28.050+08:00Memetakan Lokasi Penelitian dengan Google Earth: Bagian 3 dari 3 Tulisan<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
Pada <a href="http://sumberdayaskripsi.blogspot.com/2012/10/memetakan-lokasi-penelitian-dengan_15.html">tulisan sebelumnya</a>, saya sudah menjelaskan bagaimana cara memetakan titik pada Google Earth. Pada tulisan ini saya akan menguraikan cara memetakan garis dan memetakan bidang. Pemetaan garis dilakukan misalnya untuk menunjukkan jalan, sungai, batas wilayah administratif, dsb. Pemetaan bidang dilakukan misalnya untuk menunjukkan areal persawahan, areal kawasan hutan, dan sebagainya. Sebagaimana pada pemetaan titik, Anda harus selalu memulai dengan membuat folder. Dalam Google Earth, folder bertindak seakan-akan sebagai lapis peta (<i>layer</i>), yang bisa diaktifkan untuk memperlihatkan fitur yang disimpan pada layer tersebut atau dinon-aktifkan untuk tidak memperlihatkannya. Setiap kali Anda akan membuat suatu fitur peta, pastikan kursor terlebih dahulu menunjuk pada folder yang sesuai. Dengan begitu, layar utama Google Earth tidak menjadi terlalu ramai sehingga menyulitkan kita. Pada akhir tulisan, saya akan menunjukkan bagaimana menyimpan peta yang telah kita buat.<br />
<a name='more'></a><br />
Untuk menunjukkan sesuatu yang berupa garis, kita menggunakan <i>path</i> (jalur). Misalnya kita ingin menunjukkan jalan, maka pertama-tama kita perlu menemukan titik awal dari jalan yang akan kita tunjukkan dan menampilkan titik awal tersebut dengan jelas dengan cara memperbesar tampilan citra di layar utama. Pastikan Anda telah meletakkan kursor pada folder yang sesuai, misalnya folder Jalan Menuju Lokasi Penelitian. Kemudian klik Add>Path dan klik titik awal jalan menuju lokai penelitian. Ikuti terus jalur jalan yang tampak pada citra dan klik pada jarak tertentu sehingga garis yang dihasilkan benar-benar berimpit dengan jalur jalan pada citra. Pada saat sampai pada batas layar, klik OK pada jendela New Path. Kemudian geser layar ke arah yang dapat menunjukkan jalur jalan selanjutnya sampai ujung garis yang dibuat sebelumnya berada pada batas layar yang berlawanan arah. Klik kanan ujung garis dan pada jendela yang tampil klik Properties, lalu lanjutkan mengklik jalur jalan untuk melanjutkan garis jalan yang sebelumnya telah dibuat. Demikian seterusnya, sampai jalur jalan menuju lokasi penelitian seluruhnya telah dibuat. Untuk memeriksa ketelitian posisi garis terhadap posisi jalur jalan yang sebenarnya, perbesar tampilan peta pada layar utama. Bila ternyata ada garis0yang tidak benar-benar berimpit, klik kanan garis, lalu posisikan kursor di atas garis sampai kursor berubah dari kotak menjadi telapak tangan. Klik titik pada garis yang tidak berimpit lalu geser untuk memindahkan posisi titik supaya berimpit. Anda dapat mengubah warna dan ukuran garis dengan mengklik kanan garis, kemudian memilih Properties, dan pada jendela yang tampil memilih tab Style, Color.<br />
<br />
Untuk menunjukkan sesuatu dalam bentuk bidang, kita menggunakan <i>polygon</i> (bidang sisi banyak). Misalnya kita ingin menunjukkan hamparan sawah, maka pertama-tama kita perlu menampilkan hamparan sawah denga jelas dalam layar utama Google Earth dan kemudian menentukan titik awal pada tepi hamparan sawah untuk memulai menggambar bidang. Sebelum memulai, pastikan Anda telah meletakkan kursor pada folder yang sesuai, misalnya folder Hamparan Sawah Lokasi Penelitian. Klik titik awal tersebut dan pada jendela New Polygon yang tampil, klik tab Style, Color, lalu ubah <i>area opacity</i> (tutup pandang bidang) menjadi sekitar 35%. Bila tutup pandang bidang tinggi, Anda akan mengalami kesulitan menemukan tepi bidang pada saat tepi bidang menjorok ke dalam bidang. Dalam keadaan jendela New Polygon tetap aktif, lanjutkan mengklik di sepanjang tepi hamparan persawahan secara berkeliling sampai akhirnya sampai ke titik awal, lalu klik OK untuk menutup jendela. Untuk memeriksa apakah ada garis tepi bidang yang tidak benar-benar berada pada tepi hamparan, perbesar tampulan Layar Utama, klik kanan bidang yang telah dibuat, pilih Properties, lalu lakukan sebagaimana yang telah Anda lakukan untuk membuat agar garis jalan benar-benar berimpit dengan jalur jalan pada citra. Seperti pada saat mengatur tampilan garis, Anda juga dapat mengatur tampilan bidang dengan mengklik kanan bidang yang telah dibuat, memilih Properties, dan kemudian memilih tab Style, Color untuk mengatur apakah bidang mempunyai garis tepi atau tidak, warna dan ukuran garis tepi, warna bidang, tutup pandang bidang, dsn seterusnya.<br />
<br />
Menggambar titik, garis, atau bidang dalam pemetaan dikenal dengan nama melakukan digitasi. Karena digitasi dilakukan langsung di layar komputer maka disebut digitasi di layar (<i>on-screen digitation</i>). Mendigitasi titik dapat dilakukan dengan mudah, asalkan setelah diperbesar, citra dapat tampil dengan jelas. Mendigitasi garis juga mudah, bila yang didigitasi berupa jalur lurus. Demikian juga dengan mendigitasi tepi bidang, bila tepi merupakan garis lurus. Tetapi dalam pemetaan, garis lurus merupakan perkecualian. Yang lebih banyak ditemukan adalah garis berkelok-kelok dan tepi yang tidak beraturan. Dalam hal ini, usahakan memperbesar tampilan citra sampai mendekati maksimum dan klik jalur atau tepi bidang pada jarak yang berdekatan. Bila titik klik ternyata terlanjur dibuat berjauhan maka ruas di antara dua titik dapat dipotong. Dalam menggambar garis, misalnya telah dibuat sejumlah titik di sepanjang jalur jalan yang berkelok, katakanlah lima titik A, B, C, D, dan E. Setelah diperiksa ternyata ruas haris CD berada di luar kelok jalan. Untuk memotong garis CD, klik kanan garis, pilih Properties, klik titik C, dan untuk memotong garis CD, klik di satu posisi di sepanjang garis CD, sehingga diperoleh titik X, lalu geser titik X supaya berimpit dengan liku jalur jalan. Untuk bidang dengan tepi yang dibatasi oleh titik-titik A, B, C, D, dan E, bila ternyata garis tepi CD tidak benar-benar berimpit dengan liku garis tepi bidang, untuk memotong garis CD, klik titik D, kemudian klik di satu posisi di sepanjang garis tepi CD, sehingga diperoleh titik X, lalu geser titik X sampai benar-benar berimpit dengan tepi bidang.<br />
<br />
Setiap fitur yang Anda digitasi akan ditampilkan pada folder di panel Places. Sekali lagi, untuk memastikan bahwa setiap fitur berada pada folder yang sesuai, setiap memulai melakukan digitasi, Anda harus terlebih dahulu mengklik folder di mana fitur seharusnya diletakkan. Bila tidak, fitur dapat berada pada folder yang salah sehingga nanti Anda akan mengalami kesulitan untuk menemukannya kembali, misalnya untuk melakukan penyuntingan agar fitur dalam kategori yang sama tampil dengan gaya dan warna yang sama. Misalnya, Anda perlu mengatur sehingga gaya dan warna fitur jalan utama, jalan sekunder, jalan tersier, lorong, dan sebagainya sama untuk kelas jalan yang sama dan berbeda antar kelas jalan yang berbeda. Anda juga perlu mengatur fitur sedemikian rupa sehingga untuk fitur bidang, Anda menggunakan gaya dan warna yang sama untuk kategori penggunaan lahan yang sama dan berbeda untuk kategori penggunaan lahan yang berbeda. Untuk melakukan penyuntingan, Anda dapat mengklik kanan fitur langsung di layar atau pada panel Places dan kemudian pada jendela Edit Placemark, Edit Path, atau Edit Polygon, bergantung pada kategori fitur yang Anda akan sunting, Anda melakukan penyesuaian yang diperlukan dengan memilih tab Style, Color.<br />
<br />
Setelah selesai melakukan pemetaan, Anda dapat menyimpan peta dalam dua cara. Pertama adalah menyimpan sebagai gambar untuk kemudian dimasukkan dalam tulisan, misalnya dalam proposal penelitian atau dalam skripsi. Untuk tujuan ini, Anda menyimpan peta dalam format JPG dengan mengklik File>Save>Save Image. File yang dihasilkan merupakan peta dalam format gambar sehingga tidak bisa disunting kembali. Kedua adalah menyimpan sebagai file peta, yaitu file yang dapat dibuka pada Google Earth yang diinstalasi di komputer lain untuk disunting kembali. Google Earth mempunyai dua format file peta, yaitu format KML (<i>Keyhole Markup Language</i>) dan format KMZ yang merupakan format KML terkompresi (<i>Keyhole Markup Language Zipped</i>). Google Earth sebenarnya menyimpan setiap fitur yang Anda buat secara otomatis sehingga tidak perlu menyimpan bila harus mematikan Google Earth sebelum selesai membuat peta. Menyimpan dalam format KML perlu dilakukan setelah Anda membuat fitur cukup lengkap. Anda dapat menyimpan dalam format KML dengan memilih folder atau fitur tertentu saja dalam folder dengan cara mengklik pada panel Places untuk menon-aktifkan fitur yang tidak ingin Anda simpan. <br />
<br />
Saya berharap sekarang Anda sudah bisa membuat peta lokasi penelitian dalam Google Earth. Anda dapat menyimpan peta dalam format JPG untuk dimasukkan dalam proposal penelitian atau dalam skripsi. Untuk mempublikasikan secara online peta yang telah Anda buat, misalnya melalui halaman web atau blog, Anda dapat menggunakan Google Maps. Untuk itu, terlebih dahulu Anda harus membuka Google Maps dengan mengetikannya pada kotak pencarian Google, mengklik tautan Google Maps yang diberikan, dan kemudian masuk (<i>login</i>) menggunakan akun Google, misalnya akun Gmail. Setelah masuk, klik My places, lalu klik tombol Create Map dan selanjutnya klik Import untuk measukkan file KML atau KMZ yang disimpan di dalam hard disk komputer Anda atau masukkan URL bila Anda telah menyimpan file KML atau KMZ pada layanan penyimpanan online (misalnya Google Drive, Dropbox, MediaFire, dsb.). Setelah file diimpor dan ditampilkan, simpan peta, <a href="http://maps.google.com/help/maps/getmaps/plot-one.html">klik ikon bergambar rantai (link)</a>, lalu pada jendela yang tampil, salin URL untuk sekedar menaut peta dari halaman web/blog atau salin kode HTML untuk membuka peta di halaman web/blog Anda. Berikut adalah peta jalan di dalam kawasan Taman Hutan Raya Prof. Herman Johannes yang saya digitasi dengan Google Earth kemudian saya impor ke Google Maps.<br />
<br />
<center>
<iframe frameborder="0" height="350" marginheight="0" marginwidth="0" scrolling="no" src="https://maps.google.com/maps/ms?msa=0&msid=210632561917665182882.0004cc613c6d81e0980b8&ie=UTF8&t=h&ll=-10.248033,123.866043&spn=0.118246,0.145912&z=12&output=embed" width="425"></iframe><br /><small>View <a href="https://maps.google.com/maps/ms?msa=0&msid=210632561917665182882.0004cc613c6d81e0980b8&ie=UTF8&t=h&ll=-10.248033,123.866043&spn=0.118246,0.145912&z=12&source=embed" style="color: blue; text-align: left;">Jalan Menuju Tahura Johannes</a> in a larger map</small></center>
<br />
Bayangkan bahwa Anda juga dapat menayangkan hasil penelitian skripsi Anda seperti ini. Dengan begitu, hasil penelitian Anda tidak lagi hanya sekedar menjadi sebuah persyaratan memperoleh gelar sarjana. Skripsi Anda tidak lagi menjadi hanya setumpuk kertas bersampul tebal yang ditumpuk di gudang penyimpanan skripsi. Pada era teknologi informasi sekarang ini, Anda tidak perlu menunggu harus ada matakuliah Sistem Informasi Geografik Pertanian untuk belajar SIG. Dengan kurikulum berbasis kompetensi tetapi didominasi oleh paradigma konvensional bahwa analisis data hanya dapat dilakukan dengan menggunakan teknik analisis statistika terhadap data atribut, kita sulit mengharapkan kapan SIG bisa diajarkan sebagai matakuliah teknik analisis dan penyajian data di Faperta Undana. Tapi kita tidak perlu berkecil hati, dengan kemauan dan dukungan teknologi informasi, kita bisa belajar sendiri. Kita bisa mempelajari dan mengetahui sesuatu lebih daripada sekedar yang diajarkan di fakultas.<br />
<br />
Anda juga dapat menggunakan Google Maps untuk membuat peta sebagaimana telah saya uraikan pada <a href="http://sumberdayaskripsi.blogspot.com/2012/10/membuat-peta-dengan-google-maps.html">tulisan sebelumnya</a>. Namun demikian, membuat peta dengan menggunakan Google Earth dapat menghasilkan file KML atau KMZ yang juga dapat dibuka dalam program aplikasi SIG, setelah nanti Anda menguasai penggunaan program aplikasi SIG. Anda akan lebih mengerti mengenai manfaat file KML atau KMZ yang telah Anda buat setelah nanti Anda menguasai program aplikasi SIG. Sekarang, setelah Anda menguasai penggunaan Google Earth dan ingin belajar lebih mendalam mengenai SIG, silahkan unduh program aplikasi SIG gratis seperti OpenJump, Quantum GIS, GRASS, SAGA, atau program aplikasi sejenis lainnya lalu pelajari sendiri cara menggunakannya.<br />
<br />
Untuk memperdalam pengetahuan dan kemampuan Anda menggunakan Google Earth, silahkan baca <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Google_Earth">uraian mengenai Google Earth</a> dalam Wikipedia Bahasa Indonesia. Berikut ini adalah tautan yang saya ambil dari tulisan dalam Wikipedia tersebut untuk membantu memudahkan Anda menemukan informasi yang berkaitan dengan Google Earth.<br />
<br />
<h2>
<span style="font-size: small;"><span class="mw-headline" id="Pranala_luar">Pranala luar</span></span></h2>
<ul>
<li><a class="external text" href="http://earth.google.com/" rel="nofollow">Situs Web Resmi Google Earth</a> - Mengunduh peranti lunak dari sini</li>
<li><a class="external text" href="http://googleearthuser.blogspot.com/" rel="nofollow">Blog Resmi Pengguna Google Earth</a> - Weblog John Gardiner, seorang penulis teknis dengan Google Earth</li>
<li><a class="external text" href="http://www.ogleearth.com/" rel="nofollow">Ogle Earth</a> - Berita Google Earth: Penggunaan grafik inovatif dan implikasi politik Google Earth</li>
<li><a class="external text" href="http://www.google-earth-wereld.nl/" rel="nofollow">Google Earth Wereld</a> - Situs Google Earth Belanda dengan tanda tempt</li>
<li><a class="external text" href="http://www.kugelerde.de/" rel="nofollow">KugelErde</a> - Situs Google Earth Jerman dengan berbagai tanda tempat</li>
</ul>
<h3>
<span style="font-size: small;"><span class="mw-headline" id="Tanda_tempat_dan_overlay">Tanda tempat dan overlay</span></span></h3>
<ul>
<li><a class="external text" href="http://www.gelib.fox-fam.com/" rel="nofollow">Google Earth Library</a> - Sesuatu yang menarik untuk dilakukan terhadap Google Earth</li>
<li><a class="external text" href="http://www.tierrawiki.org/" rel="nofollow">TierraWiki</a>: Menampilkan sebuah pranala Internet untuk sebuah database jalur digital untuk aktivitas di luar rumah.</li>
<li><a class="external text" href="http://www.webkuehn.de/hobbys/wikipedia/geokoordinaten/index_en.htm" rel="nofollow">Artikel Wikipedia untuk Google Earth</a> - Memetakan 80,000 entri untuk <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=WP:GEO&action=edit&redlink=1" title="WP:GEO (halaman belum tersedia)">WP:GEO</a></li>
<li><a class="external text" href="http://gecensus.stanford.edu/" rel="nofollow">Proyek gCensus</a> - Aplikasi Universitas Stanford untuk memetakan data Sensus AS</li>
<li><a class="external text" href="http://www.ecoresearch.net/mediawatch.kml" rel="nofollow">Perubahan Iklim MediaWatch</a> - Data KML atau artikel berita</li>
<li><a class="external text" href="http://gefindr.googlepages.com/" rel="nofollow">GoogleEarthFindr</a> - Mesin Pencari untuk Tanda Tempat dan Overlay</li>
</ul>
<h3>
<span style="font-size: small;"><span class="mw-headline" id="Panduan_dan_tips">Panduan dan tips</span></span></h3>
<ul>
<li><a class="external text" href="http://www.gearthblog.com/" rel="nofollow">(tidak resmi) Blog Google Earth</a> - Berita dan tips Google Earth.</li>
<li><a class="external text" href="http://www.macewan.org/2006/06/12/how-to-install-google-earth-for-linux/" rel="nofollow">Instruksi Google Earth Linux</a></li>
<li><a class="external text" href="http://www.navimap.org/lister.html?fr/lister" rel="nofollow">Data KML Dunia</a> - Anda dapat mengunduhnya</li>
<li><a class="external text" href="http://googlesightseeing.com/" rel="nofollow">Google Sightseeing</a> - blog omengenai pemandangan yang menarik dan tidak biasa</li>
<li><a class="external text" href="http://www.kcl.ac.uk/geodata" rel="nofollow">Koleksi besar database KML</a></li>
<li><a class="external text" href="http://hubblesite.org/explore_astronomy/gsky/" rel="nofollow">Kontribusi komunitas STScI's terhadap situs web Sky</a></li>
</ul>
<h3>
<span style="font-size: small;"><span class="mw-headline" id="Peralatan">Peralatan</span></span></h3>
<ul>
<li><a class="external text" href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=1207472836791885369" hrev="http://www.kamelwriter.com/" rel="nofollow">KaMeLwriter</a> - Menggunakan peta hierarkis (<a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Peta_pikiran" title="Peta pikiran">Peta pikiran</a>) untuk membuat dan mengelola data KML.</li>
<li><a class="external text" href="http://www.batchgeocode.com/" rel="nofollow">Batch Geocoder</a> - Membuat sebuah data KML dari sebuah daftar alamat, bekerja dengan sumber data apapun.</li>
<li><a class="external text" href="http://www.communityviz.org/" rel="nofollow">CommunityViz</a> - Perpanjangan ArcGIS menggambarkan cara pembangunan masa depan yang mungkin. Lihat juga artikel <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=CommunityViz&action=edit&redlink=1" title="CommunityViz (halaman belum tersedia)">CommunityViz</a>.</li>
<li><a class="external text" href="http://www.mathworks.com/matlabcentral/fileexchange/loadFile.do?objectId=12954" rel="nofollow">Kotak Peralatan Google Earth</a> - Sebuah kumpulan fungsi gambar <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Matlab" title="Matlab">Matlab</a> dengan output KML.</li>
<li><a class="external text" href="http://www.trailrunnerx.com/" rel="nofollow">TrailRunner</a> - Editor untuk jalur pendakian, dan data KML impor dan ekspor.</li>
<li><a class="external text" href="http://go.warwick.ac.uk/grok/gegpsd" rel="nofollow">GEgpsd</a> - Lintas-platform yang membolehkan GPS dari berbagai peralatan NMEA.</li>
<li><a class="external text" href="http://docs.codehaus.org/display/GEOSDOC/Google+Earth" rel="nofollow">GeoServer</a>
- Server untuk membuat KML dari Shapefiles, ArcSDE, Oracle, PostGIS,
MySQL, GeoTiff, ArcGrid, dengan dukungan untuk pranala Internet,
superoverlay, waktu dan pop-up.</li>
</ul>
<h3>
<span style="font-size: small;"><span class="mw-headline" id="Review">Ulasan</span></span></h3>
<ul>
<li><a class="external text" href="http://www.dyasdesigns.com/ogc/GoogleEarthVersusWorldWind.htm" rel="nofollow">Perbandingan dengan NASA World Wind</a></li>
</ul>
</div>
I Wayan Muditahttp://www.blogger.com/profile/01234801454480027730noreply@blogger.com0Kupang, Indonesia-10.17244 123.577904-12.172691499999999 121.05104850000001 -8.1721885 126.1047595tag:blogger.com,1999:blog-1207472836791885369.post-17566399504912436642012-10-15T19:09:00.000+08:002012-10-28T18:14:47.063+08:00Memetakan Lokasi Penelitian dengan Google Earth: Bagian 2 dari 3 Tulisan<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
Pemetakan lokasi penelitian dengan Google Earth memerlukan data lokasi penelitian. Data lokasi penelitian dapat bermacam-macam, misalnya saja data lokasi pengamatan OPT dan jalan yang ditempuh untuk mencapai lokasi tersebut. Contoh lainnya adalah batas wilayah desa/kelurahan sampal, kecamatan sampel, kabupaten/kota sampel, dan sebagainya. Data lokasi ini, yang lazim disebut data spasial, dapat diperoleh dengan beberapa cara, di antaranya dengan mengambil koordinat titik lokasi pengamatan menggunakan alat penerima SPG. Pengambilan data lokasi dengan menggunakan alat penerima SPG dapat dilakukan untuk mengambil data titik (<i>waypoint</i>), data garis (<i>track</i>), atau data wilayah (<i>area</i>). Waypoint merupakan data satu titik tertentu yang dapat diambil menggunakan alat pemerima SPG dengan mencatat secara manual maupun dengan merekam sebagai <i>waypoint</i>. Tulisan pada bagian ini dikhususkan pada bagaimana mengumpulkan data dengan menggunakan alat penerima SPG. <a href="http://sumberdayaskripsi.blogspot.com/2012/10/gps-peta-dan-sig-seberapa-penting-dalam.html">Baca tulisan saya sebelumnya</a> yang berkaitan dengan hal ini.<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
Sebelum menggunakan alat penerima SPG, lakukan penyelelan sehingga alat mengukur koordinat menggunakan proyeksi UTM dan datum WGS 84. Juga lakukan kalibrasi pengukuran elevasi (ketinggian tempat) di tepi pantai. Baca buku panduan untuk mempelajari cara melakukan hal tersebut. Untuk mengambil data dengan menggunakan alat penerima SPG, alat sebaiknya dibiarkan senantiasa dalam keadaan hidup selama melakukan pengamatan di lapangan dan diupayakan untuk senantiasa dapat menerima sinyal satelit (misalnya dengan meletakkan dalam tas pinggang khusus). Untuk merekam data jalur yang dilalui dalam melakukan pengamatan, pada saat memulai suatu jalur, rekam jalur yang akan dilalui dengan membuka layar tracklog dan kemudian mengaktifkan fitur perekaman tracklog. Untuk mengambil titik lokasi setelah sampai di lokasi pengamatan, pegang alat penerima SPG pada titik lokasi pengamatan. Tunggu beberapa saat sampai alat dapat menerima sinyal dari sekurang-kurangnya 4 satelit dan menunjukkan presisi dengan kesalahan kurang dari 4 m. Setelah itu, catat data koordinat dan elevasi pada lembar pengamatan. Untuk merekam data koordinat, cari halaman untuk merekam koordinat, lalu lakukan penandaan waypoint (mark waypoint). Bersamaan dengan itu, simpan data jalur menuju lokasi yang telah direkam dengan menyimpan tracklog dan mengaktifkan tracklog baru sebelum menuju ke lokasi berikutnya.<br />
<br />
Seluruh waypoints yang telah Anda kumpulkan dari lapangan disimpan dalam alat penerima GPS dalam file dengan format GPX. Anda dapat menghubungkan alat penerima GPS dengan komputer menggunakan kabel USB. Alat penerima GPS akan dikenali oleh komputer sebagai drive baru. Anda akan menemukan seluruh waypoint disimpan menurut tanggal dalam folder GPX. Salin seluruh file GPX seluruh lokasi pengamatan dan simpan pada folder yang sesuai di dalam komputer. Dengan begitu, nanti Anda bisa memasukkan file GPX files ke Google Earth untuk melihat lokasi pengamatan yang telah Anda lakukan pada citra satelit beresolusi tinggi Google Earth sebagai latar. Sebelum memasukkan data lokasi pengamatan dengan format GPX ke dalam Google Earth, pastikan Google Earth menggunakan proyeksi UTM. Untuk melakukan itu, pada antarmuka Google Earth, klik Tool>Options>3D View>Show Lat/Long, lalu pilih Universal Transverse Mercator. Bila yang terbuka pada layar utama Google Earth adalah wilayah kota Kupang dan sekitarnya maka angka koordinat akan berubah dari derajat menjadi zona UTM 51L disertai dengan angka meter dari batas Utara (N) dan meter dari batas barat menuju Timur (E) zona 51L. Anda juga dapat membuka tracklog dengan cara yang sama. Waypoint dan tracklog sekarang digambarkan dengan latar belakang citra Google Earth. Data waypoint dan tracklog juga ditampilkan pada Panel Lokasi.<br />
<br />
Anda juga dapat memasukkan waypoint yang sebelumnya telah dicatat pada lembar pengamatan secara manual. Untuk itu, pertama-tama buat folder dengan nama Lokasi Pengamatan dengan mengklik Add>Folder, lalu klik kotak Allow this folder to be expanded. Kemudian, letakkan kursor pada folder Lokasi Pengamatan dan klik Add>Placemark, lalu pada jendela yang tampil, ketik nama titik pengamatan pada kotak Name, angka zona UTM pada kotak Zone, angka Easting dan Northing secara lengkap pada kotak yang sesuai, termasuk satuan dan kode arah (misalnya 572189.30 m E, 8877430.18 m S). Anda dapat menambahkan keterangan dengan mengkklik tab Description, mengubah bentuk dan warna penanda dengan mengkil tab Style, Color, dan seterusnya. Ulangi hal yang sama satu persatu sampai seluruh lokasi pengamatan selesai dipetakan. Periksa untuk memastikan bahwa setiap titik yang ditambahkan secara manual ini berimpitan dengan titik yang ditunjukkan dengan memasukkan file GPX. Bila ada titik yang tidak saling berimpit, klik kanan titik tersebut, pilih Properties, lalu periksa apakah angka Easting dan Northing yang dimasukkan sudah benar. Memasukkan data lokasi pengamatan secara manual seperti ini memang memerlukan banyak waktu. Hal ini karena Google Earth versi gratis tidak menyediakan fitur untuk mengimpor data. Meskipun demikian, pencatatan data lokasi secara manual perlu dilakukan sebagai cadangan. Untuk data yang direkam dengan alat penerima SPG dan dimasukkan dengan menghubungkan alat penerima dengan komputer, keterangan, bentuk dan warna penanda, dan seterusnya, dapat disunting dengan mengklik data yang disajikan pada Panel Lokasi atau mengklik kanan setiap titik pada layar utama.<br />
<br />
<center>
<table style="width: auto;"><tbody>
<tr><td><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://picasaweb.google.com/lh/photo/BhPtb3YW5zIF9vbaCdC8R9MTjNZETYmyPJy0liipFm0?feat=embedwebsite" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img height="255" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj7_O9yn0O9UZttoToV8rzM0cOI1Rb5ie2yAk4QTBmSRfJNckH1Rc8rGsj91t_NQQCr40aCJ5nqJtxOzmU-YIqbcM5KSG4JP0eTzK-zms9NllePh24P1nM4mZHtMaxsu_N-cc6VLOzHzdw/s400/membuatpeta_googleearth_02.JPG" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Contoh Peta Sebaran Titik Pengambilan Spesimen untuk Uji PCR Penentuan Kejadian Penyakit CVPD pada Jeruk Keprok di Kabupaten TTS. Segitiga berwarna merah menyatakan titik lokasi tanaman positif CVPD</td></tr>
</tbody></table>
</td></tr>
<tr><td style="font-family: arial,sans-serif; font-size: 11px; text-align: right;">From <a href="https://picasaweb.google.com/103622824959070537826/MembuatPetaGoogleEarth02?authuser=0&feat=embedwebsite">Membuat Peta Google Earth</a></td></tr>
</tbody></table>
</center>
<br />
Selanjutnya, masukkan data lokasi pengamatan Anda ke dalam tabel lajur Excel. Buat kolom Nomor Lokasi, Zona, Easting, Northing, dan keterangan, lalu masukkan data pada sel yang sesuai (kosongkan kolom keterangan). Periksa tabel data baik-baik, apa yang dapat Anda katakan dari tabel tersebut? Bandingkan dengan data yang telah ditampilkan secara visual pada Google Earth. Dari kedua cara menampilkan data ini, cara mana yang lebih memberikan banyak informasi, tabel lajur Excel atau tampilan pada Google Earth? Save data dalam format XLS atau XLSX. Lalu ekspor file tersebut ke dalam format 'tab deliminated txt' pada Excel dengan mengklik menu File>Save As, lalu pada kotak Save as type pada jendela yang tampil, pilih Taxt (tab deliminated). File ini dapat Anda impor ke dalam program aplikasi SIG nanti, setelah Anda bisa menggunakan program aplikasi SIG (misalnya OpenJump, Quantum GIS, GRASS. atau SAGA). Dengan menggunakan program aplikasi SIG, anda bahkan dapat memvisualisasikan dan menganalisis data atribut yang Anda kumpulkan dari setiap titik lokasi pengamatan. Misalnya Anda dapat menampilkan tingkat kejadian (<i>incidence</i>) OPT yang Anda amati di setiap titik dalam satuan persentase atau proporsi.<br />
<br />
Sekarang Anda belum perlu melakukan hal itu. Yang terpenting, melalui tulisan ini, Anda dapat memahami bahwa data perlindungan tanaman dapat disajikan dengan lebih menarik dengan menggunakan peta. Selain itu, mudah-mudahan Anda juga dapat mengerti apa yang dimaksud dengan peta. Peta bukanlah sekedar gambar suatu wilayah yang ditampilkan dengan warna-warni, melainkan data yang ditampilkan sesuai dengan titik lokasi pengambilannya di permukaan bumi. Bila Anda mengumpulkan data kejadian hama, penyakit, atau gulma, Anda dapat melihat bukan hanya tingkat insidensinya, tetapi juga sebaran kejadian tersebut di permukaan bumi. Informasi mengenai sebaran inilah yang hilang, bila data hanya dianalisis dan disajikan dalam bentuk tabel atau grafik. Melalui tulisan ini saya juga berharap Anda mengerti bahwa analisis data tidak hanya dapat dilakukan dengan analisis statistik sekedar untuk menentukan signifikansi, tanpa mengetahui di mana sesuatu yang signifikan itu berada di permukaan bumi. Bila Anda masih mempunyai pertanyaan mengenai hal ini, silahkan sampaikan dengan mengetikkan komentar di dalam kotak komentar di bawah ini.<br />
<br />
<br /></div>
I Wayan Muditahttp://www.blogger.com/profile/01234801454480027730noreply@blogger.com0Kupang, Indonesia-10.17244 123.577904-12.172691499999999 121.05104850000001 -8.1721885 126.1047595tag:blogger.com,1999:blog-1207472836791885369.post-6289543439826908682012-10-15T11:07:00.000+08:002012-10-28T00:38:56.163+08:00Memetakan Lokasi Penelitian dengan Google Earth: Bagian 1 dari 3 Tulisan<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
Sebelumnya saya sudah pernah menulis: Membuat Peta dengan Google Maps, mudah-mudahan sudah ada mahasiswa saya yang mencobanya. Saya mendorong mahasiswa untuk menggunakan peta untuk menyajikan data karena dengan begitu data dapat dikaitkan dengan fitur geografi lainnya. Misalnya dalam hasil survei mengenai kejadian (<i>incidence</i>) hama, penyakit, atau gulma akan menjadi lebih informatif bila disajikan dalam peta daripada sekedar disajikan dalam format tabel. Peta memang tidak memberikan informasi mengenai beda nyata atau signifikansi, tetapi apalah aryinya itu bila kita tidak tau di mana sesuatu yang berbeda nyata atau signifikan itu terletak. Saya tahu, saya tidak akan bisa dengan mengubah cara pandang orang yang sudah biasa selalu berkutat dengan data atribut. Begitu sibuk mereka menganalisis data dalam format tabel sehingga mereka lupa sedang berada di mana.<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
Bagi saya, informasi mengenai di mana hama, penyakit, atau gulma berada merupakan hal yang sangat penting. Karena itu, saya berusaha untuk memperkenalkan konsep yang berbeda mengenai data daripada yang selama ini dikenal di lingkungan kampus tempat saya mengajar. Di kampus saya, data dibedakan menjadi data kualitatif dan data kuantitatif. Data kuantitatif selanjutnya dibedakan lagi menjadi data nominal, ordinal, interval, dan rasio. Bagi saya, semua ini hanyalah data atribut. Selain data atribut juga terdapat data spasial, yaitu data yang menunjukkan di mana data atribut terletak di muka bumi. Untuk menyajikan dan menganalisis data spasial inilah maka diperlukan peta. Karena itu, peta bagi saya bukanlah sekedar gambar suatu wilayah, peta adalah alat visualisasi yang dibuat dengan berdasarkan atas hasil analisis data. Untuk melakukan analisis data spasial berikut data atributnya diperlukan apa yang dikenal dengan Sistem Informasi Geografik (SIG) atau yang dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Geographic Information System (GIS).<br />
<br />
Untuk melakukan visualisasi dan analisis data spasial dan atributnya diperlukan perangkat lunak dalam bentuk program aplikasi khusus. Sebagaimana juga dengan program aplikasi lainnya, program aplikasi SIG sekarang banyak yang tersedia gratis. Dalam tulisan ini saya tidak membahas program aplikasi SIG secara teknis, melainkan sekedar ingin memperkenalkan penggunaan Google Earth untuk membuat peta lokasi penelitian dengan bantuan alat penerima Sistem Pemosisi Global (SPG, <i>Global Positioning Sistem</i> atau GPS). Mudah-mudahan dengan cara ini saya bisa membuat mahasiswa saya tertarik mempelajari SIG dan melakukan penelitian perlindungan tanaman dengan melibatkan alat bantu SIG. Mengapa? Karena dengan menggunakan Google Earth kita bisa mengaitkan data mengenai hama, penyakit, atau gulma dengan sesuatu di permukaan bumi. Sesuatu itu bisa berupa jalan, sungai, gunung, perkampungan, dan sebagainya.<br />
<br />
Google Earth merupakan program aplikasi pemetaan berdasarkan citra satelit dengan resolusi yang sangat tinggi. Mungkin tidak dapat dikategorikan sebagai SIG yang sebenarnya, tetapi dengan menggunakan Google Earth saya berharap mahasiswa bisa mempelajari konsep dasar SIG secara bertahap. Beberapa konsep dasar SIG juga telah saya uraikan pada tulisan saya: Membuat Peta dengan Google Maps, yaitu konsep koordinat dan skala. Melalui tulisan ini saya akan lebih memperdalam uraian tersebut dengan menggunakan Google Earth sebagai contoh. Sebelum memulai, silahkan terlebih dahulu mengunduh <a href="http://www.google.com/earth/download/ge/agree.html">Google Earth terbaru versi gratis</a>. Selanjutnya, silahkan instalasi ke komputer Anda. Instalasi harus dilakukan dalam keadaan komputer terhubung ke Internet sebab pada saat mengunduh, yang diberikan hanya file installer saja, sedangkan file lainnya diunduh pada saat instalasi. Setelah selesai, nyalakan Google Earth sehingga, setelah memperbesar tampilan bumi yang pada mulanya berupa sebuah globe, tampil antarmuka sebagaimana pada gamber berikut. Perhatikan dan kenali bagian-bagian dari antarmuka Google Earth yang tampil di layar. <br />
<br />
<center>
<table style="width: auto;"><tbody>
<tr><td><a href="https://picasaweb.google.com/lh/photo/jKn6TonA1Sfpme-Kn_h1gdMTjNZETYmyPJy0liipFm0?feat=embedwebsite"><img height="342" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiIIo2lZfUAPwmYlpZLdg7FhRcDLXHn6w8ogYoBAoHcJOdRDAvxc79Iap5hLspyEeGGP1eP3h9fjiqBZHeA7ulxUZpn7-cEg1mYSnhBws1EHUmAHvBOjJSUMWNPW7BmtoSHS0anMBdw1yc/s400/membuatpeta_googlearth_01.JPG" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td style="font-family: arial,sans-serif; font-size: 11px; text-align: right;">From <a href="https://picasaweb.google.com/103622824959070537826/MembuatPetaGoogleEarth02?authuser=0&feat=embedwebsite">Membuat Peta Google Earth</a></td></tr>
</tbody></table>
</center>
Layar utama Google Earth pada saat dibuka memulat globe bumi. Globe dapat diperbesar/diperkecil dengan menggeser tombol tengah tettikus arau dengan menggeser posisi tombol pada garis geser Kendali Navigasi. Seiring dengan perubahan pembesaran/pengecilan, akan terjadi perubahan angka nilai ketinggian pandangan mata. Skala yang sesuai dengan perbesaran dapat dilihat pada garis skala. Setelah diperbesar, klik menu View lalu klik pilihan Overview Map dan Scale Legend untuk menampilkan peta overview dan garis legenda pada layar utama. Posisi citra satelit pada layar dapat diputar arah dalam tiga dimensi dengan menggunakan lingkaran gambar mata pada Kendali Navigasi. Kendali Navigasi bergambar mata ini digunakan untuk memutar posisi citra secara horizontal (dengan menekan tanda segitiga ke arah kanan atau kiri) maupun secara vertikal (dengan menekan tanda segitiga ke arah atas atau bawah) sehingga menjadi citra tiga dimensi. Kendali navigasi bergambar telapak tangan digunakan untuk menggeser halaman citra yang tampil dilayat ke empat arah sebagaimana ditunjukkan oleh arah tanda segitiga. Untuk menggeser ke segala arah, letakkan kursor di sembarang tempat, tekan tombol kiri, lalu geser sesuai dengan arah yang diinginkan. Pada saat kursor tetikus diletakkan si suatu tempat pada layar utama, nilai koordinat dan nilai elevasi menunjukkan koordinat dan elevasi lokasi yang ditunjuk oleh tetikus.<br />
<br />
Anda dapat mencari lokasi di peta citra layar utama dengan mengetikkan nama lokasi pada kotak di Panel Pencarian. Ketik Kupang, lalu tekan Enter atau klik tombol Search, maka di layar akan ditunjukkan lokasi kota Kupang. Panel Lokasi ada dalam keadaan kosong bila Anda belum melakukan sesuatu pada peta citra di layar utama. Kita akan belajar mengisi panel ini pada tulisan saya selanjutnya. Panel Layer digunakan untuk mengatur informasi geografik apa saja yang ditampilkan di layar utama. Hal ini dilakukan dengan mengklik tanda segitiga dan tanda kotak di sebelah kiri nama layer. Misalnya, untuk menampilkan foto dan video suatu lokasi yang pernah diunggah orang, klik untuk mengaktifkan Panoramio pada layer Photos dan YouTube pada layer Gallery. Silahkan coba mengaktifkan atau menon-aktifkan berbagai fitur yang terdapat pada Panel Layer ini dan lihat perubahan yang terjadi pada layar utama. Anda perlu mengenali layar antarmuka Google Earth sebelum kita melanjutkan belajar membuat peta yang akan saya uraikan pada tulisan saya berikutnya.<br />
<br />
<br />
<br /></div>
I Wayan Muditahttp://www.blogger.com/profile/08972360557438959352noreply@blogger.com2Kupang, Indonesia-10.17244 123.577904-12.172691499999999 121.05104850000001 -8.1721885 126.1047595tag:blogger.com,1999:blog-1207472836791885369.post-63353369753028921052012-10-12T12:15:00.001+08:002012-10-15T13:35:33.594+08:00Sekali lagi Mengenai Pereferensian: Menggunakan Zotero untuk Melakukan Pereferensian secara Otomatis<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
Dalam tulisan saya sebelumnya, saya menguraikan permasalahan pereferensian dalam penulisan ilmiah. Pereferensian masih dilakukan secara manual, sehingga sulit mengikuti gaya pereferensian baku tertentu. Dalam tulisan tersebut saya memperkenalkan Zotero sebagai program aplikasi pereferensian gratis yang dapat digunakan oleh siapa saja. Permasalahannya adalah, mungkin, banyak orang belum tahu bahwa pereferensian dapat dilakukan secara otomatis. Mungkin juga, banyak yang belum tahu bahwa terdapat program aplikasi pereferensian yang dapat diunduh dan digunakan secara gratis. Sebab lainnya, dan untuk itu maka tulisan ini dibuat, mungkin banyak yang belum tahu cara menggunakannya. <br />
<a name='more'></a><br />
<br />
<b>Zotero Dasar</b><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://www.zotero.org/support/lib/exe/fetch.php?hash=c0ed41&media=http%3A%2F%2Fwww.zotero.org%2Fstatic%2Fimages%2Fsupport%2Fquick_start%2Fsmall%2Fopen.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="101" src="http://www.zotero.org/support/lib/exe/fetch.php?hash=c0ed41&media=http%3A%2F%2Fwww.zotero.org%2Fstatic%2Fimages%2Fsupport%2Fquick_start%2Fsmall%2Fopen.png" width="152" /></a></div>
Zotero merupakan program aplikasi pereferensian yang tersedia dalam bentuk ekstensi untuk program peramban <a href="http://download.zotero.org/extension/zotero-3.0.8.xpi">Firefox</a>, <a href="https://chrome.google.com/webstore/detail/ekhagklcjbdpajgpjgmbionohlpdbjgc">Google Chrome</a>, dan <a href="http://download.zotero.org/connector/safari/Zotero_Connector-3.0.8.1.safariextz">Safari</a> dan dalam bentuk berdiri sendiri untuk diinstalasi pada komputer berbasis sistem operasi <a href="http://download.zotero.org/standalone/3.0.8/Zotero-3.0.8_setup.exe">Windows</a>, <a href="http://download.zotero.org/standalone/3.0.8.1/Zotero-3.0.8.1.dmg">Mac OS X</a>, dan Linux (<a href="http://download.zotero.org/standalone/3.0.8/Zotero-3.0.8_linux-i686.tar.bz2">Linux x86</a>, dan <a href="http://download.zotero.org/standalone/3.0.8/Zotero-3.0.8_linux-x86_64.tar.bz2">Linux x86 atau x64</a>). Silahkan klik tautan untuk mengunduh ekstensi yang sesuai dengan program peramban dan sistem operasi yang digunakan. Instalasi harus dilakukan dalam bentuk kedua-duanya, <a href="http://forums.zotero.org/discussion/23182/capturing-item-from-firefox-into-standalone/#Item_0">sebab kalau tidak</a>, bentuk berdiri sendiri tidak dapat digunakan untuk memasukkan pustaka secara otomatis dari Internet dan bentuk ekstensi tidak dapat digunakan untuk melakukan perujukan. <br />
<br />
Setelah menginstalasi ekstensi, ikon Zotero akan tampil pada halaman kiri bawah program peramban, sedangkan ikon program berdiri sendiri akan ditambahkan pada desktop. Klik ikon pada program peramban untuk menjalankan Zotero pada saat terhubung ke Internet, klik ikon pada desktop untuk menyalakan Zotero pada saat tidak terhubung ke Internet. Zotero dalam bentuk ekstensi peramban dan bentuk berdiri sendiri mempunyai halaman antarmuka yang sama, yaitu terdiri atas panel utama di bagian tengah dan panel tambahan di sebelah kanan dan kirinya. Pada saat terhubung ke Internet, Zotero dapat digunakan untuk mengumpulkan pustaka dari halaman web secara otomatis, pada saat tidak terhubung ke Internet dapat digunakan untuk memasukkan pustaka secara manual. Pustaka yang dikumpulkan secara otomatis maupun manual akan disimpan dalam bentuk basis data yang disebut perpustakaan.<br />
<br />
Basis data kemudian dapat digunakan untuk melakukan perujukan dan penyusunan daftar pustaka secara otomatis. Hal ini dimungkinkan karena pada saat Zotero dalam bentuk program aplikasi berdiri sendiri diinstalasi, pada program aplikasi pengolah kata akan ditambahkan menu Add-in Zotero. Pada saat menulis, tinggal mengklik ikon untuk memasukkan rujukan, menyunting rujukan, membuat daftar pustaka secara otomatis, mengedit daftar pustaka, maupun memperbarui daftar pustaka secara otomatis. Perujukan dan penyusunan daftar pustaka akan dilakukan oleh Zotero secara otomatis sesuai dengan gaya pereferensian yang dipilih.<br />
<br />
<b>Mengumpulkan Pustaka</b><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://www.zotero.org/support/lib/exe/fetch.php?hash=1cc3f2&media=http%3A%2F%2Fwww.zotero.org%2Fstatic%2Fimages%2Fsupport%2Fquick_start%2Fsmall%2Fmultiple_capture.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="100" src="http://www.zotero.org/support/lib/exe/fetch.php?hash=1cc3f2&media=http%3A%2F%2Fwww.zotero.org%2Fstatic%2Fimages%2Fsupport%2Fquick_start%2Fsmall%2Fmultiple_capture.png" width="150" /></a></div>
Mengumpulkan pustaka untuk membuat perpustakaan dapat dilakukan <a href="http://www.zotero.org/support/getting_stuff_into_your_library#web_translators">secara otomatis</a> maupun <a href="http://www.zotero.org/support/getting_stuff_into_your_library#manually_adding_and_editing_items">secara manual</a>. Untuk memasukkan pustaka dari halaman web yang menyajikan daftar publikasi, misalnya Google Scholar, pada ujung kanan kotak URL peramban akan dengan sendirinya ditambahkan ikon folder. Klik ikon tersebut sehingga tampil jendela berisi daftar seluruh pustaka yang ditampilkan pada halaman peramban. Klik kotak di sebelah kiri pustaka yang akan diunduh lalu klik tombol OK maka data pustaka akan dengan sendirinya dimasukkan secara otomatis. Untuk halaman web biasa, pada ujung kanan kotak URL mungkin ditampilkan ikon buku terbuka. Klik ikon tersebut untuk memasukkan data pustaka halaman web yang sedang terbuka. Bila pada bagian kanan kotak URL tidak tampak adanya ikon, klik kiri halaman web yang sedang terbuka, pilih Zotero pada jendela yang tampil, lalu pilih Create new item from current page.<br />
<br />
Cara lain untuk memasukkan pustaka dari Internet adalah dengan mengklik ikon Create new item from current page yang terdapat pada bagian atas panel utama. Cara lainnya lagi adalah dengan <a href="http://www.zotero.org/support/getting_stuff_into_your_library#add_item_by_identifier">mengklik ikon Add Item by Identifier</a>. Yang dimaksud dengan identifier dalam hal ini adalah kode khusus pustaka seperti misalnya ISBN (International Standard Book Number), ISSN (International Standard Serial Number), DOI (Digital Object Identifier), atau pengidentifikasi lainnya (misalnya PubMed ID). Klik ikon dan kamudian pada kotak yang tampil, masukkan pengidentifikasi yang tersedia lalu tekan Enter.<br />
<br />
Untuk <a href="http://www.zotero.org/support/getting_stuff_into_your_library#adding_items_by_hand">memasukkan pustaka secara manual</a>, klik ikon New Item (+) pada bagian atas panel utama, lalu pilih tipe pustaka yang datanya akan dimasukkan, apakah berupa buku, bagian buku (bab), dan seterusnya. Untuk memperoleh tipe pustaka yang lebih banyak, klik pilihan More ..., lalu pilih tipe pustaka yang sesuai. Pada panel kanan akan tampil halaman info pustaka sebagai tempat memasukkan data pustaka. Tidak semua rincian data pustaka yang terdapat pada info pustaka harus diisi, tetapi isi yang informasinya tersedia saja. Begitu data informasi pustaka diisi maka ringkasannya akan ditampilkan pada panel utama. Untuk menambah pustaka kedua, ketiga, dan seterusnya, klik kembali ikon New Item. Untuk memasukkan data penulis, nama penulis dapat dimasukkan ke dalam satu kotak atau nama depan dan nama belakang ke dalam kotak terpisah, pemilihan dapat dilakukan dengan mengklik kotak kecil di sebelah kiri tanda -. Untuk menambahkan nama penulis kedua, ketiga, dan seterusnya, klik tanda +. Untuk menghapus nama penulis, klik tanda -. Untuk nemanbahkan nama penyunting atau penerjemah, klik tanda segitiga terbalik di sebelah kiri tulisan Author.<br />
<br />
Setiap pustaka yang telah dimasukkan datanya dapat disertai dengan Notes (Catatan), Tags (Kata Kunci), dan Related (Pustaka Berkaitan). <a href="http://www.zotero.org/support/notes">Klik Notes</a> untuk menambahkan catatan yang relevan dengan pustaka. Untuk menambahkan catatan pada jendela terpisah, klik tombol Edit in separate window. Catatan dapat diformat dengan mengklik menu Format, disertai dengan tautan (link) dengan mengklik ikon tautan (rantai), atau disunting menggunakan editor HTML dengan mengklik ikon HTML. Untuk menambahkan kata kunci, <a href="http://www.zotero.org/support/collections_and_tags#tags">klik tombol Tag</a>, lalu klik tombol Add untuk menuliskan kata kunci dipisahkan dengan koma. Untuk menambahkan pustaka berkaitan, <a href="http://www.zotero.org/support/related">klik tombol Related</a>, lalu pada jendela yang tampil pilih pustaka berkaitan (yang datanya sudah dimasukkan). Penambahan catatan juga dapat dilakukan dengan mengklik ikon New Note yang terletak di bagian tengah panel utama. Seluruh pustaka yang telah dibuat dan ditampilkan di panel tengah, berikut catatan, kata kunci, pustaka berkaitan, dan lampirannya, disebut Perpustakaan (Library).<br />
<br />
<b>Mengorganisasikan Perpustakaan</b><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://www.zotero.org/static/images/index/features/collections.1313402132.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="100" src="http://www.zotero.org/static/images/index/features/collections.1313402132.png" width="150" /></a></div>
Pengorganisasian perpustakaan dilakukan untuk menempatkan pustaka yang telah dikumpulkan ke dalam kategori tertentu yang disebut Collection (Koleksi). Pengorganisasian perpustakaan pada dasarnya dilakukan sebagaimana mengorganisasikan file dalam folder. Untuk tujuan tersebut terlebih dahulu perlu dibuat koleksi baru dengan memilih New Collection pada menu File atau mengklik kanan ikon My Library dan kemudian pilih New Collection untuk <a href="http://www.zotero.org/support/collections_and_tags#collections">membuat koleksi baru</a> dengan nama tertentu. Nama koleksi dapat dibuat berdasarkan topik referensi, misalnya 'Deskripsi OPT' untuk menyimpan pustaka dengan topik yang berkaitan dengan deskripsi OPT. Setiap koleksi dapat terdiri atas
beberapa sub-koleksi, sebagaimana halnya folder terdiri atas sub-folder.<br />
<br />
Pustaka dapat ditambahkan ke dalam koleksi dengan mengklik dan kemudian menggesernya dari panel utama ke koleksi perpustakaan yang sesuai pada panel kiri. Pemilihan pustaka dapat dilakukan secara manual bila jumlah pustaka yang terdapat pada perpustakaan belum terlalu banyak. Bila jumlah pustaka dalam pustakaan sudah banyak maka pemilihan dapat dilakukan dengan <a href="http://www.zotero.org/support/searching#advanced_search">mengklik ikon pencarian lanjut</a> atau <a href="http://www.zotero.org/support/searching#quick_search">mengetikkan sesuatu pada kotak pencarian cepat</a> di bagian atas sebelah kiri panel utama. Setelah ikon pencarian diklik maka akan tampil jendela pencarian. Pencarian dapat dilakukan dengan memilih kategori dan mengetikkan sesuatu yang dicari pada kotak yang tersedia. Setelah diperoleh pustaka yang dicari, klik pustaka tersebut untuk menemukan pustaka di panel utama. Sesuatu yang dicari dapat juga diketikkan pada kotak pencarian cepat di bagian atas sebelah kanan panel utama. Sesuatu dapat berupa nama penulis, tahun terbit, judul, kata kunci, atau apa saja. Setelah sesuatu diketikkan, bila sesuatu tersebut tersedia pada perpustakaan, maka panel utama hanya menampilkan pustaka yang berkaitan saja. Selanjutnya geser pustaka yang telah ditemukan ke koleksi yang sesuai pada panel kiri.<br />
<br />
<b>Merujuk Pustaka</b><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://www.zotero.org/static/images/index/features/word-and-openoffice-integration.1313408221.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="100" src="http://www.zotero.org/static/images/index/features/word-and-openoffice-integration.1313408221.png" width="150" /></a></div>
Perujukan dilakukan melalui plugin yang akan secara otomatis ditambahkan sebagai add-in pada menu program aplikasi pengolah kata setelah program Zotero berdiri sendiri selesai diinstalasi. Pada menu Add-ins, akan <a href="http://www.zotero.org/support/word_processor_plugin_usage">ditambahkan Custom Toolbar</a> yang memuat ikon, dalam deretan dari kiri ke kanan, Zotero Insert Citation, Zotero Edit Citation, Zotero Insert Bibliography, Zotero Edit Bibliography, Zotero Refresh, Zotero Set Doc Prefs, dan Zotero Remove Codes. Setiap ikon mempunyai kegunaan masing-masing yang untuk menggunakannya dapat diklik pada saat menulis atau menyunting tulisan.<br />
<br />
Sebelum memulia menggunakan Zotero untuk melakukan perujukan, sebaiknya klik ikon Zotero Set Doc Prefs untuk memilih gaya pereferensian yang akan digunakan. Baca tulisan saya: <a href="http://sumberdayaskripsi.blogspot.com/2012/10/sekali-lagi-mengenai-pereferensian.html">Pereferensian: Mengutip dan Merujuk Bukan dengan Menyalin Isi Pustaka</a> untuk memahami apa yang dimaksud dengan gaya pereferensian. Untuk memasukkan rujukan, klik ikon <a href="http://www.zotero.org/support/word_processor_plugin_usage#inserting_and_editing_citations">Zotero Insert Citation</a> dengan terlebih dahulu memposisikan kursor di tempat dalam dokumen di mana rujukan akan dimasukkan. Bergantung pada gaya pereferensian yang dipilih, Anda dapat melakukan perujukan dengan berbagai cara yang dapat diatur pada jendela yang tampil. Anda juga dapat menyunting pustaka sebelum pustaka dipilih sebagai rujukan dengan cara mengklik ikon <a href="http://www.zotero.org/support/word_processor_plugin_usage#inserting_and_editing_citations">Zotero Edit Citation</a>. Setelah selesai menulis, letakkan kursor pada bagian paling bawah halaman, lalu klik ikon <a href="http://www.zotero.org/support/word_processor_plugin_usage#inserting_and_editing_the_bibliography">Zotero Insert Bibliography</a> untuk membuat daftar pustaka secara otomatis. Bila Anda ingin menyunting daftar pustaka yang telah dibuat, klik ikon <a href="http://www.zotero.org/support/word_processor_plugin_usage#inserting_and_editing_the_bibliography">Zotero Edit Bibliography</a>. Untuk memperbarui perujukan dan daftar pustaka, klik ikon Zotero Refresh. Bila pada saat melakukan perujukan Anda membuat kesalahan dan ingin menghapus rujukan yang telah dibuat, klik ikon Zotero Remove Codes.<br />
<br />
<b>Bekerja Bersama-sama</b><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://www.zotero.org/static/images/index/features/share-group-libraries.1252992817.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="100" src="http://www.zotero.org/static/images/index/features/share-group-libraries.1252992817.png" width="150" /></a></div>
Pemasukan pustaka untuk membuat perpustakaan dapat dilakukan sendiri maupun bersama dengan kolega sehingga pemasukan pustaka dapat dilakukan dengan lebih cepat. Untuk bekerja bersama-sama dalam satu <a href="http://www.zotero.org/support/groups#creating_groups">kelompok (group)</a>, terlebih dahulu Anda harus mendaftar (register) dan masuk ke akun (login). Kelompok dapat bersifat <a href="http://www.zotero.org/support/groups#private_groups">pribadi tertutup</a> (anggota diundang, perpustakaan hanya dapat dilihat oleh angota), <a href="http://www.zotero.org/support/groups#public_closed_membership">pribadi terbuka</a> (anggota diundang, anggota dapat ikut menyunting perpustakaan), atau <a href="http://www.zotero.org/support/groups#public_open_membership">publik terbuka</a> (siapa saja bisa mendaftar menjadi anggota dan menyunting perpustakaan). Administrator kelompok dapat mengatur perpustakaan untuk dapat dibaca hanya oleh dirinya sendiri, dirinya dan anggota, atau siapa saja maupun disunting hanya oleh dirinya sendiri atau dirinya dan anggota.<br />
<br />
Sebelum membuat kelompok atau bergabung dengan kelompok lain, perpustakaan yang telah dibuat perlu terlebih dahulu diunggah ke server Zotero dan kemudian dilakukan penyelarasan antara perpustakaan di hard disk lokal dengan perpustakaan di server. Untuk melakukan hal ini, <a href="http://www.zotero.org/support/sync#data_syncing">klik ikon Sync with Zoterio Server</a> yang terdapat di bagian atas panel kanan. Pada jendela yang tampil, klik Open Sync Preference, lalu masuk dengan mengetikkan nama pengguna dan sandi. Penyelarasan akan dilakukan beberapa saat untuk mengunggah data pustaka ke server. Untuk melakukan penyelarasan file, klik Setting dan kemudian Storage sehingga Anda akan melihat <a href="http://www.zotero.org/support/storage">telah diberikan ruang penyimpanan gratis</a> sebesar 100 MB. Ukuran ruang penyimpanan dapat diperbesar dengan cara membeli.<br />
<br />
Untuk membuat kelompok, <a href="http://www.zotero.org/support/groups#creating_groups">klik ikon New Group</a> pada bagian atas panel kiri. Anda akan diminta untuk masuk ke akun Anda dengan memasukan nama pengguna dan sandi. Setelah masuk ke dalam akun, Anda dapat membuat kelompok dengan diri Anda sebagai administrator dan kemudian mengundang anggota untuk bergabung. Andan juga dapat bergabung dengan kelompok lain yang Anda minati dengan terlebih dahulu melakukan pencarian. Bergantung bagaimana perpustakaan diatur oleh administrator, Anda dapat langsung bergabung atau harus meminta bergabung dengan mengirimkan email. Setelah membuat kelompok atau bergabung dengan kelompok, dan kemudian mengunggah dan melakukan penyelarasan perpustakaan, pada panel kiri akan tampil seluruh kelompok yang Anda buat dan kelompok tempat Anda bergabung. Bergantung pada bagaimana perpustakaan diatur oleh administrator, Anda dapat membaca atau juga menyunting perpustakaan pada kelompok tempat Anda bergabung. <br />
<span id="goog_1093402154"></span><span id="goog_1093402155"></span><span id="goog_1209867744"></span><span id="goog_1209867745"></span><br />
<b>Penutup</b><br />
Penggunaan program aplikasi Zotero untuk melakukan pengelolaan pustaka dan melakukan perujukan begitu mudah dan sangat membantu. Anda tidak lagi harus pusing memikirkan cara perujukan dan penyusunan daftar pustska dengan gaya pereferensian tertentu. Anda tinggal memilih gaya pereferensian, selanjutnya Zotero akan mengatur semuanya untuk Anda. Tetapi saya tidak mengerti, mengapa masih begitu banyak dosen dan mahasiswa yang masih lebih suka mengelola pustaka dan perujukan secara manual. Mudah-mudahan tulisan ini dapat membuka wawasan mereka untuk bersedia berubah dari cara lama ke cara baru dalam mengelola dan merujuk pustaka. Khususnya, tulisan ini saya buat untuk mereka yang sedang menyusun skripsi, tesis, atau lebih-lebih lagi disertasi. Dengan begitu, setelah lulus mereka tidak hanya memperoleh gelar sarjana, magister, atau doktor, tetapi juga menjadi sarjana, magister, dan doktor era teknologi informasi. Dan tentu saja, bagi yang bergelar doktor, nantinya dapat menjadi guru besar pada era teknologi informasi.</div>
I Wayan Muditahttp://www.blogger.com/profile/01234801454480027730noreply@blogger.com2Kupang, Indonesia-10.17244 123.577904-12.172691499999999 121.05104850000001 -8.1721885 126.1047595tag:blogger.com,1999:blog-1207472836791885369.post-72767023988821645752012-10-11T18:04:00.001+08:002012-10-15T13:35:17.555+08:00Pereferensian: Mengutip dan Merujuk Bukan dengan Menyalin Isi Pustaka<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/5/57/Zotero_2.0.9_recognizing_references_on_Wikipedia.org.png/250px-Zotero_2.0.9_recognizing_references_on_Wikipedia.org.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="135" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/5/57/Zotero_2.0.9_recognizing_references_on_Wikipedia.org.png/250px-Zotero_2.0.9_recognizing_references_on_Wikipedia.org.png" width="200" /></a></div>
Setiap kali saya diminta untuk membimbing mahasiswa melakukan penelitian skripsi, saya selalu mendapat naskah proposal penelitian atau naskah skripsi dengan gaya pereferensian yang kacau. Yang saya maksud dengan pereferensian adalah bagaimana cara mengutip pustaka sumber, cara merujuk, dan cara mencantumkan pustaka yang dirujuk dalam daftar pustaka. Kemudian, mengenai gaya pereferensian, adalah cara penulisan yang harus diikuti pada saat mengutip dan merujuk serta mencantumkan pustaka yang ditujuk dalam daftar pustaka. Saya selalu saja harus mengajarkan mahasiswa mulai dari nol, padahal saya sudah berkali-kali menjalskan hal ini dalam kuliah. Hal ini terjadi tentu saja bukan hanya karena kesalahan mahasiswa, tetapi juga karena jurusan sebagai otoritas tertinggi bidang akademik belum pernah membuat panduan skripsi.<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-autospace: none;">
Mengutip dapat dilakukan dengan mengutip isi pustaka sumber apa adanya. Hal ini dilakukan untuk menunjukkan keaslian pustaka. Untuk mengutip dengan cara seperti ini, bagian yang dikutip harus diapit dengan tanda petik bila merupakan tulisan pendek. Perhatikan contoh berikut: <span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Vayda (2009, p. 123) calls such approach of giving
too much emphasis on biophysical factors in explaining ecological phenomena "<i>Seeing
nature's complexity but not people's</i>". Bila merupakan tulisan panjang, pengutipan dilakukan dengan mencantumkannya sebagai alinea tersendiri. <span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Perhatikan contoh:</span></span></span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: black; mso-bidi-font-family: Arial;"> </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-autospace: none;">
<span style="font-size: small;"><span style="color: black; mso-bidi-font-family: Arial;">According to Aslin & Brown </span><span style="color: black; mso-bidi-font-family: Arial;"><span style="mso-no-proof: yes;">(</span></span><a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=1207472836791885369#_ENREF_13" title="Aslin, 2004 #941"><span style="color: black; mso-bidi-font-family: Arial; mso-no-proof: yes; text-decoration: none; text-underline: none;">2004,
p. 5</span></a><span style="color: black; mso-bidi-font-family: Arial; mso-no-proof: yes;">)</span><span style="color: black; mso-bidi-font-family: Arial;">, community engagement:</span></span></div>
<i><span style="font-size: small;">
</span></i><br />
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 35.45pt; mso-layout-grid-align: none; text-autospace: none;">
<i><span style="font-size: small;"><span style="color: black; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-font-style: italic;">…goes further than participation and involvement.
It involves capturing people’s attention and focusing their efforts on the
matter at hand…Engagement implies commitment to a process which has decisions
and resulting actions. So it is possible that people may be consulted,
participate and even involved, but not be engaged</span><span style="color: black; mso-bidi-font-family: Arial;">.</span></span></i></div>
<i><span style="font-size: small;">
</span></i><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Perhatikan pula bahwa dalam pengutipan dengan cara menyalin apa adanya, nomor halaman dari mana kutipan diambil harus disertakan pada saat melakukan perujukan. Bila tidak dimaksudkan untuk menunjukkan keaslian pustaka sumber, pengutipan dilakukan dengan memparafrase, yaitu mengutip hanya isi kalimat sebagai bahan untuk menyusun kalimat baru sesuai dengan gaya bahasa penulis. Pengutipan dengan cara menyalin biasa dilakukan dalam bidang ilmu-ilmu sosial, sedangkan dengan cara memparafrase dilakukan dalam bidang ilmu-ilmu alam.</span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span>
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Meskipun demikian, banyak mahasiswa melakukan pengutipan dengan cara menyalin begitu saja tetapi merujuk seolah-olah mereka melakukan parafrase. Hal ini memang dapat dilakukan dengan mudah dewasa ini, mengingat pustaka sumber di Internet memang mudah disalin (copy) dan ditempel (paste). Tentu saja hal ini agak sulit melakukannya bila yang digunakan sebagai pustaka sumber adalah buku atau jurnal tercetak. Tetapi yang menjadi persoalan di sini bukanlah sekedar mudah atau tidak, tetapi etika ilmiah. Mengutip dengan cara menyalin begitu saja dari pustaka sumber termasuk kategori melakukan plagiarisme, bila tidak dirujuk dengan cara perujukan yang benar. Hanya saja, para mahasiswa rupanya sudah terbiasa melakukan hal ini sebab sejak dari SD mereka sudah diberikan tugas membuat makalah dengan menyalin dan menempel dari sumber-sumber di Internet. Tentu ini adalah bagian dari penyemaian benih-benih korupsi masa depan.</span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span>
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Lalu bagaimana dengan merujuk? Secara sederhana, merujuk dapat dilakukan dengan mencantumkan pustaka dalam kurung. Perhatikan contoh: <i><span style="font-size: 12pt;">Critical theory, in
its broadest context, evolves dialectically from the work of the Frankfurt
School to the present day post-discourses –e.g. postmodernism,
poststructuralism, and postcolonialism </span><span style="font-size: 12pt;"><span style="mso-no-proof: yes;">(</span></span><span style="font-size: 12pt;"><a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=1207472836791885369#_ENREF_42" title="Crotty, 1998 #367"><span style="color: windowtext; mso-bidi-font-family: Arial; mso-no-proof: yes; text-decoration: none; text-underline: none;">Crotty, 1998</span></a></span><span style="font-size: 12pt;">; </span><span style="font-size: 12pt;"><a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=1207472836791885369#_ENREF_97" title="Kincheloe, 2005 #612"><span style="color: windowtext; mso-bidi-font-family: Arial; mso-no-proof: yes; text-decoration: none; text-underline: none;">Kincheloe
& McLaren, 2005</span></a></span><span style="font-size: 12pt;">)</span></i><span style="font-size: 12pt;">. Selain itu, perujukan juga dapat dilakukan dengan menggunakan kata-kata menurut, menyatakan, berargumen, menyetujui, dan sebagainya. Perhatikan contoh: <i><span style="font-size: 12pt;">Before proceeding, it
is worth to note that Guba & Lincoln </span><span style="font-size: 12pt;"><span style="mso-no-proof: yes;">(</span></span><span style="font-size: 12pt;"><a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=1207472836791885369#_ENREF_81" title="Guba, 2005 #610"><span style="color: windowtext; mso-bidi-font-family: Arial; mso-no-proof: yes; text-decoration: none; text-underline: none;">2005</span></a></span><span style="font-size: 12pt;">)</span><span style="font-size: 12pt;"> view critical theory as a separate paradigm and
identify participatory as another. In the following brief account, the
participatory paradigm is combined with the critical theory paradigm under the
transformative-emancipatory paradigm of Mertens </span><span style="font-size: 12pt;"><span style="mso-no-proof: yes;">(</span></span><span style="font-size: 12pt;"><a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=1207472836791885369#_ENREF_119" title="Mertens, 2003 #594"><span style="color: windowtext; mso-bidi-font-family: Arial; mso-no-proof: yes; text-decoration: none; text-underline: none;">2003</span></a></span><span style="font-size: 12pt;">)</span></i><span style="font-size: 12pt;">. Cara perujukan mana yang dipilih, tentu saja perlu disesuaikan dengan gaya bahasa yang digunakan. Pada gaya bahasa argumentatif, cara perujukan dengan menggunakan kata-kata menurut, menyetujui, membantah, dab., akan memberikan nuansa yang lebih hidup.</span></span></span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span style="font-size: 12pt;"><span style="font-size: 12pt;"><br /></span></span></span></span>
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span style="font-size: 12pt;"><span style="font-size: 12pt;">Kemudian mengenai gaya pereferensian, atau sering juga disebut sitasi, dewasa ini terdapat sangat banyak gaya pereferensian yang digunakan pada penulisan ilmiah. Penggunaan gaya pereferensian tertentu berkaitan dengan bidang ilmu. Berikut adalah contoh beberapa gaya pereferensian yang banyak digunakan dalam penulisan ilmiah:</span></span></span></span><br />
<ul>
<li><i>Harvard</i> merupakan gaya umum pereferensian dengan mencantumkan nama penulis dan tahun. Terdapat berbagai modifikasi gaya pereferensian Harvard, tetapi tidak terdapat panduan khusus mengenai pereferensian dengan gaya ini. Panduan ringkasnya dapat diperoleh dari <a href="http://www.lib.monash.edu.au/tutorials/citing/harvard.html">Monash University</a>.<a class="uqlnavigationlink" href="http://www.library.uq.edu.au/gatton/useits/harvard/HarvardGatton.pdf"></a></li>
<li><i>Vancouver</i> merupakan gaya umum pereferensian yang yang dilakukan dengan memberikan nomor terhadap pustaka yang diruju. Contoh penggunaannya dapat diperoleh dari <a href="http://www.lib.monash.edu.au/tutorials/citing/vancouver.html">Monash University</a> atau dari <a href="http://guides.is.uwa.edu.au/vancouver">The University of Western Australia</a>.</li>
<li>The Chicago Manual of Style merupakan induk dari semua gaya pereferensian, mencakup pereferensian dengan menggunakan catatan kaki, pereferensian bernomor, dan pereferensian penulis dan tahu. Panduan penggunaan gaya pereferensian ini dapat diperoleh dari <a href="http://www.chicagomanualofstyle.org/home.html">The Chicago Manual of Style Online</a> (Edisi 15 dan Edisi 16)</li>
<li>APA (American Psychological Association) merupakan gaya pereferensian yang digunakan dalam bidang psikologi dan berbagai bidang ilmu lainnya. APA bukan merupakan sekedar gaya pereferensian, tetapi gaya penulisan ilmiah secara utuh. Panduan ringkas dapat diperoleh secara online dari <a href="http://www.apastyle.org/">APA Style</a>, klik menu <a href="http://www.apastyle.org/learn/tutorials/basics-tutorial.aspx">The Basic of APA Style</a> dan <a href="http://www.apastyle.org/manual/whats-new.aspx">What's new in the 6th edition</a>. Tutorial dapat diperoleh dari <a href="http://owl.english.purdue.edu/owl/resource/560/01/">Purdue OWL</a>. Panduan dalam format PDF dapat diunduh dari <a href="http://www.bgsu.edu/downloads/lib/file40389.pdf">SINI</a> dan dari <a href="http://www.academicexperts.us/dl/APA_Style.pdf">SINI</a>. </li>
</ul>
Berikut adalah contoh daftar pustaka menggunakan gaya pereferensian APA Edisi 6:<br />
Buku elektronik online dengan DOI (Digital Object Identifier):<br />
Leaver, B. L., Ehrman, M., & Shekhtman, B. (2005). <i>Achieving success in second language acquisition.</i> doi:10.1017/CBO9780511610431<br />
Buku elektronik online tanpa DOI:<br />
Burton, R. (1832). <i>The anatomy of melancholy.</i> Retrieved from http://etext.library.adelaide.edu.au/b/burton/robert/melancholy/<br />
Buku yang disunting, pengutipan terhadap buku:<br />
Roy, M. J. (Ed.). (2006). <i>Novel approaches to the diagnosis and treatment of posttraumatic stress disorder </i>(NATO Security Through Science Series). Amsterdam: IOS.<br />
Buku yang disunting, pengutipan terhadap bab buku:<br />
<br />
Cormier, L. S. (1985). Action responses. In <i>Interview strategies for helpers</i> (2nd ed., pp. 114-118, 121). Monterey, CA: Brooks. <br />
Pustaka tanpa nama penulis:<br />
<i>Psychological effects of cocaine and crack addiction: A survey of the psychological side of so-called "designer drugs". </i>(1999). Philadelphia, PA: Chelsea House. Pada saat mengutip, rujuk judul singkat, misal (<i>Psychological effects</i>, 1999).<br />
Instansi sebagai penulis:<br />
National Health and Medical Research Council (Australia). Health Care Committee. Expert Panel on Mental Health. (1991). <i>Homelessness and severe mental disorders: Report of the Health Care Committee Expert Panel on Mental Health </i>(Monograph series (National Health and Medical Research Council (Australia). Health Care Committee) No. 2). Canberra: Australian GovernmentPublishing Service.<br />
Buku hasil terjemahan:<br />
Levy-Leboyer, C. (1982). <i>Psychology and environment </i>(D. Cantor and I. Griffiths, Trans.). Beverley Hills, CA: Sage. (Original work published 1979)<br />
Artikel jurnal online dengan DOI:<br />
<br />
Rindermann, H., & Ceci, S. J. (2009). Educational policy and country outcomes in international cognitive competence studies. <i>Perspectives on Psychological Science, 4</i>(6), 551-568. doi:10.111/j.1745-6924. 2009.01165.x<br />
Artikel jurnal online tanpa DOI:<br />
Voogt, J. (2010). A blended in-service arrangement forsupporting science teachers in technology integration. <i>Journal of Technology and Teacher Education, 18</i>(1), 83-109. Retrieved from http://www.editlib.org/j/JTATE<br />
Artikel jurnal tercetak:<br />
Coltheart, M., & Prior, M. (2006). Learning to read in Australia. <i>Australian Journal of Learning Disabilities, 11</i>(4), 157-164.<br />
Halaman web dengan nama penulis:<br />
Australian Institute of Health and Welfare. (2011). <i>Australia's health 2004</i>. Retrieved from http://www.aihw.gov.au/publications/index.cfm/title/10014<br />
Halaman web tanpa nama penulis:<br />
<i>Psychological perspectives</i> (n.d.). Retrieved June 2, 2001, from http://www.onl.org.jp/horo~3/htm<br />
Arikel koran atau majalah umum:<br />
New drug appears to sharply cut risk of death from heart failure. (1993, July 15). <i>The Washington Post</i>, pp. A12, A14, A16-A17. Pada saat mengutip, rujuk nama koran atau jurnal.<br />
Ketika membuat daftar pustaka secara manual (dengan cara mengetikkan satu per satu), pustaka harus diurutkan berdasarkan abjad. Jangan lupa memperhatikan benar-benar dengan terliti, bagaimana menyingkat nama, bagian mana yang dicetak miring, di mana diletakkan titik, koma, titik dua, tanda kurung buka dan kurung tutup, cetak miring dan sebagainya. Hal ini menyebabkan pengetikan daftar pustaka secara manual menjadi sangat melelahkan.<br />
<br />
Untuk memudahkan perujukan dan penyusunan daftar pustaka, kini tersedia banyak program aplikasi komputer yang dapat digunakan, baik yang berbayar maupun yang gratis. Microsoft Office Word telah menyediakan menu pereferensian otomatis, tetapi masih sangat sederhana. Daftar lengkap program aplikasi untuk mengelola pereferensian dapat diunduh dari <a href="http://en.wikipedia.org/wiki/Comparison_of_reference_management_software">Wikipedia</a>. Saya menggunakan program aplikasi berbayar EndNote dan program aplikasi gratis Zotero. Untuk mahasiswa, saya menyarankan menggunakan <a href="http://www.zotero.org/">Zotero</a>. Program aplikasi ini tersedia dalam bentuk ekstensi untuk pogram perambah dan sebagai program aplikasi berdiri sendiri. Unduh ekstensi untuk perambah <a href="http://download.zotero.org/extension/zotero-3.0.8.xpi">Firefox</a>, <a href="https://chrome.google.com/webstore/detail/ekhagklcjbdpajgpjgmbionohlpdbjgc">Google Chrome</a>, dan <a href="http://download.zotero.org/connector/safari/Zotero_Connector-3.0.8.1.safariextz">Safari</a>, bergantung pada program perambah yang terinstalasi pada komputer. Program berdiri sendiri dapat diunduh untuk sistem operasi <a href="http://download.zotero.org/standalone/3.0.8/Zotero-3.0.8_setup.exe">Windows</a>, <a href="http://download.zotero.org/standalone/3.0.8.1/Zotero-3.0.8.1.dmg">Mac OS X</a>, <a href="http://download.zotero.org/standalone/3.0.8/Zotero-3.0.8_linux-i686.tar.bz2">Linux x86</a>, dan <a href="http://download.zotero.org/standalone/3.0.8/Zotero-3.0.8_linux-x86_64.tar.bz2">Linux x86 dan x64</a>. Extensi pada program perambah memungkinkan dapat dilakukan pencatatan referensi setiap kali ditemukan xalaman web yang dapat digunakan sebagai pustaka. <a href="http://www.zotero.org/support/">Panduan penggunaan</a> dalam bentuk online juga disediakan dan uraian singkat mengenai program aplikasi ini dapat diperoleh dari <a href="http://en.wikipedia.org/wiki/Zotero">Wikipedia</a>.<br />
<br />
Kelemahan menggunakan program aplikasi untuk mengelola kepustakaan dan pereferensian adalah diperlukan waktu untuk memasukkan seluruh pustaka ke dalam basis data program aplikasi. Kelebihannya, sekali pustaka sudah masuk ke dalam basis data, perujukan maupun penyusunan daftar pustaka dapat dilakukan secara otomatis tanpa perlu repot memikirkan gaya pereferensian, sebab gaya pereferensian dapat diatur secara otomatis. Saya sudah merekomendasikan penggunaan program aplikasi pereferensian kepada banyak dosen dan mahasiswa, tetapi sangat sulit diterima. Saya tidak tahu apa sebabnya, tetapi mungkin mereka terlalu sibuk untuk memasukkan pustaka sumber ke dalam basis data.<br />
<br />
<br />
<br />
<br /></div>
I Wayan Muditahttp://www.blogger.com/profile/01234801454480027730noreply@blogger.com1Kupang, Indonesia-10.17244 123.577904-12.172691499999999 121.05104850000001 -8.1721885 126.1047595tag:blogger.com,1999:blog-1207472836791885369.post-21032107996625105872012-10-10T23:55:00.000+08:002012-10-15T13:35:06.157+08:00Magang Meneliti Jauh-jauh ke Luar Daerah, Tapi yang Didapat Tetap Saja Beda Nyata Antar Taraf Perlakuan Kuantitatif ...<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span lang="EN-GB">Saya diminta
membimbing mahasiswa magang, tetapi sebagaimana sudah saya ceritakan pada
<a href="http://sumberdayaskripsi.blogspot.com/2012/10/magang-matakuliah-atau-proyek.html">tulisan sebelumnya</a>, sesungguhnya saya diperintahkan membimbing mahasiswa membuat
laporan magang. Saya mengatakan demikian karena mahasiswa datang kepada saya
menyerahkan laporan magang, tanpa pernah mengkonsultasikan rencana magang. Supaya semua
memahami, dalam membimbing skripsi seorang dosen mulai melakukan pembimbingan bahkan
ketika mahasiswa mulai mencari masalah penelitian, kemudian menyusun proposal,
baru akhirnya menyusun skripsi. Dalam matakuliah magang, tiba-tiba dosen
pembimbing diserahi laporan dan bahkan tiba-tiba seminar sudah dijadwalkan
tanpa persetujuan dosen pembimbing. Ini, bagi saya, membuat matakuliah magang menjadi sedemikian instimewa karena melindas otoritas akademik dosen.</span></span></span><br />
<a name='more'></a></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span lang="EN-GB">Melalui tulisan
kali ini saya akan menceritakan aspek lain dari keistimewaan magang ini.
Melalui magang seharusnya mahasiswa belajar sesuatu yang lebih baik dari yang
dapat dipelajari di kampusnya sendiri. Boleh saja mahasiswa melakukan magang
penelitian, tetapi melalui magang ini seharusnya mahasiswa dapat belajar metode
penelitian yang lebih baik daripada yang diajarkan di kampusnya sendiri. Bila
tidak, sungguh sangat menyedihkan, sudah magang jauh-jauh ke luar daerah, dengan
mengeluarkan biaya yang tidak sedikit, yang dipelajari ternyata tidak lebih
baik daripada yang dapat dipelajari di kampus sendiri, atau malah sebaliknya.</span></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span lang="EN-GB">Seorang mahasiswa
melaporkan hasil penelitian ‘Repelensi Hama Gudang Bawang Merah <i>(Ephestia cautella)</i> dengan Menggunakan
Minyak Atsiri'. Saya tidak mengerti apa yang dimaksud dengan repelensi hama
gudang. Setahu saya, yang menimbulkan repelensi adalah senyawa kimia, sedangkan
hama merupakan pihak yang menerima repelensi. Tapi coba kita
simak apa yang dimaksud dengan repelensi dalam laporan magang yang saya terima:</span></span></span></div>
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"></span></span>
<br />
<blockquote class="tr_bq">
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><i><span lang="SV">Pengujian repelensi imago E. cautella
dengan menggunakan alat Olfaktometer, sebanyak 20 ekor imago diletakkan
pada tengah alat kemudian pada masing-masing ujung lengan alat ditetesi 0,5 cc, 1 cc, 1,5cc, 2 cc dan air untuk setiap
perlakuan </span><span lang="IN">ekstrak</span><span lang="EN-US"> minyak</span><span lang="IN"> eucalyptus</span><span lang="EN-US">, </span><span lang="IN">minyak serai wangi</span><span lang="EN-US">, minyak akar
wangi, minyak kayu manis, minyak jeruk
purut. </span><span lang="IN">Pengamatan
dilakukan pada 1, 3, 6,</span><span lang="IN"> </span><span lang="IN">dan 24 Jam </span><span lang="EN-US">s</span><span lang="IN">etelah </span><span lang="EN-US">p</span><span lang="IN">erlakuan</span><span lang="EN-US">, dengan menghitung
jumlah imago yang tertarik masuk ke masing-masing lengan alat olfaktometer.</span></i></span></span></div>
</blockquote>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span lang="EN-GB">Kemudian, saya juga tidak mengerti, apa
maksudnya menuliskan nama ilmiah <i>Ephestia cautella</i> di belakang frasa ‘Repelensi
Hama Gudang Bawang Merah’. Dalam kuliah-kuliah yang saya berikan, saya tidak
jemu-jemu menyampaikan bahwa penulisan nama ilmiah harus dilakukan dengan
hati-hati. Saya sering memberikan contoh bahwa yang mempunyai nama ilmiah <i>Vigna
radiata</i> adalah tumbuhan kacang hijau sehingga menulis nama ilmiah di belakang
frasa 'bubur kacang hijau' menjadi tidak tepat. Contoh lain yang sering juga saya
sampaikan, nama tumbuhan jagung memang <i>Zea mays</i>, tetapi tidak tepat menulisan
nama ilmiah di belakang frasa ‘pemasaran jagung’. Saya juga sudah pernah
menulis di blog ini mengenai persoalan ini, mungkin perlu sekali lagi dibaca (<a href="http://sumberdayaskripsi.blogspot.com/2012/05/guru-besar-dan-penulisan-nama-ilmiah.html">tulisan
1</a>, <a href="http://sumberdayaskripsi.blogspot.com/2012/09/sekali-lagi-nama-ilmiah-bagaimana.html">tulisan 2</a>). Tapi coba kita simak kembali judul laporan magang yang saya terima, tidak beda dengan menuliskan 'bubur kacang hijau (<i>Vigna radiata</i>)' atau 'pemasaran jagung (<i>Zea mays</i>)'.</span></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></span></div>
<h3 style="margin: 0cm;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-weight: normal;">Dalam kuliah-kuliah saya, saya
juga sudah mewanti-wanti menyampaikan, bahwa kita harus hati-hati dalam
menghadapi angka. Saya pun pernah menulis dalam blog ini, <a href="http://sumberdayaskripsi.blogspot.com/2012/07/gunakan-akal-sehat-dalam-menghadapi.html">Gunakan
Akal Sehat dalam Menghadapi Angka: Banyak Angka di Belakang Koma Tidak Selalu
Berarti Lebih Teliti</a>. Tapi <a href="http://www.mediafire.com/view/?gec49fq3e2t3d2f">mari kita unduh dan simak tabel hasil hasil analisis data</a>
yang disajikan dalam laporan magang yang saya terima. Angka di belakang koma
disajikan sampai dua digit. Saya tidak mengerti angka ini menyatakan apa karena
tabel dalam laporan tidak disertai dengan judul, tetapi saya kira menyatakan
persentase repelensi (entah apa memang sepeti pada kutipan di atas cara mengukurnya). </span></span></span></h3>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></span></div>
<h3 style="margin: 0cm;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-weight: normal;">Yang juga mengejutkan saya
adalah bagaimana data dianalisis. Dari hasil analisis data yang disajikan, saya
mengira-ngira, penelitian yang dilakukan adalah penelitian faktorial yang
terdiri atas dua faktor, faktor pertama adalah jenis minyak atsiri dan faktor kedua
adalah konsentrasi minyak atsiri. Dengan kata lain, dalam penelitian faktorial ini,
faktor pertama bersifat kualitatif, sedangkan faktor kedua bersifat
kuantitatif. Mengenai faktor kualitatif dan kuantitatif ini, saya sudah pernah
membahasnya dalam tulisan </span><span style="font-weight: normal;"><a href="http://sumberdayaskripsi.blogspot.com/2011/06/uji-lanjut-salah-kaprah-karena.html">Uji
Lanjut Salah Kaprah karena Statistika Dipelajari lebih sebagai Cara Berhitung
daripada Cara Berpikir</a> dan dalam tulisan </span><span style="font-weight: normal;"><a href="http://sumberdayaskripsi.blogspot.com/2011/12/sekali-lagi-anova-mengapa-tidak-selalu.html">Sekali
lagi ANOVA: Mengapa Tidak Selalu Harus Menggunakan Analisis Ragam untuk
Menganalisis Data?</a> Analisis data yang dilakukan dalam laporan magang
ternyata mengabaikan kenyataan bahwa konsentrasi adalah faktor kuantitatif sehingga untuk uji lanjut tidak seharusnya digunakan uji pemisahan rerata
semacam uji BNJ. Hal ini karena kita tahu bahwa konsentrasi senyawa kimia yang
lebih tinggi dengan sendirinya menimbulkan efek repelensi yang lebih tinggi.
Apakah repelensi yang lebih tinggi tersebut signifikan atau tidak terhadap
repelensi yang ditimbulkan oleh konsentrasi yang lebih rendah, itu hanyalah
soal pemilihan taraf konsentrasi. Bukankah kalau makan dua piring belum lebih
kenyang daripada makan satu piring maka kita dapat menambah menjadi tiga atau empat
piring supaya bisa lebih kenyang secara signifikan? Dari laporan magang ini, saya
pun akhirnya tidak ragu lagi, sebagaimana dalam tulisan </span><span style="font-weight: normal;"><a href="http://sumberdayaskripsi.blogspot.com/2012/07/sekali-lagi-mengenai-uji-lanjut-entah.html">Sekali
Lagi Mengenai Uji Lanjut: Entah Mengapa Kesalahan Terus Saja Berlanjut</a></span>. <span style="font-weight: normal;">Saya tahu
sekarang, kalau magang pun ternyata menjadi cara untuk bukan hanya melanjutkan, tetapi melegitimasi kesalahan.</span></span></span></h3>
<h3 style="margin: 0cm;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;">
<span style="font-weight: normal;"> </span></span></span></h3>
<h3 style="margin: 0cm;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-weight: normal;">Bila repelensi diukur sebagai
persentase ‘serangga masuk ke dalam olfaktometer’, sebagaimana ditulis dalam
laporan magang, maka data tanggapan terhadap konsentrasi seharusnya dianalisis
dengan menggunakan <a href="http://theadiokecenter.wordpress.com/2012/01/20/menentukan-ld-50-analisis-probit/">analisis probit</a>. Prosedur ini dilakukan untuk menentukan
hubungan antara kekuatan rangsangan dengan proporsi kasus yang menunjukkan
tanggapan mendua (<i>dicotomous</i>) tertentu terhadap rangsangan, seperti halnya <a href="http://n.go.id/warta-ip/pdf-file/abdinegara-12.pdf">hidup atau mati serangga akibat paparan insektisida</a>,
masuk atau tidak masuk ke olfaktometer. Dengan begitu, kita dapat menentukan
kekuatan rangsangan yang diperlukan untuk menimbulkan proporsi tanggapan
tertentu, misalnya konsentrasi yang diperlukan untuk menyebabkan 50 serangga
masuk ke olfaktometer (LC50). Tapi, ternyata tanggapan serangga terhadap
konsentrasi hanya diuji lanjut dengan uji BNJ, padahal data tanggapan dapat
<a href="http://www.spiderfinancial.com/support/documentation/numxl/reference-manual/transform/probit">ditransformasi dengan mudah menjadi data probit dengan menggunakan Excel</a> dan kemudian
hasilnya dapat diregresikan dengan konsentrasi, juga <a href="http://office.microsoft.com/en-us/excel-help/use-the-analysis-toolpak-to-perform-complex-data-analysis-HP010342762.aspx">dapat dilakukan cukup dengan menggunakan Excel</a>. </span></span></span></h3>
<h3 style="margin: 0cm;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;">
<span style="font-weight: normal;"> </span></span></span></h3>
<h3 style="margin: 0cm;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-weight: normal;">Di negeri ini perbedaan ternyata
memang begitu penting untuk 'dicari-cari'. Meskipun kita sudah tahu bahwa
konsentrasi lebih tinggi akan menimbulkan tanggapan lebih tinggi, kita tetap
saja mencari-cari perbedaan di antaranya, sebagaimana halnya 'mencari-cari hal' dari kenyataan bahwa kita
memang berbeda suku, berbeda agama. Apakah penggunaan uji beda semacam ini
terlahir dari kenyataan bawah sadar kita akan begitu pentingnya mencari-cari
perbedaan semacam ini? Atau ini semata-mata terjadi karena, sebagaimana dikatakan
oleh seorang sahabat saya, “Kita bangga orang tertawa karena kita tidak tahu
mereka menertawai kita”. Mudah-mudahan mahasiswa yang menyerahkan laporan kepada saya tidak ikut bangga karenanya. Juga tidak perlu merasa sakit hati karena tulisan ini, sebab bila demikian maka berarti mengiyakan bahwa dia memang merasa 'memiliki' penelitian yang dilaporkannya. Padahal, dia hanyalah korban dari sebuah sistem yang tidak memupuk rasa ingin tahu, sebuah sistem yang mengabaikan cara untuk mencapai tujuan.</span></span></span></h3>
</div>
I Wayan Muditahttp://www.blogger.com/profile/01234801454480027730noreply@blogger.com0Kupang, Indonesia-10.17244 123.577904-12.172691499999999 121.05104850000001 -8.1721885 126.1047595tag:blogger.com,1999:blog-1207472836791885369.post-11708552650435014672012-10-10T15:21:00.002+08:002012-10-15T19:22:44.985+08:00Sistem Pemosisi Global, Peta, dan Sistem Informasi Geografik: Seberapa Penting dalam Penelitian Bidang Perlindungan Tanaman?<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/thumb/4/4a/Buku_2.jpg/220px-Buku_2.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="125" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/thumb/4/4a/Buku_2.jpg/220px-Buku_2.jpg" width="220" /></a></div>
Penelitian dalam bidang perlindungan tanaman tidak selalu harus menggunakan metode eksperimental. Dalam banyak kasus, penelitian dalam bidang ini perlu dimulai dengan upaya untuk mengetahui keberadaan OPT di lapangan berikut seberannya. Dengan begitu maka perlu dilakukan penelitian survei untuk melakukan pengamatan langsung di lapangan yang disertai dengan pengambilan spesimen tanaman untuk diamati di laboratorium. Penelitian survei seperti ini memerlukan peralatan untuk menentukan titik-titik lokasi pengambilan sampel sebagai data untuk melakukan analisis pola sebaran OPT.<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
Untuk melakukan pengambilan titik-titik lokasi sampel, diperlukan peralatan yang dikenal dengan0nama alat penerima <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Global_Positioning_System">Sistem Pemosisi Global</a> (SPG, dari bahasa Inggris Global Positioning Sistem atau lazim disingkat GPS). Alat ini sebenarnya merupakan alat navigasi berbasis satelit untuk menentukan lokasi yang dapat berupa titik (dikenal dengan nama waypoint) dan garis (yang dikenal dengan nama tracklog). Alat penerima GPS menerima sinyal satelit dan kemudian berdasarkan sinyal tersebut melakukan perhitungan otomatis untuk menentukan lokasi dalam bentuk sistem koordinat lintang dan bujur. Sebagaimana diketahui, di permukaan bumi terdapat garis-garis imajiner melintang dan membujur, serupa dengan garis-garis pada sistem koordinat x,y dalam matematika (koordinat Cartesius). Garis imajiner melintang disebut garis lintang, garis imajiner membuhur disebut garis bujur. Seperti halnya dalam sistem koordinat x,y matematika yang mempunyai titik 0,0; garis lintang dan garis bujur imajiner di permukaan bumi juga demikian, garis lintang 0 disebut katulistiwa, sedangkan garis bujur 0 disebut garis bujur utama. Garis lintang ke arah Utara dari garis lintang katulistiwa disebut lintang utara, ke arah selatan disebut lintang selatan. Garis bujur ke arah Timur dari garis bujur utama disebut garis bujur timur, ke arah Barat disebut bujur barat. Nilai lintang dan bujur suatu lokasi di permukaan bumi disebut koordinat lokasi, dinyatakan dalam derajat, menit, dan detik atau dalam derajat desimal. Alat penerima GPS menerima sinyal satelit untuk kemudian menghitung koordinat suatu lokasi dalam satuan tersebut. Karena bumi berbentuk bulat maka satu derajat lintang atau bujur <a href="http://home.online.no/~sigurdhu/Grid_1deg.htm">mempunyai nilai panjang yang berbeda-beda</a> di berbagai titik di permukaan bumi.<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://www.colorado.edu/geography/gcraft/notes/coordsys/gif/twopoint.gif" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="320" src="http://www.colorado.edu/geography/gcraft/notes/coordsys/gif/twopoint.gif" width="250" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Sistem koordinat x,y dan garis yang didefinisikan dengan sistem tersebut. Sumber: <a href="http://www.colorado.edu/geography/gcraft/contents.html">The Geographer's Craft</a></td></tr>
</tbody></table>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://www.colorado.edu/geography/gcraft/notes/coordsys/gif/primequ.gif" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="215" src="http://www.colorado.edu/geography/gcraft/notes/coordsys/gif/primequ.gif" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Garis Katulistiwa dan Bujur Utama. Sumber: <a href="http://www.colorado.edu/geography/gcraft/contents.html">The Geographer's Craft</a></td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
Dewasa ini terdapat beragam alat penerima GPS dengan kemampuan dan, tentu saja, harga yang berbeda-beda. Alat yang paling sederhana berperan hanya untuk menerima sinyal dan melakukan perhitungan, sedangkan untuk menayangkan hasilnya memerlukan alat lain, misalnya komputer atau telepon genggam. Alat yang paling canggih, bukan hanya dapat menerima sinyal, melakukan perhitungan, dan menyanagkan hasilnya di layar dalam bentuk angka koordinat, melainkan dalam bentuk peta. Hasil perhitungan dan peta yang dihasilkan kemudian dapat dipindahkan ke komputer untuk tujuan pengolahan lebih lanjut, misalnya untuk dimasukkan ke program aplikasi <a href="http://www.geografiana.com/">SIG</a> (Sistem Informasi Geografik) atau ditayangkan pada layanan pemetaan online semacam Google Maps atau OpenStreetMap. Atau bahkan untuk ditampilkan di komputer dengan menggunakan program aplikasi bawaan alat penerima GPS sendiri, semacam MapSource dari Garmin. Mengingat bergamnya kemampuat alat penerima GPS yang tersedia di pasaran, dalam memilih alat penerima untuk penelitian bidang perlindungan tanaman perlu diperxatikan terutama sebagai apa data lokasi (waypoint atau tracklog) akan digunakan, apakah sekedar untuk ditampilkan dalam bentuk peta atau untuk analisis SIG. Dalam berbagai kasus, alat penerima kelas menengah seperti misalnya Garmin <a href="https://buy.garmin.com/shop/shop.do?cID=145&pID=87771">eTrack<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-AU; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">®</span>20</a> sudah memadai. Untuk penelitian yang memerlukan pengambilan foto yang disertai dengan koordinat lokasi, dapat digunakan Garmin <a href="https://buy.garmin.com/shop/shop.do?cID=145&pID=89557">GPSMap<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-AU; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">®</span>62stc</a> yang dilengkapi dengan kamera beresolusi 5 megapiksel.<br />
<br />
Untuk penelitian mahasiswa S1 (skripsi) bidang perlindungan tanaman, penggunaan alat penerima GPS sekedar untuk menentukan dan menampilkan lokasi dalam bentuk peta mungkin sudah cukup. Data lokasi mungkin cukup ditampilkan dengan dukungan layanan pemetaan online semacam Google Maps atau OpenStreetMap atau dengan menggunakan program aplikasi serupa yang perlu dipasang di komputer semacam Google Earth. Untuk penelitian lanjut, penyajian seperti ini tentu saja kurang memadai. Data yang diperoleh dengan menggunakan alat penerima GPS merupakan data kategori tertentu yang disebut data spasial (data ruang). Untuk setiap satuan data spasial, dapat dikaitkan data lain yang merupakan keterangan terhadap data spasial. Data yang merupakan keterangan ini disebut data non-spasial atau data atribut. Misalnya, di seuatu lokasi dengan koordinat LS dan BT tertentu terdapat OPT dengan padat populasi tertentu dan menimbulkan kerusakan dengan intensitas tertentu. Koordinat LS dan BT merupakan data spasial, sedangkan padat populasi dan intensitas kerusakan merupakan data atribut. Data spasial dan data atribut ini dapat dianalisis lebih lanjut untuk berbagai tujuan, misalnya untuk menentukan pola sebaran OPT. Untuk melakukan analisis ini dan menampilkan hasilnya dalam bentuk peta diperlukan <a href="http://www.geografiana.com/">SIG</a>.<br />
<br />
Lalu apakah sebenarnya peta itu? Peta berbeda dengan gambar biasa karena peta dibuat untuk memvisualisasikan data. Untuk tujuan tersebut, peta memerlukan sejumlah persyaratan dasar. Pertama, peta harus mampu menunjukkan koordinat suatu lokasi dengan sistem proyeksi dan datum tertentu. Oleh karena itu, peta dalam bentuk tercetak harus disertai dengan garis bingkai yang memuat angka koordinat. Kedua, peta mempunyai skala, yaitu perbandingan antara ukuran di peta dengan ukuran sebenarnya di permukaan bumi. Skala dapat dinyatakan dqlam bentuk angka perbandingan, misalnya skala 1:25.000 berarti setiap panjang 1 cm di peta setara dengan panjang 25.000 cm di permukaan bumi. Skala juga dapat disajikan dalam bentuk garis yang disertai dengan angka perbandingan. Skala seperti ini lazim digunakan dalam layanan pemetaan online dan program aplikasi SIG. Ketiga, peta harus disertai dengan tanda penunjuk arah mata angin. Keempat, peta harus disertai dengan keterangan yang lazim disebut legenda. Legenda pada dasarnya merupakan keterangan mengenai berbagai hal yang dicantumkan dalam peta. Dengan kata lain, legenda merupakan data atribut yang sangat disederhanankan yang diperlukan agar orang dapat 'membaca' peta. Tanpa keempat hal ini maka suatu gambar mengenai keadaan suatu lokasi tidak dapat disebut peta, meskipun dari segi tampilannya memang menyerupai peta.<br />
<br />
Seberapa penting sebuah peta dalam penelitian bidang perlindungan tanaman? Peta dapat digunakan sekedar sebagai cara penyajian, sebagaimana halnya sebuah grafik digunakan untuk menyajikan data padat populasi. Dalam hal ini, penyajian dalam bentuk peta mempunyai kelebihan karena dapat menunjukkan padat populasi tertentu terdapat di mana. Penyajian dalam bentuk grafik biasa, yang misalnya dapat dibuat dengan menggunakan program aplikasi Excel, tidak mempunyai kemampuan ini. Dalam bidang perlindungan tanaman, tentu saja lokasi seharusnya merupakan informasi yang sangat penting, tetapi belum dipahami oleh sebagian besar peneliti di bidang ini. Pada tataran yang lebih tinggi, peta dapat digunakan untuk menyajikan hasil analisis spasial. Untuk tujuan inilah maka diperlukan SIG. Misalnya, SIG dapat digunakan untuk menganalisis pola sebaran OPT dan menentukan risiko suatu daerah tertular OPT di luar daerah sebaran OPT saat ini. Dengan begitu maka dapat diambil langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk membatasi penyebaran OPT dari daerah sebaran saat ini-nya. Berdasarkan atas hasil analisis ini kemudian dapat dibuat peta daerah yang berisiko tinggi tertular OPT. Penggunaan SIG untuk tujuan pertama menempatkannya sekedar sebagai alat pemetaan, penggunaan untuk tujuan kedua menempatkannya menjadi alat analisis.<br />
<br />
Untuk menggunakan SIG, lebih-lebih untuk tujuan kedua, diperlukan program komputer khusus aplikasi SIG. Dewasa ini tersedia banyak sekali program aplikasi SIG, baik program aplikasi berbayar maupun <a href="http://www.freegis.org/database/?cat=0&_ZopeId=13588167A5nNo11QDxE">program aplikasi gratis</a>. Dibandingkan dengan program aplikasi berbayar yang sangat komprehensif, program aplikasi gratis tentu mempunyai keterbatasan. Meskipun demikian, beberapa program aplikasi gratis mempunyai kemampuan analisis yang tidak terlalu kalah jauh daripada program aplikasi berbayar. Saat ini, <a href="http://www.osgeo.org/">the Open Source Geospatial Foundation</a>, yang dikenal dengan nama OSGeo, mengembangkan program aplikasi SIG gratis dengan kemampuan analisis yang cukup memadai: <a href="http://www.osgeo.org/grass">GRASS GIS</a>, <a href="http://www.osgeo.org/qgis">Quantum GIS</a>, dan <a href="http://www.osgeo.org/gvsig">gvGIS</a> serta program analisis citra pengindraan jauh <a href="http://opticks.org/">Opticks</a>. Program aplikasi dapat diunduh dan digunakan secara gratis untuk belajar SIG. <br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://petacitra1.files.wordpress.com/2010/08/denpasar.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="300" src="http://petacitra1.files.wordpress.com/2010/08/denpasar.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Tampilan Peta Kota Denpasar (Sebagian) pada Layar Program Aplikasi SIG. Sumber: <a href="http://petacitra1.files.wordpress.com/2010/08/denpasar.jpg">Peta Citra Blog</a></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<br />
Penggunaan SPG, peta, dan SIG sebagai alat analisis dalam perlindungan tanaman kini sudah dimulai di luar negeri. Misalnya, SPG dan SIG dikombinasikan untuk melakukan <a href="http://wmro.wordpress.com/2009/06/04/tracking-a-plant-disease-across-cannock-chase-using-gis/">pemetaan bersama masyarakat untuk menentukan sebaran penyakit</a> yang disebabkan oleh <i>Phytophthora pseudosyringae</i> pada pohon bilberry di Cannock Chase. Berdasarkan hasil pemetaan tersebut dapat ditentukan di lokasi mana tindakan pengendalian perlu dilakukan untuk mengurangi potensi penyebaran penyakit.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://wmro.files.wordpress.com/2009/06/arcgis-phytophthora-mapping-crop_v2-0_image_kb.jpg?w=457&h=415" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="361" src="http://wmro.files.wordpress.com/2009/06/arcgis-phytophthora-mapping-crop_v2-0_image_kb.jpg?w=457&h=415" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Peta Hasil Pemetaan Bersama Masyarakat Mengenai Pola Sebaran Penyakit yang disebabkan oleh <i>Phytophthora pseudosyringae</i> pada pohon bilberry</td></tr>
</tbody></table>
<br />
Contoh lainnya adalah sebagaimana yang dilakukan di <a href="http://ag.arizona.edu/plp?GIS/gis.html">Jurusan Penyakit Tumbuhan Universitas Arizona</a>, AS, dalam melakukan <a href="http://ag.arizona.edu/plp/GIS/Pakistan/mc_clcv98.htm">analisis pola ruang penyakit cotton leaf curl virus</a> di Mian Channu, Pakistan. Hasil analisis menunjukkan bahwa kejadian penyakit (<i>disease incidence</i>) rendah pada bulan Mei, Meningkat pada bulan Juli, dan mencapai puncaknya pada bulan Agustus. Dengan menggunakan SIG, dapat ditunjukkan bukan hanya terjadinya peningkatan kejadian penyakit, tetapi juga lokasi di mana kejadian penyakit meningkat dan sekaligus pola sebaran peningkatan kejadian penyakit. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa kejadian penyakit yang rendah di sepanjang musim tanam terjadi di lokasi-lokasi yang petaninya menanam kultivar kapas yang tahan penyakit cotton leaf curl virus.<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://ag.arizona.edu/plp/GIS/Pakistan/clcv98_krg.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="640" src="http://ag.arizona.edu/plp/GIS/Pakistan/clcv98_krg.jpg" width="484" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Analisis Pola Ruang dan Perkembangan Penyakit Cotton Leaf Curl Virus. Sumber: <a href="http://ag.arizona.edu/plp/GIS/Pakistan/mc_clcv98.htm">The University of Arizona, Department of Plant Pathology</a></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Kantor Layanan Penyuluihan Pertanian Bersama antara New Jersey Agricultural Experiment Station and Rutgers University, New Jersey, AS, mengombinasikan penggunaan SPG dan SIG sebagai alat untuk <a href="http://www.pestmanagement.rutgers.edu/ipm/vegetable/pest%20maps/gpsgiscompiled.htm">meningkatkan efektivitas PHT</a> terhadap hama European Corn Borer (ECB) and Corn Earworm (CEW). Peta yang dihasilkan dipublikasikan secara periodik dan <a href="http://www.pestmanagement.rutgers.edu/IPM/Vegetable/Pest%20Maps/maparchive.htm">dapat diakses publik</a>. Pemerintah Negara Bagian Oregon di AS mengembangkan program pemetaan sebaran gulma yang dinamakan <a href="http://www.oregon.gov/ODA/PLANT/WEEDS/WEEDMAPPER/Pages/maps.aspx">Oregon WeedMapper</a>. <br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://www.pestmanagement.rutgers.edu/IPM/Vegetable/Pest%20Maps/2012pestmaps/BAW/12baw1003.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="400" src="http://www.pestmanagement.rutgers.edu/IPM/Vegetable/Pest%20Maps/2012pestmaps/BAW/12baw1003.jpg" width="300" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Peta Pola Sebaran Mingguan Beet Armyworm Dewasa 3 Oktober 2012. Sumber: <a href="http://www.pestmanagement.rutgers.edu/IPM/Vegetable/Pest%20Maps/maparchive.htm#2012">Rutgers University-New Jersey Agricultural Experiment Station</a></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Sayangnya, belum banyak
pakar perlindungan tanaman di Indonesia yang menekuni penggunaan SIG sebagai alat
analisis. Apalagi pemerintah, para pejabatnya terlalu sibuk untuk memenangkan Pemilu dan Pemilu Kada sedangkan rakyatnya sudah cukup puas diberikan janji-janji kampanye sehingga bersedia memilih mereka kembali. Jangan lagi mahasiswa, mungkin Faperta Undana perlu mengirimkan mahasiswa magang ke Universitas Rutgers, Universitas Arizona, atau ke Pemerintah Negara Bagian Oregon, supaya jangan tangung-tangung menjadi global oriented university. Daripada magang ke institusi di luar NTT untuk kemudian pulang dengan hanya membawa laporan yang berisi data penelitian orang lain kemudian berlagak seakan-akan sudah menjadi peneliti?<br />
<br /></div>
I Wayan Muditahttp://www.blogger.com/profile/01234801454480027730noreply@blogger.com1Kupang, Indonesia-10.17244 123.577904-12.172691499999999 121.05104850000001 -8.1721885 126.1047595tag:blogger.com,1999:blog-1207472836791885369.post-27652887660276889992012-10-07T16:12:00.002+08:002012-10-15T19:22:58.793+08:00Membuat Peta dengan Google Maps<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
Sebagai dosen dan mahasiswa universitas berwawasan global, tentunya Anda telah mengenal Google Maps. Google Maps adalah layanan pemetaan online yang disediakan oleh Google. Anda dapat menggunakannya untuk berbagai tujuan, mulai tari sekedar untuk mencari suatu lokasi, sampai untuk membuat peta lokasi penelitian. Melalui tulisan ini saya ingin berbagi dengan Anda, cara membuat peta menggunakan Google Earth. Tulisan ini saya buat terutama untuk para mahasiswa yang saya bimbing menyusun skripsi dengan melakukan penelitian survei yang perlu memetakan lokasi penelitiannya.<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
Untuk membuat peta menggunakan Google Maps, terlebih dahulu Anda harus mempunyai akun Google. Bila Anda belum mempunyai akun Google, silahkan buat akun Gmail terlebih dahulu. Bagi Anda yang sudah mempunyai akun Gmail, silahkan buka Google dan kemudian lakukan login dengan menggunakan akun Gmail Anda. Selanjutnya, ketik Google Maps pada kotak pencarian Google sehingga Anda masuk ke halaman antarmuka Google Maps. <br />
<br />
<table>
<tbody>
<tr>
<td><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><img height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiiPgHrhtuLAYS3JrmdRgZZ9iKD0YiZvJ02Dmt3oOMnPpESZHDnUOiPTmMYLJQWCkwgaqdzLe4D5QPIUIuZ-UmU_Rvh94w2N86i0vVxaD2Wlbh2OH2LcTMg9Nefpo_0jKEj9uBE4thT2m8/s144/1_googlemaps_membuka.JPG" style="margin-left: auto; margin-right: auto;" width="220" /></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Membuka Google Maps melalui Google</td></tr>
</tbody></table>
</td>
<td><table align="center" cellpaddyng="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><img height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg8Lx6jF4IZBeIKDND5ubOow4nOZ2kP7IVLmPocdgM_esgnQCMXqVpJLb29G6ZFaHXOAASgAK25r_E8_uHKNA2q3oEjJvpk24wmtzSSBJ6gZcPq9E_Gk_ic-33DSBLL-vkXPx88EV-1hXA/s144/2_googlemaps_halamanawal.JPG" style="margin-left: auto; margin-right: auto;" width="220" /></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Halaman antarmuka Google Maps</td></tr>
</tbody></table>
</td>
</tr>
</tbody></table>
Untuk memluai membuat peta, klik tombol My Places. Bila Anda belum pernah
membuat peta sebelumnya maka tidak ada nama peta tercantum pada bagian
kiri halaman antarmuka My Places. Pada bagian kanan atas halaman terdapat tombol Map dengan tulisan Photos di bawahnya. Bila Anda meletakkan pointer tetikus di atas tombol Map maka akan muncul tombol Earth dengan lebih banyak pilihan di bawah tulisan Photos. Anda dapat menampilkan Google Maps dalam mode Earth (Google Earth) dengan mengklik tombol Earth. Baik ketika Anda berada pada mode Satelite maupunpada mode Earth, Anda dapat mengaktifkan semua pilihan Photos, Videos, dan Wikipedia dengan cara mengkliknya. Hanya saja, tampikan Photis, Videos, dan Wikipedia pada keduanya berbeda satu sama lain.<br />
<br />
<table>
<tbody>
<tr>
<td><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><img height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj4j26mkBKkmNUcmCYDJ0G3YxRFGRHHDHOwH3oA3utYDXES19FyiLK1c2PZ33nlVMMyKQfNL65RRPATxSSxN7palt0WvalDhmPxbg3VQnlS_jJ0w3imCJbu-vZDO-FSJM0VbYI587Y4Ppg/s144/2_googlemaps_halamanawal_aktifkanfitur_satelite.JPG" style="margin-left: auto; margin-right: auto;" width="220" /></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Photos, Videos, dan Wikipedia aktif<br />
dalam Mode Satelite</td></tr>
</tbody></table>
</td>
<td><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><img height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh7FAiM3gNe8B61X0Y4YfCGs2PGLaSZ1NSVNeV3ZHw33sCG9-7YCog6fLorW8bGzoTV8gjo_f579u92sJ-1vXTqKgshyphenhyphen6Y1CS0c-jcGy1-dDanJG62-SbEi5FEOoI5O2GUtOyi42T2H8gM/s144/3_googlemaps_myplaces.JPG" style="margin-left: auto; margin-right: auto;" width="220" /></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Photos, Videos, dan Wikipedia aktif<br />
dalam Mode Earth</td></tr>
</tbody></table>
</td>
</tr>
</tbody></table>
Untuk membuat peta, klik tombol Create Map pada bagian kiri atas halaman My Places sehingga pada bagian kiri atas tampil kotak Title, kotak Description, dan pilihan Public atau Unlisted. Tulis judul peta yang akan dibuat pada kotak Title, uraian mengenai peta dan kotak Description, serta pilihan Public bila Anda ingin publik dapat mengakses peta atau Unlisted bila hanya Anda yang dapat mengakses peta. Pada bagian kiri atas peta tampil tiga tombol, yaitu tombol berganbar tangan untuk menggeser peta, tombol bergambar balon untuk memuat lokasi, dan tombol bergambar garis untuk menggambar garis pada peta. Ketiga tombol ini adalah 'alat' yang Anda perlukan untuk membuat peta. Bila Anda mengklik tanda segitiga terbalik pada tombol bergambar garis maka akan tampil pilihan Draw a line untuk menggambar garis biasa, Draw a line along roads, untuk menggambar garis sepanjang jalan, dan Draw a shape untuk menggambar area yang dalam pemetaan lazim disebut poligon.<br />
<br />
<table>
<tbody>
<tr>
<td><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><img height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgAQwHm6d9iI4xMKMIqj-NP0orsRtRFS9R3mYbpvXpvrhysOrtcteDkR0iINU9hh4nEdETZadGd9PJI90FkK-9sFzQBLLIa2M702CfzMlRO5AkdCuIITn8IZ-VJaeVNewyyenVdqVqhwyA/s144/4_googlemaps_membuatpeta.JPG" style="margin-left: auto; margin-right: auto;" width="220" /></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Photos, Videos, dan Wikipedia aktif<br />
dalam Mode Satelite</td></tr>
</tbody></table>
</td>
<td><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><img height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-u6bYQBXoCtfNbsXhTn74Qepi-2yEZLkwgS07epfUP9e7w-DqirqVYlydiPxejmuhyphenhyphenY42RQAwNAkmW9cIPN_uag0HmWc1J4UvrWQ6zi_ojRjUPKwwL7ArWCiy3YN-ocBhYtIgfhhzWG4/s144/6_googlemaps_createmaps_lines.JPG" style="margin-left: auto; margin-right: auto;" width="220" /></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Photos, Videos, dan Wikipedia aktif<br />
dalam Mode Earth</td></tr>
</tbody></table>
</td>
</tr>
</tbody></table>
Sebelum Anda mulai membuat peta, [erhatikan bahwa di sebelah kiri ketiga tombol terdapat lingkaran dengan tanda panah ke atas dan ke bawah serta ke kanan dan ke kiri. Lingkaran ini digunakan untuk menggeser peta dengan cara mengklik arah panah. Di bawahnya terdapat tombol dengan gambar lingkaran, gambar orang berdiri, dan skala untuk memperbesar dan memperkecil peta. Tombol dengan gambar lingkaran digunakan untuk membagikan peta kepada publik, gambar orang berdiri untuk menentukan lokasi Anda, dan skala untuk memperbesar dan memperkecil skala peta dengan cara menggeser ke atas dan ke bawah. Untuk menggeser peta, Anda juga dalat melakukannya dengan menggunakan kotak bergambar tangan, pengklik sembarang lokasi dalam peta, kemudian menggeser sambil menekan tombol kiri tetikus. Memperbesar dan mengecilkan tampilan peta juga dapat dilakukan dengan menggeser tombol tengah tetikus.<br />
<br />
Untuk mulai menggambar peta, tandai, misalnya lokasi pengambilan sampel, dengan mengklik kotak balon. Pada jendela yang muncul, tulis nama lokasi pada kotak Title dan uraian lokasi pada kotak Description. Anda dapat memilih cara memuat descripsi dalam mode Rich Text (bila Anda tidak menguasai kode HTML tetapi ingin menambahkan sesuatu) atau mode HTML (bila Anda menguasai kode HTML). Anda juga dapat memilih tanda lokasi selain tanda balon dengan mengklik kotak di bagian kanan atas jendela. Untuk menggambar jalan, klik Draw a line pada tombol garis, lalu klik satu titik sebagai titik awal di sembarang tempat pada jalur jalan yang tampak di peta, klik kembali pada titik berikutnya yang masih berada pada jalur lurus, dan seterusnya, sesuai dengan panjang jalan yang ingin Anda gambar. Untuk mengakhiri menggambar garis, klik titik akhir sebanyak dua kali dan pada jendela yang tampil lakukan sebagaimana pada saat menggambar titik. Untuk menggambar petak percobaan atau kebun petani, Anda dapat menggunakan pilihan Draw a shape pada tombol yang sama (tombol garis). Bila Anda membuat kesalahan, klik tombol Delete pada jendela yang tampil setiap kali selesai menggambar.<br />
<br />
<table>
<tbody>
<tr>
<td><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><img height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcOpAS4hwVaXWtx5xX2-9uBBE555VYCJ6cmoptj0ZhWTUlUF0t2hvD0a8wulvJksFdh_CbT_xq4FyKRCF8Z59n7-LxEJvsSLFS5hinKgnSCirXtmzsGuvyDVsKoP5O3top4Gyjf8v7mmA/s144/5_googlemaps_menggambartitik.JPG" style="margin-left: auto; margin-right: auto;" width="220" /></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Menggambar dan memberikan deskripsi<br />
titik dalam Mode Satelite</td></tr>
</tbody></table>
</td>
<td><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><img height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiC_TzEUxxe2AOH4AAYfDT5gUl75g48gTXp4uLumdV9kZnHra0BiRqtQydC-w_mQBA_ZfOmCkX01QecVY5x8T2YlXipqmxvEgYHKzPMrwVOGb3d43thxgQmx9Xm7Ji4JfK3Hq6wFAuqclk/s144/7_googlemaps_menggambargaris.JPG" style="margin-left: auto; margin-right: auto;" width="220" /></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Menggambar garis dengan mengklik<br />
titik secara berurutan dalam Mode Earth</td></tr>
</tbody></table>
</td>
</tr>
</tbody></table>
<table>
<tbody>
<tr>
<td><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><img height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh4ZqqY0i9cgZqT8z5j7hTRNbAKFwqmRc071zNKC1xkVG7btP4pLPk5j4sh37O_FD5i1izzjdcr37ECMsQeHb37VfVPkN83Y0HzDEc7cAmhjY-fOgoG-wI4-8nvyESc2NgsKAou6TfieH8/s144/8_googlemaps_menggambar_menyuntinggaris.JPG" style="margin-left: auto; margin-right: auto;" width="220" /></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Mendeskripsikan garis<br />
dalam Mode Satelite</td></tr>
</tbody></table>
</td>
<td><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><img height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh1El5vh6BfIm03vIpow3P-GeTOf2-tSvJ9aqDDCd7oIpcFRyqOzfZpzzf4BeyXEK8W1vZOgTdE6Rq3fiDk5WvZ5VQTFzCenqn4HWI0-ctBfHFG93f9Zcurse1xvBPompCooa36dxDj-oE/s144/10_googlemaps_mencantumkan_mengirimpeta.JPG" style="margin-left: auto; margin-right: auto;" width="220" /></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Menautkan atau mengirimkan peta<br />
dalam Mode Earth</td></tr>
</tbody></table>
</td>
</tr>
</tbody></table>
Setelah selesai membuat peta, Anda dapat mencetak peta dengan mengklik tombol bergambar printer di sebelah kiri atas peta. Anda juga dapat mengirimkan peta kepada teman atau menampilkan peta di situs atau blog dengan mengklik tombol bergambar rantai. Untuk menampilkan blog dalam situs atau blog, Anda perlu terlebih dahulu menyesuaikan ukuran peta dengan mengklik Customize and preview embedded map dan kemudian menyalin kode HTML yang diberikan untuk selanjutnya ditempelkan dalam halam situs atau tayangan blog. Anda dapat mengikuti langkah-langkah membuat peta menggunakan Google Maps dengan melihat tayangan slideshoew berikut ini.<br />
<br />
<table>
<tbody>
<tr>
<td><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><img height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjjHVR-qsZIbstndXJa8zegRIZmT3ebsGBBhn7kIFHuUbKHcMubMYpOi95cZMpRC2EJ1DtUFYQ-8wTPfExavFOm8EngCoOyWHPNgCHNeg4W6MuNGqoMdqXZsP5lV1thArY9v9WexWoUgb0/s144/10_googlemaps_mencantumkan_mengirimpeta_a.JPG" style="margin-left: auto; margin-right: auto;" width="220" /></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Mengatur ukuran peta<br />
dalam Mode Satelite</td></tr>
</tbody></table>
</td>
<td><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><img height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9k-rWfopysMs21aqvS4smdtpMGtHl1P0ozwiAXBfnN5ZFDQtQIlzMptrzaM3RqerBsAbn2hyphenhyphen8tYHXFwKlDYK0cOUCviIvXmuB8Ul160j3FT-EYgRstVWFldhMTm_-6PIy_f0ufmhh2vw/s144/10_googlemaps_mencantumkan_mengirimpeta_b.JPG" style="margin-left: auto; margin-right: auto;" width="220" /></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Menyalin kode HTML peta<br />
dalam Mode Earth</td></tr>
</tbody></table>
</td>
</tr>
</tbody></table>
<center>
<embed flashvars="host=picasaweb.google.com&hl=en_US&feat=flashalbum&RGB=0x000000&feed=https%3A%2F%2Fpicasaweb.google.com%2Fdata%2Ffeed%2Fapi%2Fuser%2F103622824959070537826%2Falbumid%2F5796397846400739921%3Falt%3Drss%26kind%3Dphoto%26hl%3Den_US" height="267" pluginspage="http://www.macromedia.com/go/getflashplayer" src="https://picasaweb.google.com/s/c/bin/slideshow.swf" type="application/x-shockwave-flash" width="400"></embed></center>
<br />
Peta Kota Kupang yang dibuat dengan Google Maps dapat dilihat di bawah ini.
<br />
<center>
<iframe frameborder="0" height="450" marginheight="0" marginwidth="0" scrolling="no" src="https://maps.google.com/maps/ms?msa=0&msid=210632561917665182882.0004c64ad1b30bed6aff1&ie=UTF8&t=h&ll=-10.169981,123.617477&spn=0.152068,0.180588&z=12&output=embed" width="525"></iframe><br /><small>View <a href="https://maps.google.com/maps/ms?msa=0&msid=210632561917665182882.0004c64ad1b30bed6aff1&ie=UTF8&t=h&ll=-10.169981,123.617477&spn=0.152068,0.180588&z=12&source=embed" style="color: blue; text-align: left;">Kota Kupang</a> in a larger map</small></center>
Anda dapat membuat peta bersama-sama dengan beberapa orang teman dengan mengklik tombol Collaborate pada saat Anda memulai membuat peta. Anda juga dapat membuat peta dengan mengimpor file KML dari peta yang Anda buat dengan menggunakan Google Earth.
</div>
I Wayan Muditahttp://www.blogger.com/profile/08972360557438959352noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-1207472836791885369.post-88250017091562504962012-10-06T17:22:00.002+08:002012-10-07T09:50:37.834+08:00Magang: Matakuliah atau Proyek sehingga Harus Diselesaikan dengan Menghalalkan Segala Cara?<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
Sabtu, 4 Oktober 2012, setelah selesai melaksanakan tugas memberikan tutorial dalam kegiatan matrikulasi Bahasa Inggris kepada mahasiswa semester I yang dimulai sejak pukul 7.30, seorang mahasiswi menghampiri saya memberitahukan bahwa saya adalah penilai seminar laporan magangnya. Dia mengatakan telah mengirimkan laporannya kepada saya melalui email. Bagi saya, tidak masalah apakah mahasiswa sudah atau baru akan menyampaikan laporannya untuk saya nilai. Dalam menjadi penilai seminar maupun ujian skrispsi, saya bahkan lebih suka mahasiswa memberikan skrispsinya tepat sebelum seminar. Yang menjadi permasalahan bagi saya berkaitan dengan magang ini lebih dari sekedar itu, yakni perlakuan dan prosedur magang yang bagi saya terkesan sebagai sangat istimewa dibandingkan dengan matakuliah lainnya.<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
Magang merupakan bagian dari kurikulum baru di fakultas tempat saya mengajar. Karena merupakan bagian dari kurikulum maka otoritas tertinggi terhadap proses penyelenggaraan magang ini seharusnya ada di jurusan/program studi. Selain itu, magang seharusnya diperlakukan sama seperti matakuliah lainnya, seperti misalnya matakuliah skripsi yang sama-sama mempunyai bobot 4 SKS. Dalam hal skripsi, mahasiswa sudah mulai mengkonsultasikan dengan dosen bahkan pada saat mulai merumuskan masalah penelitian. Jadwal pelaksanaan seminar dilakukan dengan persetujuan dosen pembimbing. Skripsi tidak harus selesai dalam satu semester, bisa dua bahkan lebih dari dua semester, bergantung pada kemampuan mahasiswa. Mahasiswa yang cerdas dan rajin bisa saja menyelesaikan dalam dua semester, tetapi setahu saya belum ada mahasiswa yang menyelesaikan skripsi dalam satu semester.<br />
<br />
Bagaimana dengan magang? Saya diminta menjadi pembimbing setelah mahasiswa melaksanakan magang. Saya tidak tahu, siapa yang membimbing mahasiswa merencanakan kegiatan magangnya. Dengan begitu, saya diminta membimbing mahasiswa menyusun laporan, bukan membimbing mahasiswa magang. Dan laporan yang diminta kepada saya untuk membimbing, setelah saya periksa, bukan laporan magang, melainkan laporan penelitian yang dilakukan oleh institusi di tempat mahasiswa magang. Kebetulan, mahasiswa yang saya bimbing melakukan magang di sebuah institusi penelitian departemen. Lebih hebat lagi, baru mulai melaksanakan pembimbingan, saya tiba-tiba 'diberikan' jadwal seminar laporan. Saya diminta membimbing, tetapi sebelum selesai membimbing, mahasiswa sudah dijadwalkan melaksanakan seminar. Mahasiswa yang mengambil matakuliah magang dengan beban 4 SKS harus menyelesaikan laporannya kurang dari satu semester. Mahasiswa yang mengambil matakuliah skripsi dengan beban SKS yang sama boleh menyelesaikan skripsinya sesuai dengan kemampuan mahasiswa. Ada apa di balik semua ini?<br />
<br />
Begitupun, ketika hari itu saya diminta menilai seminar mahasiswa magang, sebagai bawahan, saya melaksanakan perintah atasan. Tapi setelah masuk ke dalam ruang seminar, saya melihat seminar bukan dimoderasi oleh dosen pembimbing, melainkan oleh mahasiswa. Saya tahu bahwa mahasiswa memang harus berlatih menjadi moderator. Yang menjadi masalah bagi saya, karena magang merupakan bagian dari kurikulum, sebagaimana halnya skripsi, maka yang memoderasi seharusnya adalah dosen pembimbing. Kalau kemudian dosen pembimbing meminta bantuan mahasiswa untuk menggantikannya, itu soal lain, sebagaimana dilakukan oleh oknum dosen tertentu yang meminta mahasiswa untuk menggantikannya mengajar. Presentasi dilakukan secara panel, mengesankan bahwa seminar harus segera diselesaikan untuk seluruh mahasiswa peserta magang. Saya pun teringat bagaimana ketika saya masih menjadi pimpinan satu pusat penelitian, saya menjadwalkan seluruh dosen penerima hibah penelitian beramai-ramai melaksanakan seminar mereka. Tapi ini karena penelitian dosen adalah proyek yang dikelola oleh departemen. Sedangkan magang, setahu saya, bukanlah proyek, melainkan adalah matakuliah yang harus menyesuaikan dengan kalender akademik, bukan justru harus patuh pada cara-cara proyek.<br />
<br />
Di dalam ruangan, saya pun duduk, mengikuti presentasi laporan magang. Tapi dari sekian presentasi yang saya ikuti, sebagian besar mahasiswa mempresentasikan laporan penelitian. Struktur laporan magang juga mengikuti struktur skripsi. Pendahuluan berisi uraian mengenai masalah penelitian, bukan uraian untuk menjustifikasi mengapa mahasiswa harus melakukan magang. Bagian tujuan dan kegunaan juga berisi tujuan dan kegunaan penelitian, bukan tujuan dan kegunaan magang. Demikian juga dengan bagian-bagian laporan lainnya, ada tinjauan pustaka, metode penelitian, hasil dan pembahasan, serta kesimpulan dan saran, persis mengikuti sistematika sebuah skripsi. Berkaitan dengan hal ini, apakah mungkin seorang mahasiswa merencanakan, melaksanakan, dan menganalisis data dalam waktu satu bulan? Kedua, apakah dengan melaksanakan magang maka mahasiswa menjadi peneliti sehingga harus melaporkan hasil penelitian? Bukankan hasil penelitian yang dilaporkan adalah hasil penelitian di institusi tempat magang? Bila demikian maka pelaporan data penelitian seakan-akan sebagai data hasil penelitian mahasiswa sendiri merupakan sebuah plagiarisme. <br />
<br />
Ketika saya menyampaikan hal ini dalam seminar magang, seorang mahasiswa membela diri bahwa yang dilaporkan adalah data hasil pengamatannya sendiri. Saya tidak mempersoalkan hal itu. Bagi saya, yang menjadi persoalan dalam hal ini adalah siapa yang berhak. Saya sendiri, dalam melaksanakan penelitian, sering melibatkan mahasiswa untuk mengumpulkan data. Dalam hal ini, bukan berarti mahasiswa dengan sendirinya bisa mengklaim diri sebagai peneliti. Mahasiswa tetap mahasiswa, yang kebetulan saja diminta untuk membantu pelaksanaan penelitian dengan imbalan tertentu. Bahkan, sekalipun sudah memperoleh ijin lisan, tanpa ijin tertulis dari
peneliti yang sebenarnya, penyajian data orang lain seakan-akan sebagai
data hasil penelitian sendiri merupakan sebuah plagiarisme. Betapa
menyedihkan, sebagai pendidik kita yang seharusnya menjauhkan mahasiswa
dari melakukan plagiarisme, melalui kegiatan magang ini kita justeru melembagakannya.<br />
<br />
Bila magang sudah menjadikan mahasiswa sebagai peneliti, buat apa lagi harus ada skripsi? Bukankah skripsi bertujuan untuk melatih mahasiswa melakukan penelitian? Magang sudah 'mensahkan' mahasiswa sebagai peneliti tanpa dibimbing merencanakan penelitian sehingga tugas dosen membimbing mahasiswa menyusun proposal penelitian skripsi menjadi rancu. Karena melalui magang mahasiswa sudah bisa menjadi peneliti tanpa dibimbing membuat rencana penelitian maka tidak seharusnya mahasiswa dibimbing menyusun proposal penelitian skripsi. Selain itu, meminta mahasiswa 'berguru' melakukan penelitian di institusi lain menyiratkan bahwa para dosen sudah sedemikian tidak mampu membimbing mahasiswa meneliti, padahal di antara para dosen juga ada guru besar. Hal ini juga menyiratkan bahwa fasilitas yang tersedia di fakultas sudah sedemikian tidak memadai sehingga mahasiswa harus 'kos' meneliti di tempat lain yang fasilitasnya lebih baik. Padahal, mahasiswa melaksanakan magang bukan hanya di institusi penelitian, melainkan juga di kebun salak pondoh yang notabene tidak mempunyai fasilitas penelitian. Begitupun mahasiwa tetap membuat laporan magang seperti laporan penelitian lengkap dengan identifikasi OPT. Betapa tidak berdayanya kami sebagai dosen sehingga mahasiswa harus belajar melakukan identifikasi OPT di kebun milik Bapak Slamet. Kalau begitu, mengapa kita tidak menyuruh mahasiswa melakukan identifikasi OPT di kebun sayur milik Bapak Tinus di Tarus saja?<br />
<br />
Saya tidak ingin berpolemik, melainkan hanya ingin bertukar pikiran. Bila magang hanyalah sebuah matakuliah maka sudah sewajarnya diperlakukan sebagaimana matakuliah lainnya. Seperti juga KKN, sudah saatnya diperlakukan sebagai matakuliah biasa yang pelaksanaannya diserahkan sepenuhnya kepada jurusan/program studi dengan jadwal yang disesuaikan dengan kalender akademik. Seiring dengan itu, laporan magang seharusnya memuat kegiatan yang diikuti mahasiswa selama melaksanakan magang, bukan melaporkan hasil kegiatan yang merupakan hak institusi di tempat mahasiswa melakukan magang. Bila yang diikuti adalah kegiatan penelitian maka mahasiswa seharusnya melaporkan bagaimana penelitian dilaksanakan, fasilitas apa yang digunakan untuk mendukung pelaksanaan penelitian, dan bagaimana penelitian dikelola sebagai pelajaran yang tentunya akan bermanfaat bukan hanya bagi mahasiswa, tetapi juga bagi kita semua, bagaimana seharusnya mengelola sebuah penelitian. Dengan begitu, melalui magang mahasiswa belajar meneliti, bukannya hanya dengan melaksanakan magang selama hanya satu bulan tiba-tiba mengklaim sebagai peneliti. Atau, apakah hasil adalah segala-galanya sehingga kita bisa menghalalkan segala cara, termasuk melakukan plagiarisme dan mengabaikan hak dasar seorang dosen dengan menjadwalkan pelaksanaan seminar tanpa persetujuan dosen pembimbing? Bila jawaban pertanyaan ini adalah ya, mari kita acuhkan semuanya dan abaikan saja tulisan ini.<br />
<br />
Mari ucapkan selamat kepada mahasiswa magang, yang dengan melaksanakan magang selama satu bulan, telah membuat mereka, dengan begitu percaya di depan para dosen, merasa sebagai peneliti. Dan kita, para dosen, yang seharusnya mendidik mereka, bukan hanya mengajar menjadi pintar, justeru menyetujui mereka menggunakan data milik pihak lain sebagai seolah-olah milik mereka sendiri. Kita telah berhasil mentransformasi mereka begitu hebat, hanya dalam waktu satu bulan ... Dan magang telah menjadi instrumen pendidikan transformasional yang begitu berhasil.</div>
I Wayan Muditahttp://www.blogger.com/profile/08972360557438959352noreply@blogger.com2Kupang, Indonesia-10.17244 123.577904-12.172691499999999 121.05104850000001 -8.1721885 126.1047595tag:blogger.com,1999:blog-1207472836791885369.post-71774678947576298372012-09-26T20:14:00.000+08:002012-10-07T09:51:30.613+08:00Bapak/Ibu Panitia Magang, Tolong Ajari Bagaimana Saya Harus Membimbing Mahasiswa Magang<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata magang dapat merupakan kata benda atau kata sifat. Sebagai kata benda, kata magang dapat berarti (1) calon pegawai (yg belum diangkat secara tetap serta belum menerima gaji atau upah karena dianggap masih dalam taraf belajar, misalnya calon pegawai negeri sipil), atau (2) calon ahli yang bekerja di suatu kantor yang sesuai dengan bidang keahliannya. Sebagai kata sifat, kata magang berarti (1) terlalu masak, ranum (buah-buahan); atau (2) hampir masam (nira). Kata magang sebagai kata benda diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris internship untuk pekerjaan yang bersifat kerah putih, profesional, dan keilmuan dan apprenticeships untuk pekerjaan yang bersifat vokasi atau keterampilan.<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
Menurut Wikipedia, magang pada dasarnya merupakan suatu sistem pelatihan di tempat kerja (a system of on-the-job training) sebagai ajang tukar pengalaman antara institusi yang mempekerjakan mahasiswa magang kepada mahasiswa magang. Palsakanaan dan tujuan program magang berbeda-beda antar negara. Di Amerika, magang merupakan program pemerintah atau perusahaan swasta untuk mempekerjakan mahasiswa, umumnya dengan membayar gaji (minimal sesuai dengan upah minimum), bagi mahasiswa dengan bidang studi yang sesuai dengan bidang instansi pemerintah atau perusahaan swasta yang bersangkutan. Di Kanada, program magang bagi mahasiswa dilaksanakan sebagai bagian dari program 'cooperative education' (co-ops) yang disediakan secara bersaing kepada mahasiswa untuk memperoleh pekerjaan musim panas, dengan atau tanpa memperoleh gaji, bergantung kepada bidang studi mahasiswa. Di Australia, program magang bagi mahasiswa perguruan tinggi disebut 'industry experience' dan dilaksanakan dengan memberikan atau tanpa memberikan upah kepada mahasiswa dengan tujuan antara lain untuk memperoleh akreditasi profesi dari perhimpunan profesi yang harus diikuti oleh mahasiswa setelah menyelesaikan kuliah. Pada dasarnya, magang bagi mahasiswa S1 dan S2 mirip dengan post-doctoral reserach bagi mahasiswa S3, hanya saja tentu saja mahasiswa S1 dan S2 tidak magang melakukan penelitian.<br />
<br />
Dari uraian singkat di atas jelas bahwa magang bukan semata-mata merupakan program perguruan tinggi secara individual, melainkan program pemerintah yang dilandasi oleh peraturan perundang-undangan.Program magang di Amerika Serikat misalnya, harus mematuhi <a href="http://en.wikipedia.org/wiki/Fair_Labor_Standards_Act" title="Fair Labor Standards Act">Fair Labor Standards Act</a>. Hal ini tentu saja sangat berbeda dengan program magang bagi mahasiswa yang dilakukan oleh universitas di Indonesia. Yang jelas, untuk melaksanakan program magang di Indonesia, mahasiswa harus mengeluarkan biaya sendiri yang jumlahnya tidak sedikit, mencapai lebih dari Rp 5 juta. Tidak ada peraturan perundang-undangan yang mengatur bahwa institusi pemerintah maupun perusahaan swasta harus membayar gaji kepada mahasiswa selama mengikuti magang. Memang benar bahwa mahasiswa memperoleh sesuatu dari mengikuti magang, kalau bukan ilmu dan pengalaman minimal keterampilan. Tetapi selama magang mahasiswa bekerja di institusi perintah atau perusahaan swasta di tempatnya magang sehingga dengan begitu mahasiswa seharusnya mempunyai hak untuk memperoleh gaji.<br />
<br />
Karena merupakan program institusi pemerintah dan perusahaan swasta, tentu saja pengelolaan program magang tidak sepenuhnya dilakukan oleh perguruan tinggi di tempat mahasiswa belajar. Di beberapa negara, program magang bahkan sudah merupakan program nasional sehingga pengelolaannya didasarkan atas peraturan perundang-undangan. Hal ini menimbulkan berbagai implikasi. Implikasi terpenting adalah pembiayaan magang, sebagaimana sudah disebutkan di atas, yang harus ditanggung oleh mahasiswa (lebih tepatnya oleh orang tua mahasiswa). Implikasi berikutnya adalah dalam hal supervisi, siapa yang seharusnya melakukan supervisi terhadap mahasiswa magang. Apakah pihak yang berasal dari institusi atau perusahaan di tempat mahasiswa melakukan magang atau pihak perguruan tinggi asal mahasiswa. Implikasi ini berkaitan pula dengan pelaporan magang, baik format laporan maupun pembimbingan mahasiswa dalam menyusun laporan. Siapakah yang seharunya menilai laporan mahasiswa magang, pihak dari institusi atau perusahaan di tempat magang atau pihak universitas asal mahasiswa. Hal ini berkaitan bukan saja secara teknis, yang di Indonesia selalu bisa diatur, melainkan juga dengan etika filosofis. Sejauh mana saya, yang tidak pernah terlibat dalam perencanaan mahasiswa magang dan tidak pernah melihat bagaimana mahasiswa melaksanakan magang, secara etika filosofis 'berwenang' menilai apalagi menguji mahasiswa magang?<br />
<br />
Saya merasa perlu membuat tulisan ini karena tiba-tiba saja diberikan tugas membimbing mahasiswa magang dan disodori format penilaian mahasiswa magang. Kemudian mahasiswa mendesak saya untuk memeriksa laporannya. Saya bingung bagaimana harus menilainya, lebih-lebih lagi mengoreksi laporan magang mahasiswa karena sayatidak mendapatkan panduan laporan mahasiswa magang yang dapat saya gunakan sebagai panduan. Saya benar-benar merasa perlu belajar dari para pimpinan fakultas dan jurusan, apakah program magang itu memang harus seperti ini. Bila magang memang merupakan program, mengapa tidak benar-benar dipersiapkan terlebih dahulu secara matang sehingga tidak membingungkan. Mungkin kebingungan semacam ini hanya saya alami sendiri. Tapi mungkin kebingungan yang sama juga dialami oleh dosen lainnya, tetapi mereka lebih suka diam dan menerima dan melaksanakan apa saja yang diperintahkan sejauh yang mereka dapat lakukan. Saya menulis ini bukan karena bermaksud tidak mau melaksanakan tugas, melainkan semata-mata karena saya merasa melawan kata hati bila harus melakukan sesuatu yang tidak benar-benar saya pahami atau melakukan sesuatu yang secara etika seharusnya saya tidak berwenang melakukannya.<br />
<br />
Ambil contoh laporan mahasiswa magang yang harus saya periksa. Laporan terdiri atas bab-bab pendahuluan, gambaran umum institusi, metode penelitian, tinjauan pustaka, dan kesimpulan dan saran. Pendahuluan memuat uraian mengenai masalah tanaman dan organisme pengganggu tumbuhan serta tujuan percobaan, gambaran umum institusi berisi uraian mengenai institusi tempat magang, metode berisi uraian mengenai cara pelaksanaan percobaan dan pengamatan, hasil dan pembahasan berisi uraian tentang hasil percobaan dan pembahasannya, dan kesimpulan dan saran berisi butir-butir kesimpulan yang didasarkan pada hasil percobaan. Menyimak dari format tersebut, jelas bahwa laporan magang yang disampaikan oleh mahasiswa kepada saya sangat mirip dengan skripsi. Pertanyaan etis yang kemudian patut diajukan adalah sejauh mana mahasiswa berwenang melaporkan hasil penelitian yang dilaksanakan oleh instansi lain seolah-olah sebagai percobaan yang dilaksanakannya sendiri? Bukankah ini berarti mengajarkan mahasiswa melakukan plagiat secara besar-besaran mengingat data yang dilaporkan adalah data percobaan yang dilaksanakan oleh peneliti di institusi tempatnya magang?<br />
<br />
Dari segi format, apakah pendahuluan laporan magang harus seperti pendahuluan skripsi? Bukankah magang dimaksudkan untuk memperoleh pembelajaran (lesson learned) yang lebih luas daripada sekedar melakukan penelitian? Mengapa gambaran umum institusi dijadikan bab tersendiri, padahal mahasiswa baru dapat memberikan gambaran setelah melakukan magang sehingga dengan demikian, secara logika, gambaran umum institusi seharusnya merupakan bagian dari hasil magang? Lalu seperti apa seharusnya tinjauan pustaka laporan magang, apakah cukup hanya dengan mendeskripsikan organisme pengganggu tumbuhan dan tanaman seperti halnya tinjauan pustaka dalam skripsi atau seharusnya bukan seperti itu mengingat magang berbeda dengan membuat skripsi? Dan bagaimana pula dengan bab metode, apakah laporan magang harus mencantumkan metode penelitian atau cara melaksanakan magang? Demikian juga dengan hasil dan pembahasan dan kesimpulan, bagi saya semuanya membingungkan, karena mahasiswa membuatnya sama dengan membuat skripsi.<br />
<br />
Lalu pertanyaan etis berikutnya adalah sejauh mana saya berwenang memeriksa laporan yang data, cara menganalisisnya, dan cara penyajiannya sudah tentu sudah dianggap yang paling benar oleh peneliti di institusi tempat mahasiswa magang? Percobaan yang dilaporkan oleh mahasiswa dalam laporan magangnya merupakan percobaan faktorial yang terdiri atas dua faktor, satu faktor bersifat kualitatif (jenis bahan nabati) dan faktor lainnya bersifat kuantitatif (konsentrasi bahan nabati). Menurut yang saya pelajari, pengujian pestisida, entah itu kimiawi sintetik atau nabati, sebaiknya menggunakan dosis daripada konsentrasi dan dilakukan dengan transformasi probit. Kemudian juga, sesuai dengan yang saya pelajari, analisis data percobaan faktorial terlebih dahulu ditlakukan untuk menentukan faktor mana yang memberikan pengaruh nyata. Juga, uji lanjut terhadap faktor kuantitatif dilakukan dengan uji polinomial ortogonal dan kemudian dilanjutkan dengan analisis regresi untuk memperoleh persamaan tanggapannya (response equation). Tapi dalam laporan mahasiswa yang harus saya periksa, semuanya dihantam begitu saja dengan uji pembandingan ganda (multiple comparison).<br />
<br />
Dengan kebingungan seperti di atas, saya merasa benar-benar tidak berdaya bagaimana seharusnya memeriksa laporan mahasiswa magang. Sebelum saya terlanjur melakukan kesalahan yang tidak perlu, sudilah kiranya, bapak/ibu panitia magang, mengajari saya, bagaimana seharusnya membimbing, menilai, dan menguji mahasiswa magang. Saya tidak ingin membimbing mahasiswa melakukan plagiarisme dengan melaporkan data milik orang lain seakan-akan merupakan datanya sendiri. Saya tidak ingin melanggar batas etika dalam menilai penelitian yang saya tidak ketahui bagaimana penelitian itu direncanakan dan dilaksanakan. Bila kerisauan saya ini memang terlalu sepele bagi bapak/ibu, mohon dimaafkan.<br />
<br />
<br />
<br />
<br /></div>
I Wayan Muditahttp://www.blogger.com/profile/08972360557438959352noreply@blogger.com0Kupang, Indonesia-10.17244 123.577904-12.172691499999999 121.05104850000001 -8.1721885 126.1047595tag:blogger.com,1999:blog-1207472836791885369.post-48376541536549444262012-09-09T16:00:00.000+08:002012-10-15T13:34:01.832+08:00Sekali lagi nama ilmiah: Bagaimana seharusnya memeriksa dan merujuk nama ilmiah? <div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
Dalam penulisan ilmiah, seperti misalnya penulisan proposal
penelitian skripsi dan penulisan skripsi, nama mahluk hidup perlu disertai
dengan nama ilmiah. Bukan hanya itu, untuk mahluk hidup yang menjadi obyek
penelitian juga perlu disertakan klasifikasinya. Misalnya, mahasiswa
minat Perlindungan Tanaman yang meneliti penyakit busuk pangkal batang yang
disebabkan oleh jamur <i>Phytophthora parasitica</i> var. <i>nicotianae</i> pada jeruk keprok
<i>Citrus nobilis</i> perlu mencantumkan nama ilmiah dan klasifikasi penyebab
penyakit dan nama ilmiah tanaman inang. Apa yang dilakukan selama ini dan bagaimana
seharusnya hal itu dilakukan dengan benar, dan mudah?<br />
<a name='more'></a><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Selama ini mahasiswa melakukannya dengan menggunakan
sembarang buku teks sebagai rujukan, katakana misalnya buku-buku praktis yang
diperuntukkan lebih bagi petani daripada bagi mahasiswa. Buku-buku semacam itu
bukan jelek, bahkan banyak yang sangat bagus. Tetapi buku-buku semacam itu
tentu saja tidak mempunyai otoritas dalam bidang taksonomi. Akibat dari penggunaan
buku-buku semacam itu maka nama ilmiah jeruk keprok menjadi <i>Citrus nobilis</i> dan nama ilmiah penyebab busuk pangkal batang menjadi <i>Phytophthora parasitica</i> var. <i>nicotianae</i>. Karena buku-buku untuk kalangan
petani tidak terlalu mementingkan akurasi nama ilmiah, hal ini tentu tidak
terlalu merisaukan. Lain halnya proposal penelitian atau skripsi yang
seyogianya mengharuskan penggunaan nama ilmiah mutakhir (<i>current</i>) dan sahih (<i>valid</i>), apalagi tesis, disertasi, dan orasi ilmiah atau orasi guru besar.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Lalu bagaimana seharusnya mahasiswa mencari rujukan nama
ilmiah dan klasisikasi? Bayangkan bila Anda adalah mahasiswa biologi yang
melakukan penelitian bidang taksonomi, misalkan penelitian untuk merevisi nama ilmiah, apa yang Anda
lakukan? Dahulu Anda harus mencari referensi tercetak di berbagai perpustakaan
terkemuka dan mengunjungi herbarium terkemuka dunia yang menyimpan spesimen nama
ilmiah yang hendak Anda revisi. Sekarang, dengan adanya Internet, hal itu
mungkin masih diperlukan, tetapi Anda dapat terlebih dahulu melakukannya
melalui Internet. Dengan begitu Anda tidak perlu harus mengunjungi terlalu
banyak perpustakaan dan herbarium karena melalui Internet Anda dapat memilih
memeriksa nama ilmiah yang akan Anda revisi, mendaftar seluruh nama sinonim yang telah ada, dan memeriksa perpustakaan yang menyimpan publikasi dan herbarium yang menyimpan spesimen untuk nama ilmiah yang akan direvisi.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Sebagai mahasiswa pertanian, Anda tentu saja tidak melakukan penelitian sebagaimana halnya dalam penelitian taksonomi. Meskipun demikian, di jaman Internet sekarang ini, Anda
seharusnya jangan hanya bisa menggunakan Facebook dan Twitter untuk ngerumpi. Anda
seharusnya juga bisa memanfaatkan Internet untuk melakukan apa yang dilakukan oleh
seorang peneliti taksonomi, minimal dalam menggunakan Internet untuk mencari
rujukan nama ilmiah dan klasifikasi. Dengan demikian maka Anda tidak melakukan
kesalahan yang tidak perlu terjadi, kesalahan kecil memang, tetapi menyedihkan
dan memalukan. Membuang sedikit waktu untuk memeriksa nama ilmiah tidak akan menyebabkan Anda tertundan menyelesaikan skripsi. Lagi pula, menyelesaikan skripsi dalam waktu singkat belum tentu akan membuat semua orang kagum, lebih-lebih setelah membaca skripsi Anda yang ternyata memang boleh, tetapi tidak lebih dari sekedar untuk memperoleh gelar sarjana.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Salah satu situs web yang menyediakan layanan pemeriksaan
nama ilmiah dan klasifikasi mahluk hidup dengan gratis dan terintegrasi untuk
seluruh kerajaani mahluk hidup adalah Global Biodeversity Information Facility
(GBIF). Ketik GBIF pada kotak pencarian Google maka Anda akan diarahkan pada <a href="http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=gbif&source=web&cd=1&cad=rja&ved=0CBwQFjAA&url=http%3A%2F%2Fwww.gbif.org%2F&ei=WjhMUJ-BI8SGrAfdjoD4Dg&usg=AFQjCNGVI7ovSgZIo68EKEHlyrdvSj6T1Q"><i>Gbif</i>.org:
Home Page</a> (http://www.gbif.org/) dan akses langsung ke layanan pemeriksaan
nama ilmiah dan klasifikasi mahluk hidup <a href="http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=gbif&source=web&cd=2&cad=rja&ved=0CCMQjBAwAQ&url=http%3A%2F%2Fdata.gbif.org%2F&ei=WjhMUJ-BI8SGrAfdjoD4Dg&usg=AFQjCNEIfz54CZ3RpUF7ejgXBZBTViuFUA">GBIF
Data Portal</a> (http://data.gbif.org/welcome.htm). Klik langsung <a href="http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=gbif&source=web&cd=2&cad=rja&ved=0CCMQjBAwAQ&url=http%3A%2F%2Fdata.gbif.org%2F&ei=WjhMUJ-BI8SGrAfdjoD4Dg&usg=AFQjCNEIfz54CZ3RpUF7ejgXBZBTViuFUA">GBIF Data Portal</a> dan kemudian pada halaman yang tampil,
klik pilihan <a href="http://data.gbif.org/species/">Explore Species</a> (http://data.gbif.org/species/)
untuk memeriksa nama ilmiah dan klasifikasi mahluk hidup yang menjadi obyek
penelitian Anda. Untuk melakukan pemeriksaan, Anda dapat langsung mengetikkan nama ilmiah pada kotak penelusuran dengan tulisan <i>Start new search</i>
di bagian kanan atas layar lalu tekan Enter. Anda juga dapat menelusuri dengan
mengklik tanda + di depan setiap kategori takson kerajaan yang
ditampilkan di bagian kiri layar. Cara kedua ini dapat dilakukan bila Anda
sudah mempunyai informasi awal mengenai mahluk hidup dengan nama ilmiah yang
Anda periksa.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Mari sekarang kita coba periksa nama ilmiah jeruk keprok Citrus
nobilis, apakah memang merupakan nama mutakhir dan sahih. Ketik Citrus nobilis pada kotak pencarian dan tekan Enter, maka Anda
akan diarahkan ke halaman yang memuat nama <a href="http://data.gbif.org/species/3190173/"><span style="color: windowtext; text-decoration: none; text-underline: none;">Citrus nobilis (en:King Orange)</span></a>.
Untuk memeriksa, klik nama tersebut sehingga Anda akan diarahkan ke halaman Species:
<span class="genera">Citrus nobilis</span><span class="subject"> Lour., lalu periksa
halaman tersebut secara teliti. Ternyata bahwa <i>Citrus nobilis</i> memang merupakan
nama yang diterima, tetapi bukan untuk jeruk keprok yang dalam bahasa Inggris disebut mandarin, mandarin orange, atau tangerin, melainkan untuk
King mandarin yang merupakan satu kultivar dari beberapa kultivar jeruk keprok.
Lalu bagaimana mencari nama ilmiah jeruk Keprok yang benar?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="subject">Kita tahu bahwa nama umum jeruk keprok dalam
Bahasa Inggris ntara lain adalah mandarin. Ketik nama umum tersebut pada kotak pencarian
di tempat sebelumnya Anda mengetikkan Citrus nobilis. Hasilnya adalah halaman
yang memuat nama ilmiah di bagian atas dan nama umum di bagian bawah. Periksa
pada bagian nama umum, maka Anda akan memperoleh sekian banyak jenis mahluk hidup
dengan nama umum mandarin. Tapi Anda tahu bahwa mandarin yang Anda cari
mempunyai nama genus <i>Citrus</i> sehingga Anda dapat dengan mudah menentukan nama
umum mandarin yang mana yang merupakan nama jeruk keprok, dalam hal ini klik
satu di antara pilihan yang mencantumkan nama genus <i>Citrus</i>. Anda akan
memperoleh nama ilmiah jeruk keprok <i>Citrus reticulata</i> Blanco dengan
klasifikasi: </span>Kingdom: Plantae > Phylum: Magnoliophyta > Class: Magnoliopsida > Order: Sapindales > Family: Rutaceae > Genus: Citrus > Species: <i>Citrus reticulata</i>.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Dengan mengikuti langkah-langkah yang sama kemudian lakukan pemeriksaan
terhadap nama jamur Phytophthora parasitica var. nicotianae, apakah nama ini merupakan nama mutakhir dan sahih atau bukan. Setelah
mengetikkan nama tersebut dalam kotak pencarian dan menekan Enter, Anda akan
dialihkan ke halaman yang memuat daftar nama <i>Phytophthora
parasitica</i>, <i>Phytophthora parasitica capsici</i>,
<i>Phytophthora parasitica
colocasiae</i>, <i>Phytophthora
parasitica nicotianae</i>, <i>Phytophthora
parasitica parasitica</i>, <i>Phytophthora
parasitica piperina</i>, <i>Phytophthora
parasitica rhei</i>, dan <i>Phytophthora
parasitica sesami</i>. Klik nama <i>Phytophthora parasitica nicotianae</i> maka Anda
akan memperoleh nama Variety: <span class="subject"><i>Phytophthora parasitica nicotianae</i> Tucker,
1931, yang ternyata adalah nama sinonim untuk </span><i>Phytophthora nicotianae</i>. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Untuk memperoleh nama mutakhir dan sahih, klik tautan nama <i>Phytophthora nicotianae</i>
sehingga Anda sampai pada halaman yang memuat nama <span class="genera"><i>Phytophthora
nicotianae</i></span><span class="subject"> Breda de Haan, 1896. Anda juga akan memperoleh banyak nama sinonim, yaitu: </span><i>Phytophthora nicotianae
nicotianae</i>, <i>Phytophthora
formosana</i>, <i>Phloeophthora
nicotianae</i>, <i>Phytophthora
parasitica nicotianae</i>, <i>Blepharospora
terrestris</i>, <i>Phytophthora
parasitica rhei</i>, <i>Phytophthora
parasitica piperina</i>, <i>Phytophthora
tabaci</i>, <i>Phytophthora
melongenae</i>, <i>Phytophthora
ricini</i>, <i>Phytophthora
lycopersici</i>, <i>Phytophthora
manoana</i>, <i>Phytophthora
imperfecta nicotianae</i>, <i>Phytophthora
parasitica</i>, <i>Phytophthora
allii</i>, <i>Phytophthora
terrestris</i>, dan <i>Phytophthora
nicotianae parasitica</i>. Kalsifikasi <span class="genera"><i>Phytophthora
nicotianae</i> yang Anda peroleh adalah: </span>Kingdom: Chromista > Phylum: Oomycota > Class: Oomycetes > Order: Peronosporales > Family: Peronosporaceae > Genus: Phytophthora > Species: <i>Phytophthora nicotianae. </i>Perhatikan pula bahwa sekarang <span class="genera"><i>Phytophthora
nicotianae</i> tidak lagi masuk dalam kerajaan Fungi, melainkan kerajaan Chromista.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="genera">Untuk mempelajari secara teliti cara mencari
informasi spesies dalam </span><a href="http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=gbif&source=web&cd=2&cad=rja&ved=0CCMQjBAwAQ&url=http%3A%2F%2Fdata.gbif.org%2F&ei=WjhMUJ-BI8SGrAfdjoD4Dg&usg=AFQjCNEIfz54CZ3RpUF7ejgXBZBTViuFUA">GBIF
Data Portal</a>, klik menu About di bawah kotak pencarian, klik Online
tutorial, lalu baca halaman yang tampil dan klik pilihan <a href="http://data.gbif.org/tutorial/species">Finding information about a
species</a> (http://data.gbif.org/tutorial/species). Lalu bagaimana cara
mencantumkan <a href="http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=gbif&source=web&cd=2&cad=rja&ved=0CCMQjBAwAQ&url=http%3A%2F%2Fdata.gbif.org%2F&ei=WjhMUJ-BI8SGrAfdjoD4Dg&usg=AFQjCNEIfz54CZ3RpUF7ejgXBZBTViuFUA">GBIF
Data Portal</a> sebagai rujukan? Untuk maksud tersebut, silahkan unduh dokumen
dari <a href="http://www.gbif.org/orc/?doc_id=4659">Online Resource Centre GBIF</a>
(http://www.gbif.org/orc/?doc_id=4659) dan pelajari dokumen yang telah Anda
unduh. Pada dasarnya, karena <a href="http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=gbif&source=web&cd=2&cad=rja&ved=0CCMQjBAwAQ&url=http%3A%2F%2Fdata.gbif.org%2F&ei=WjhMUJ-BI8SGrAfdjoD4Dg&usg=AFQjCNEIfz54CZ3RpUF7ejgXBZBTViuFUA">GBIF
Data Portal</a> memperoleh data dari berbagai sumber lain, yang dianjurkan
untuk dirujuk adalah sumber data yang digunakan dalam <a href="http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=gbif&source=web&cd=2&cad=rja&ved=0CCMQjBAwAQ&url=http%3A%2F%2Fdata.gbif.org%2F&ei=WjhMUJ-BI8SGrAfdjoD4Dg&usg=AFQjCNEIfz54CZ3RpUF7ejgXBZBTViuFUA">GBIF
Data Portal</a>, bukan <a href="http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=gbif&source=web&cd=2&cad=rja&ved=0CCMQjBAwAQ&url=http%3A%2F%2Fdata.gbif.org%2F&ei=WjhMUJ-BI8SGrAfdjoD4Dg&usg=AFQjCNEIfz54CZ3RpUF7ejgXBZBTViuFUA">GBIF
Data Portal</a> dicantumkan sebagai sumber. Untuk keterangan tambahan, silahkan
unduh file dari: <a href="http://www.danbif.dk/Documents/gbif-documents/DataCitation-Lane2008.pdf">http://www.danbif.dk/Documents/gbif-documents/DataCitation-Lane2008.pdf</a>.
</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<a href="http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=gbif&source=web&cd=2&cad=rja&ved=0CCMQjBAwAQ&url=http%3A%2F%2Fdata.gbif.org%2F&ei=WjhMUJ-BI8SGrAfdjoD4Dg&usg=AFQjCNEIfz54CZ3RpUF7ejgXBZBTViuFUA">GBIF
Data Portal</a> menyediakan layanan pemeriksaan nama ilmiah dan klasifikasi
mahluk hidup secara terintegrasi untuk seluruh kerajaan mahluk hidup: <a href="http://data.gbif.org/species/browse/resource/1/taxon/1/" title="Expand the node 'Animalia'"><span class="taxon">Animalia</span></a>, <a href="http://data.gbif.org/species/browse/resource/1/taxon/2/" title="Expand the node 'Archaea'"><span class="taxon">Archaea</span></a>, <a href="http://data.gbif.org/species/browse/resource/1/taxon/3/" title="Expand the node 'Bacteria'"><span class="taxon">Bacteria</span></a>, <a href="http://data.gbif.org/species/browse/resource/1/taxon/4/" title="Expand the node 'Chromista'"><span class="taxon">Chromista</span></a>, <a href="http://data.gbif.org/species/browse/resource/1/taxon/5/" title="Expand the node 'Fungi'"><span class="taxon">Fungi</span></a>, <a href="http://data.gbif.org/species/browse/resource/1/taxon/0/" title="Expand the node 'incertae sedis'"><span class="taxon">incertae sedis</span></a>,
<a href="http://data.gbif.org/species/browse/resource/1/taxon/6/" title="Expand the node 'Plantae'"><span class="taxon">Plantae</span></a>, <a href="http://data.gbif.org/species/browse/resource/1/taxon/7/" title="Expand the node 'Protozoa'"><span class="taxon">Protozoa</span></a>, <a href="http://data.gbif.org/species/browse/resource/1/taxon/8/" title="Expand the node 'Viruses'"><span style="color: windowtext; text-decoration: none; text-underline: none;">dan </span><span class="taxon">Viruses</span></a>.
Selain melakukan pemeriksaan dengan menggunakan portal terintegrasi, sebaiknya
juga lakukan pemeriksaan dengan menggunakan portal khusus untuk kerajaan mahluk
hidup tertentu. Misalnya, untuk fungi lakukan pemeriksaan pada <a href="http://www.speciesfungorum.org/">Species Fungorum</a> (http://www.speciesfungorum.org/) dan
untuk tumbuhan (termasuk tanaman) pada <a href="http://www.theplantlist.org/">The
Plant List</a>, a working list of all plant species (http://www.theplantlist.org/).
Saya akan mencantumkan daftar berbagai situs yang menyediakan layanan pemeriksaan
nama ilmiah dan klasifikasi mahluk hidup untuk membantu mahasiswa dalam merujuk
nama ilmiah dan klasifikasi dengan benar. Syukur kalau ada dosen yang berkenan
juga memanfaatkannya.<br />
<br />
Sekedar untuk mencoba, silahkan periksa nama lontar <i>Borassus sundaicus</i> pada portal The Plant List. Anda akan memperoleh jawaban berikut ini:<br />
<blockquote class="tr_bq">
<i>Borassus sundaicus</i> Becc. is a synonym of <i>Borassus flabellifer</i> L.
This name is a synonym of <i>Borassus flabellifer</i> L..
The record derives from WCSP which reports it as a synonym (record 23018) with original publication details: Webbia 4: 321 1914.
Full publication details for this name can be found in IPNI: urn:lsid:ipni.org:names:664885-1.</blockquote>
Menurut The Plant List, <i>Borassus sundaicus</i> Becc. adalah nama sinonim untuk nama <i>Borassus flabellifer</i> L., sehingga nama mutakhir dan sahih untuk lontar adalah <i>Borassus flabellifer</i> L.<br />
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
</div>
I Wayan Muditahttp://www.blogger.com/profile/01234801454480027730noreply@blogger.com1Kupang, Indonesia-10.17244 123.577904-12.172691499999999 121.05104850000001 -8.1721885 126.1047595tag:blogger.com,1999:blog-1207472836791885369.post-85183184918261412912012-08-12T22:06:00.000+08:002012-10-15T13:33:50.641+08:00"Bapak, Tolong Ajari Saya Internet"<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://cdn2.mamapop.com/wp-content/uploads/2011/06/Internet-image.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="142" src="http://cdn2.mamapop.com/wp-content/uploads/2011/06/Internet-image.jpg" width="200" /></a></div>
Suatu kali, saya menerima pesan singkat dari seorang mahasiswa, "Bapak, saya baru beli komputer netbook, tolong ajari saya Internet". Saya tidak mengerti benar apa yang dimaksud dengan "tolong ajari saya Internet". Tapi karena mahasiswa ini sudah begitu jujur ingin belajar sesuatu maka saya menyanggupinya dan memintanya datang membawa komputer netbooknya ke rumah saya. Singkat cerita, setelah menunggu beberapa lama, sang mahasiswa pun datang dengan membawa komputer netbook baru. Saya persialhkan dia masuk ke ruang kerja saya yang mempunyai koneksi Internet menggunakan kabel.<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
Sebelum memulai, saya menanyakan apa yang dia maksud dengan "tolong ajari saya Internet". Dia menjelaskan, "Saya ingin mengakses blog Bapak, seperti yang dilakukan kawan-kawan lainnya". Ternyata yang dimaksud dengan "tolong ajari saya Internet" adalah berselancar di waring widang wanua (WWW atau <i>world wide web</i>) atau singkatnya waring (<i>web</i>). Internet sendiri merupakan jejaring jaringan yang menghubungkan jutaan komputer di selururuh dunia dengan menggunakan protokol tertentu. Untuk mengkases informasi melalui Internet kita menggunakan waring widang wanua sebagai model berbagi informasi yang dibangun dengan berdasarkan Internet dengan menggunakan protokol yang berbeda (daripada yang digunakan oleh Internet).<br />
<br />
Kalau hanya mengajari berselancar, saya yakin bisa mengajarinya. Kalau yang dimaksud adalah Internet sebagai jejaring antar komputer, itu hal lain yang saya kurang pahami sehingga saya harus minta maaf, tidak bisa mengajarinya. Setelah tahu bahwa yang dimaksud oleh mahasiswa adalah mengajarinya berselancar di waring widang wanua alias www maka saya pun meminta mahasiswa untuk menyalakan komputernya dan menyalakan program peramban (<i>browser</i>) yang diperlukan untuk berselancar. Tetapi ternyata mahasiswa tidak mengenal apa itu program peramban dan meminta saya supaya menunjukkan kepadanya. Karena komputernya menggunakan sistem operasi Windows, saya pun menunjukkan bagaimana membuka program <a href="http://windows.microsoft.com/en-us/internet-explorer/products/ie/home/">Internet Explorer</a>, program peramban bawaan Windows.<br />
<br />
Setelah membuka Internet Explorer, pada kotak URL saya mengetikkan URL Google <a href="http://google.co.id/">http://google.co.id</a> untuk menampilkan halaman mesin pencari (<i>search engine</i>) Google dalam bahasa Indonesia. Saya tidak menyetel Internet Explorer supaya setiap kali dinyalakan akan membuka Google secara otomatis karena belum tentu mahasiswa memilih Google sebagai mesin pencari <i>default</i>. Saya mencoba menyampaikan kepada mahasiswa bahwa selain Internet Explorer, program peramban lain yang sebaiknya digunakan adalah <a href="http://www.mozilla.org/id/firefox/new/">Mozilla Firefox</a> atau <a href="https://www.google.com/intl/id/chrome/browser/?hl=id">Google Chrome</a>. Saya sendiri menggunakan Firefox, Chrome, dan <a href="http://www.palemoon.org/download-ng.shtml">Pale Moon</a>. Pale Moon adalah peramban turunan Firefox yang dioptimasi untuk sistem operasi Windows 32 bit (<a href="http://waterfoxproject.org/">Waterfox</a> untuk Windows 64 bit). Sebagai permulaan, saya meminta mahasiswa untuk mengunduh Firefox dan menginstalasi di netbook-nya untuk membandingkan kinerjanya dengan Internet Explorer.<br />
<br />
Sebelum melanjutkan, tentu saya harus menjelaskan apa itu URL. URL adalah singkatan dari <i>Universal Resource Locator</i>. Pada dasarnya, URL merupakan alamat sesuatu yang ingin kita cari di WWW, entah itu halaman web, blog, atau apa saja. Contohnya adalah <a href="http://google.co.id/">http://google.co.id</a> sebagai URL Google dalam bahasa Indonesia. Sebagaimana halnya untuk mencari rumah seseorang melalui alamat, mencari sesuatu di WWW dapat kita lakukan dengan mengetikkan URL sesuatu yang kita cari di kotak URL program peramban. Tapi tentu saja hal ini mereporkan sebab situs yang ada WWW sedemikian banyaknya sehingga tidak mungkin dapat dihapal URL-nya. Untuk mengatasi kesulitan ini maka digunakan mesin pencari, di antaranya adalah Google. Cukup dengan mengetikkan kata-kata kunci pada kotak yang disediakan dan kemudian menekan Enter atau tombol Search maka mesin pencari akan menampilkan daftar tautan (<i>link</i>) yang terkait dengan kata kunci yang kita ketik.<br />
<br />
Saya memberikan contoh melakukan penelusuran dengan mengetikkan nama blog saya <a href="https://www.google.com/#hl=en&sclient=psy-ab&q=gurukecil&oq=gurukecil&gs_l=serp.3..35i39.104395.107322.5.107829.9.9.0.0.0.1.600.2818.2-7j5-2.9.0.eesh..0.0...1.So-Xf4TRU9M&pbx=1&bav=on.2,or.r_gc.r_pw.r_cp.r_qf.&fp=3a12f3b3a101c317&biw=1280&bih=655">gurukecil</a> di kotak penelusuran. Hasilnya akan dapat dilihat pada halaman hasil penelusuran yang memperlihatkan tautan gurukecil bersama dengan tautan Guru Kecil lainnya. Kemudian saya memberi contoh lain dengan mengetikkan nama blog saya lainnya, <a href="https://www.google.com/#hl=en&sugexp=eesh&gs_nf=1&tok=uP_K5EUxxCUceVJuCON0Wg&pq=gurukecil&cp=11&gs_id=24i&xhr=t&q=tanaman+kampung&pf=p&sclient=psy-ab&oq=tanaman+kam&gs_l=&pbx=1&bav=on.2,or.r_gc.r_pw.r_cp.r_qf.&fp=3a12f3b3a101c317&biw=1280&bih=655">tanaman kampung</a>, hasinya adalah daftar tautan yang memuat kata kunci tersebut. Selanjutnya saya memberi contoh untuk mengakses blog matakuliah yang saya ampu dengan mengetikkan nama matakuliah pada kotak penelusuran, misalnya <a href="https://www.google.com/#hl=en&sclient=psy-ab&q=dasar-dasar+perlindungan+tanaman&oq=dasar-dasar+perlindungan+tanaman&gs_l=serp.3..0j0i30j0i5i30l2.76838.82885.8.83409.32.32.0.0.0.1.424.7695.0j3j25j2j2.33.0.eesh..0.0...1.c-OSNPQC55I&pbx=1&bav=on.2,or.r_gc.r_pw.r_cp.r_qf.&fp=3a12f3b3a101c317&biw=1280&bih=655">dasar-dasar perlindungan tanaman</a>. Hasilnya dapat dilihat pada halaman hasil penelusuran, ada beberapa situs dengan nama yang sama, tetapi blog saya ditampilkan oleh Google pada urutan paling atas.<br />
<br />
Saya juga menjelaskan kepada mahasiswa bahwa selain Google juga tersedia mesin pencari lain, di antaranya adalah Yahoo! Indonesia dan Ask.com. Saya sekaligus memberi contoh dengan mengetikkan <a href="http://id.yahoo.com/?p=id">http://id.yahoo.com/?p=id</a> dan <a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=1207472836791885369" xref="http://www.ask.com/">http://www.ask.com</a> pada kotak URL beowser. Sebagaimana dengan Google Indonesia yang menggunakan halaman antarmuka dalam bahasa Indonesia, Yahoo! Indonesia, sebagaimana namanya, tentu juga menggunakan bahasa Indonesia (saya sendiri menggunakan Google internasional, bukan karena tidak cinta bahasa Indonesia, melainkan karena pencarian dalam bahasa Inggris memberikan hasil yang lebih lengkap). Kemudian saya meminta mahasiswa untuk memilih mesin pencari yang disukai untuk kemudian saya setel sebagai mesin pencari <i>default</i> pada program perambannya. Mahasiswa meminta saya untuk menyetel Yahoo! Indonesia karena katanya, "teman-teman menggunakan Yahoo! Indonesia, Pak". Saya sendiri menggunakan Google karena halaman utamanya kosong, tidak dijejali dengan berita dan iklan seperti halnya Yahoo!, sehingga membutuhkan waktu cukup lama untuk membukanya.<br />
<br />
Meskipun tidak diminta, saya juga membantu membuatkan akun email. Karena mesin pencari yang digunakan adalah Yahoo! maka saya pun membuatkan akun email yahoo mail, meskipun saya tahu ukuran kotak suratnya terbatas. Saya sendiri menggunakan akun email Google, selain karena alasan ukuran kotak surat, juga karena alasan akses otomatis ke berbagai layanan Google lainnya seperti misalnya <a href="http://www.blogger.com/home">Blogger</a> (blog), <a href="https://picasaweb.google.com/home">Picasa Web</a> (penyimpanan dan penayangan foto online), <a href="http://www.panoramio.com/">Panoramio</a> (penyimpanan foto online untuk ditayangkan di Google Earth), <a href="http://www.youtube.com/">YouTube</a> (penyimpanan dan penayangan vido online), dan <a href="https://drive.google.com/start">Google Drive</a> (penyimpanan dan kolaborasi file online). Yahoo! memang mempunyai <a href="http://www.flickr.com/">Flickr</a> sebagai layanan penyimpanan foto, tetapi jumlah foto yang dapat disimpan gratis dan ditayangkan dibatasi hanya sebanyak 200 foto saja.<br />
<br />
"Cukup dahulu Pak. Saya jadi bingung kalau terlalu banyak", kata mahasiswa. "Lain kali saya minta diajari menggunakan email juga Pak", katanya melanjutkan. Saya tentu saja akan dengan senang hati mengajarkan apa yang saya ketahui. Berbagi pengetahuan adalah cara saya memberikan sesuatu kepada orang lain, sebab saya tidak mempunyai uang untuk dibagikan sebagaimana yang dilakukan orang lain dan dipertontonkan di televisi pada setiap saat hari raya keagamaan. Siapa tahu, mahasiswa yang jujur ini, suatu saat nanti dapat meneruskan mimpi terpendam saya, menjadikan mahasiswa dan generasi muda kita pada umumnya bisa lebih memanfaatkan WWW untuk tujuan produktif. Saya pun, dahulu sama seperti mahasiswa tadi, ketika kuliah di Kanada, benar-benar buta komputer. Saya berhutang budi kepada sahabat saya, Stephan Briere, yang dengan sabar mengajari saya. Tulisan ini saya dedikasikan kepadanya. <i>Hi Stephan, are you there?</i><br />
<br />
<div style="background-color: #ffcc99; border: 0px solid #000000; color: black; font-family: courier; font-size: 12px; height: 40px; overflow: auto; padding: 4px; text-align: left; width: 395px;">
<!-- Dont edit this code or it will not work --><a target="_blank" href="http://iwayanmudita.blogspot.com/" title="blogger widgets"><img border="0" alt="blogger widgets" src="http://safir85.ucoz.com/24work-blogspot/com-backlink/24work.gif" /></a><!-- End http://iwayanmudita.blogspot.com-->
</div>
< /br>
</div>
I Wayan Muditahttp://www.blogger.com/profile/08972360557438959352noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1207472836791885369.post-46769200385828215842012-08-06T00:35:00.000+08:002012-10-15T13:33:30.067+08:00Menulis: Apakah Memang Begitu Sulit atau Bagaimana?<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://www.advancedaccess.com/blog/wp-content/uploads/2011/12/type_computer.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="http://www.advancedaccess.com/blog/wp-content/uploads/2011/12/type_computer.jpg" width="144" /></a></div>
Saya bukan seorang penulis, tetapi sebagai dosen tentu saja saya belajar menulis. Saya sadar sesadar-sadarnya bahwa sebagai dosen, sebagian dari pekerjaan saya adalah menulis. Karena itu, sejak awal saya mulai belajar menulis dan sampai kini tetap masih belajar menulis. Bukan hanya belajar menulis akademik (<i>academic writing</i>), saya bahkan juga belajar menulis dengan gaya lain. Menulis blog misalnya, saya menggunakan gaya yang berbeda dengan ketika menulis laporan penelitian. Saya belajar menulis karena sebagai dosen saya merasa harus bisa menulis. Bukankah dosen harus melakukan penelitian sebagai bagian dari tugas tridharma?<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
Bagaimana saya belajar menulis? Menulis memerlukan perbendaharaan kata. Karena itu saya senantiasa berusaha menambah kosa kata dengan berbagai cara, membaca kamus misalnya. Untungnya, saya sangat dalam hal ini karena saya menguasai Bahasa Inggris. Sebagian dari kata-kata dalam Bahasa Indonesia diturunkan dari Bahasa Inggris, terutama kata-kata yang merupakan istilah ilmiah. Selain itu saya juga terbantu oleh sedikit pengetahuan mengenai kata-kata Bahasa Sanskerta karena Bahasa Indonesia juga menyerap kata-kata dari bahasa tersebut. Selebihnya, tentu saja dari membaca, membaca novel misalnya. Atau membaca esai yang ditulis oleh penulis terkemuka seperti <a href="http://goenawanmohamad.com/">Goenawan Mohamad</a> misalnya. Sejak lama saya selalu membaca Catatan Pinggir di majalah berita mingguan Tempo karena di situ saya sering menemukan kata-kata untuk menambah perbendaharaan kata.<br />
<br />
Manulis, pada gilirannya, berkaitan dengan bagaimana merangkaikan kata-kata menjadi sebuah kalimat. Ada berbagai macam kalimat. Membuat kalimat dalam ragam tulisan akademik tentu berbeda dengan kalimat dalam ragam cerita pendek, novel, atau bahkan esai. Struktur kalimat dalam tulisan ini misalnya, tentu tidak sama dengan struktur kalimat dalam ragam tulisan akademik dalam Bahasa Indonesia yang terlalu banyak menggunakan kalimat pasif. Dahulu, ketika saya masih seorang mahasiswa S1, saya pernah bertanya kepada dosen pembimbing skripsi saya, mengapa dalam menulis skripsi harus digunakan kalimat pasif. Jawaban yang saya peroleh adalah supaya impersonal, supaya terhindar dari subyektivitas penulis. Saya mengikutinya. Tetapi ketika saya meneruskan kuliah S2 di Kanada, dosen saya meminta supaya saya menulis tesis dengan ragam aktif. Saya kembali bertanya mengapa. Jawabannya, saya harus bertanggung jawab atas penelitian yang saya lakukan. Dengan menulis dalam ragam aktif saya menyatakan bahwa memang saya yang melakukan penelitian, bukan orang lain. Tentu saja, setelah kembali ke Indonesia, kembali saya harus menggunakan ragam kalimat pasif, sebab kalau tidak, proposal penelitian saya akan ditolak hanya karena saya tidak menulis dalam ragam kalimat pasif.<br />
<br />
Setelah menyusun kalimat lalu apa? Kalimat perlu dikembangkan menjadi alinea. Dengan kata lain, saya perlu menentukan kalimat yang menjadi inti dari sebuah alinea dan kalimat-kalimat lain untuk mengembangkan alinea tersebut. Selain itu, saya perlu menambahkan kalimat transisi untuk menghubungkan satu alinea dengan alinea lainnya sehingga alur tulisan menjadi terstruktur. Bagaimana saya mempelajarinya? Sebelum mulai menulis, saya terlebih dahulu membuat alur tulisan. Maksud saya, saya membuat alur mengenai apa yang saya tulis pada alinea pertama, alinea kedua, dan seterusnya. Alinea pertama tentu saja alinea pembuka yang perlu disusun sedemikian sehingga menggugah orang untuk membaca. Dan alinea terakhir tentu saja adalah alinea penutup yang menyajikan ringkasan dari alinea-alinea sebelumnya.<br />
<br />
Lalu apa pula itu narasi, dsekripsi, eksposisi, persuasi? Banyak teman saya menganggap bahwa menulis sama artinya dengan membuat narasi. Mereka mengatakan menarasikan tabel, menarasikan grafik. Entah bagaimana bisa mereka mengartikan narasi seperti itu. Padahal, narasi merupakan gaya menulis dengan menggunakan urutan bagian-bagian untuk menjelaskan sesuatu. Karena itu, gaya ini banyak digunakan dalam penulisan cerita pendek atau novel. Karena itu pula, bukan gaya ini yang seharusnya digunakan untuk menjelaskan sebuah tabel. Lalu bagaimana dengan deskripsi? Deskripsi merupakan gaya penulisan untuk menjelaskan sesuatu secara rinci. Menguraikan ciri-ciri morfologi tanaman, ciri-ciri morfologhi serangga, dan sebagainya, semestinya dilakukan dengan gaua ini. Lantas bagaimana dengan eksposisi? Ini adalah gaya penulisan untuk mengemukakan argumentasi. Dalam tulisan akademik, gaya ini digunakan dalam perumusan masalah dan dalam pembahasann hasil penelitian. Dan, terakhir, persuasi? Persuasi adalah tulisan untuk mempengaruhi orang melakukan sesuatu sesuai dengan yang diinginkan dalam tulisan. Tulisan untuk mengiklankan barang, atau mengiklankan diri sebagaimana yang dilakukan calon pejabat, menggunakan gaya ini.<br />
<br />
Lalu bagaimana dengan tanda baca, apakah memang sedemikian penting? Tentu saja. Sayangnya, hal ini merupakan hal yang kurang diperhatikan. Bahkan, hampir seluruh mahasiswa yang saya bimbing tidak bisa meletakkan tanda baca dalam posisi yang benar. Mereka meletakkan tanda baca secara tidak konsisten. Tanda titik dan koma diletakkan mene,pel dengan kata yang diikutinya, tetapi tanda baca lainnya, tanda titik dua, garis miring, tannda hubung, selalu diletakkan terpisah satu ketuk dengan kata yang diikutinya. Lagi pula, mereka selalu meletakkan tanda koma sebelum kata maka dan sehingga, padahal kedua kata ini menrupakan kata sambung.<br />
<br />
Pada jaman teknologi informasi sekarang ini, menulis tentu saja dilakukan tidak lagi dengan menggunakan mesin tik, melainkan dengan menggunakan komputer. Tidak lagi seperti pada jaman saya belajar menggunakan komputer dahulu, saat ini komputer bukan lagi merupakan barang mewah yang harganya mahal. Saat ini, setiap dosen dan sebagian besar mahasiswa telah terbiasa menjinjing notebook, netbook, atau bahkan notepad. Hanya saja, mungkin karena sekian lama terbiasa menggunakan mesin tik, masih banyak orang yang mengetik dengan komputer tetapi dengan cara menggunakan mesin tik. Maksud saya, mereka mengetik secara manual sebagaimana halnya menggunakan mesin tik. Padahal, dengan menggunakan komputer, banyak hal yang harus diatur sesuai dengan kemauan program aplikasi yang digunakan. Saya sudah menyediakan panduan pengetikan dan menyediakan tautan luar untuk mengunduh panduan penggunaan Office 2007, tetapi file yang saya terima tetap saja file yang dibuat menggunakan komputer tetapi dengan cara mengetik menggunakan cara mesin tik. Saya bukan ahli dalam menggunakan Office, tetapi saya senantiasa berusaha belajar.<br />
<br />
Apakah menulis memang sulit? Bagi penulis "<a href="http://www.sudutpandang.com/2008/03/menulis-itu-gampang/">Menulis Itu Gampang</a>" tentu saja jawabannya adalah mudah. Saya termasuk <a href="http://edukasi.kompasiana.com/2012/04/19/jangan-anggap-menulis-itu-mudah/">tidak setuju bahwa menulis itu mudah</a>, tetapi bukan berarti saya <a href="http://dumalana.com/2012/04/23/menulis-itu-mudah-jangan-dibikin-sulit/">ingin mempersulit</a>. Bagi saya, menulis sering lebih sulit daripada mengerjakan rumus-rumus matematika. Menulis itu memperosalkan rasa, rumus-rumus mematikan rasa. Menulis menuntut setiap orang mengerjakannya dengan cara masing-masing, mengerjakan rumus menuntut semua orang mengerjakannya dengan cara yang kurang lebih sama. Karena itu maka saya senantiasa belajar bernegosiasi di antara dua kutub: subyektivitas dan obyektivitas. Bukan karena saya ingin menjadi penulis, tetapi karena saya ingin orang bisa memahami tulisan saya sebagaimana yang saya maksudkan. Saya membuat tulisan ini untuk mengajak bersama-sama belajar menulis, bukan untuk menggurui orang menulis dengan mengatakan bahwa menulis itu gampang. Bila kemudian Anda merasa, setelah memmbaca tulisan ini, telah memahami apa yang saya maksudkan maka saya telah bisa belajar menulis. Bila kemudian Anda mengalami kesulitan untuk memahami maka itu wajar karena menulis ternyata tidak mudah dan saya sedang belajar menulis.<br />
<br />
<br /></div>
I Wayan Muditahttp://www.blogger.com/profile/01234801454480027730noreply@blogger.com1East Nusa Tenggara, Indonesia-10.17244 123.577904-14.167175 118.524193 -6.177705 128.631615tag:blogger.com,1999:blog-1207472836791885369.post-87091921422912331792012-07-28T09:08:00.001+08:002012-10-15T13:33:17.954+08:00Gunakan Akal Sehat dalam Menghadapi Angka: Banyak Angka di Belakang Koma Tidak Selalu Berarti Lebih Teliti<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://blog.constitutioncenter.org/wp-content/uploads/2012/02/numberjumble.jpeg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="193" src="http://blog.constitutioncenter.org/wp-content/uploads/2012/02/numberjumble.jpeg" width="200" /></a></div>
Setiap akhir semester dosen selalu disibukkan dengan memeriksa ujian mahasiswa. Seperti dosen lainnya, saya juga begitu. Bedanya mungkin, kalau dosen lain memeriksa dengan amat sangat teliti, saya memeriksa biasa-biasa saja. Penilaian ujian mahasiswa dilakukan dengan memberi nilai dari 0 sampai 100 dalam skala interval. Mengapa skala interval? Karena bila seorang mahasiswa mendapat nilai 0 bukan berarti mahasiswa tersebut tidak tahu apa-apa. Dalam hal ini 0 menunjukkan perbandingan nisbi dengan mahasiswa lainnya. Skala 0 sampai 100 ini nantinya diubah lagi menjadi 0-4 dengan rambu-rambu konversi: 0-<60=0, =>60-<70=2, =>70-<80=3, =>80=4. Ini mirip dengan mengubah suhu dari derajat Fahrenheit ke derajat Celcius.<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
Nilai seorang mahasiswa diperoleh dari beberapa orang dosen karena setiap matakuliah diampu (bukan diampuh, sebab ampuh artinya efektif, ampu artinya ajar) bukan oleh seorang dosen, melainkan secara tim. Kebetulan saya bertugas sebagai koordinator sehingga saya harus mengumpulkan nilai dari rekan-rekan dosen yang lain. Dari nilai yang dikumpulkan oleh rekan-rekan dosen yang lain inilah saya menjadi tahu bahwa rekan-rekan dosen lain ternyata amat sangat teliti dalam memberikan nilai. Mengapa saya katakan demikian? Bayangkan saja, dalam skala 0-100, ada rekan dosen yang memberikan nilai sampai dua angka di belakang koma! Misalnya, ada rekan dosen yang memberikan nilai ujian akhir semester 76,23. Saya membayangkan, bagaimana telitinya rekan dosen ini dalam memeriksa jawaban mahasiswa. Yang juga menjadi pertanyaan saya, apakah instrumen soal ujian yang digunakan untuk mengukur hasil belajar mahasiswa memang seteliti itu bila hanya terdiri atas, misalnya, 5 pertanyaan saja?<br />
<br />
Sebagai instrumen, soal ujian tidak berbeda dari meteran untuk mengukur panjang sesuatu. Skala meteran adalah cm dan mm. Tapi dengan alasan supaya lebih teliti, banyak orang yang sekolahnya sudah begitu tinggi dan jauh-jauh ke luar negeri pula, mencantumkan hasil pengukuran dengan meteran dengan satuan cm dengan dua dan bahkan tiga angka di belakang koma. Misalnya, tinngi tanaman yang diukur dengan meteran dicantumkan 217,83 cm. Saya membayangkan bagaimana orang ini bisa membedakan 0,03 cm dengan menggunakan meteran yang skala terkecilnya adalah mm. Tidak percaya? Coba saja Anda ambil sebuah penggaris, dan ukur panjang sebuah pensil, apakah mungkin diperoleh ukuran di bawah 1 mm? Belum lagi, dengan alasan hasil penghitungan rerata, seorang pakar mencantumkan padat populasi penggerek padi 5,58 ekor per rumpun. Saya hanya bisa bingung, apakah serangga yang 0,58 ekor itu memang masih layak disebut serangga. Apakah 0,58 ekor serangga masih bisa merusak tanaman padi?<br />
<br />
Kembali kepada nilai akhir semester mahasiswa. Untuk bisa benar-benar mengukur sampai ketelitian satu satuan dalam skala 0-100, setidak-tidaknya harus dibuat 100 soal. Dalam hal ini, bila soal yang dijawab benar adalah 87 maka nilainya 87,00 (angka 00 di belakang koma tidak perlu dicantumkan karena bukan merupakan angka nyata, <i>significant digit</i>). Bagaimana supaya dapat memberikan nilai 76,23? Setidak-tidaknya perlu dibuat 10.000 soal!!! Saya yakin tidak ada rekan dosen yang sampai membuat soal sebanyak itu. Saya sendiri biasanya hanya membuat 10 soal dan memberikan rambu-rambu nilai maksimum yang dapat diperoleh bila satu soal dijawab dengan sangat benar, dalam hal ini saya memberikan nilai 10. Untuk setiap nilai yang dijawab setengah benar saya memberi nilai 5. Untuk setiap soal yang dijawab lebih dari setengah benar, saya memberi nilai 6 sampai 9, yang dijawab kurang dari setengah benar saya memberi nilai 1-4. Nilai 1-4 dan 6-9 ini sebenarnya juga bukan merupakan angka nyata, karena sulit membedakan jawaban seperti itu dalam proses penilaian. Oleh karena itu, saya memberikan nilai 3 untuk kurang dari setengah benar, 5 untuk setengah benar, 8 untuk lebih dari setengah benar, dan 10 untuk jawaban yang benar. Dalam skala 0-100, nilai yang saya berikan dapat 83, 70, 65, 88 dsb. Itulah ketelitian yang mampu saya ukur. Saya tidak mampu mengukur ketelitian sampai satu satuan, apalagi sampai dua angka di belakang koma. Lagipula, jika soal yang saya buat hanya 10 nomor, secara akal sehat mustahil dapat mengukur sampai dua angka di belakang koma, meskipun mata kita adalah lensa mikroskop.<br />
<br />
Angka seharusnya kita sikapi dengan hati-hati. Mengapa? Karena angka melambangkan setidak-tidaknya dua hal. Pertama, angka sebagai bilangan, sebagaimana halnya dengan bilangan dalam pelajaran matematika. Dalam pelajaran matematika, berapa pun di belakang koma tidak masalah karena angka di belakang koma itu tidak lebih dari sekedar bilangan, tidak mewakili apa-apa. Kedua, angka sebagai hasil pengukuran, sebagaimana halnya tinggi tanaman yang kita ukur dengan meteran, jumlah penggerek padi yang kita <i>count</i> (maaf, saya sulit menemukan kata yang tepat dalam bahasa Indonesia), atau nilai mahasiswa yang kita berikan berdasarkan kemampuan mahasiswa menjawab soal dengan benar dan kemampuan kita membedakan dalam menilai jawaban. Ketika kuliah pasti kita pernah belajar metodologi penelitian dan dalam matakuliah itu pasti diajarkan skala pengukuran. Ada skala nominal untuk sekedar membedakan, ada skala ordinal untuk membedakan dan memeringkatkan, ada skala interval untuk membedakan dan memeringkatkan dengan jarak yang sama, dan ada skala rasio untuk membedakan dan memeringkatkan dengan jarak yang serta dengan titik acuan 0 mutlak.<br />
<br />
Meskipun orang itu memperoleh nilai metodologi penelitian A dan IP kumulatif 4, dia tetap saja menganggap semua angka sama. Memang aneh, tetapi terus saja terjadi. Pokoknya, kalau sudah angka, pasti dipikirnya kuantitatif. Jenis kelamin laki-laki dengan kode 1 dan perempuan dengan kode 2 juga dipikir kuantitatif sehingga laki-laki ditambah dengan perempuan hasilnya sama dengan tiga. Memang benar untuk pertama kali hasilnya tiga. Kalau diteruskan, laki-laki ditambah dengan perempuan hasilnya bisa empat, lima dan seterusnya, bergantung pada kali ke berapa mereka saling menambah. Begitu juga dengan angka skor yang berskala ordinal (peringkat dengan jarak yang tidak sama). Peringkat berarti semakin tinggi semakin baik (atau sebaliknya), jarak tidak sama berarti jarak 1 antara skor 1 dan 2 tidak sama dengan jarak 1 antara skor 2 dan 3. Bingung?<br />
<br />
Bayangkan diri Anda sedang menikmati semangkok bakso di sebuah kedai bakso yang baru dibuka di kota Anda. Teman Anda merekomendasikan kalau bakso di kedai tersebut enak sehingga Anda ingin mencobanya. Anda memesan satu mangkok. Setelah selesai makan satu mangkok, Anda menganggap bakso tersebut kurang enak. Tapi Anda penasaran, sebab teman Anda mengatakan bakso tersebut enak sehingga Anda memesan satu mangkok lagi. Karena baksonya tetap bakso yang sama yang sebelumnya sudah Anda nilai kurang enak, bila bakso tersebut memang kurang enak maka pada mangkok kedua akan menjadi lebih kurang enak (alias tidak enak). Mari sekarang kita buat skor: 1 untuk rasa tidak enak, 2 untuk rasa kurang enak, 3 untuk rasa enak, 4 untuk rasa enak, dan 5 untuk rasa sangat enak. Menurut Anda, rasa bakso mangkok pertama kurang enak (berarti skor 2) dan mangkok kedua tidak enak (berarti skor 1). Anda menghabiskan dua mangkok bakso. Bila saya bertanya kepada Anda, bagaimana rasa kedua mangkok bakso tersebut? Saya yakin jawaban Anda pasti tidak enak (dengan kata lain nilai skornya 1).<br />
<br />
Tapi menurut operasi matematika, 1+2=3. Bila operasi matematika dikenakan terhadap skor bakso yang telah Anda nikmati maka 1 ditambah dengan 2 hasilnya adalah 3. Dalam bahasa kata-kata, operasi matematik ini berbunyi, "setelah makan satu mangkok bakso yang rasanya kurang enak dan kemudian menambah satu mangkok kedua yang rasanya tidak enak, dapat disimpulkan bahwa kedua mangkok bakso rasanya enak". Tidak masuk akal memang. Tetapi orang yang sekolah sudah sedemikian tinggi dan di mancanegara pula tetap memperlakukan angka skor seakan-akan sama saja dengan angka interval atau angka rasio. Dalam menganalisis data, mereka mengenakan operasi matematika terhadap angka apapun, termasuk terhadap angka skor. Tidak percaya? Periksa saja bagaimana seorang pakar menentukan intensitas penyakit yang diukur dengan skor, katakanlah 0=tidak berpenyakit, 1=sangat ringan, 2=ringan, 3=agak berat, 4=berat. Kemudian dari hasil pemberian skor tersebut, intensitas penyakit dihitung dengan rumus I=((nxv)/(ZxN))*100, di mana I=intensitas dalam %, n=jumlah satuan pengamatan dengan skor yang sama, v=skor yang diberikan pada satuan pengamatan tertentu, Z=nilai skor tertinggi, yaitu 4, dan N=jumlah satuan pengamatan yang diamati. Rumusnya memang canggih, tetapi di belakang rumus itu terjadi pemutarbalikan skala pengukuran.<br />
<br />
Misalkan setelah dilakukan pengamatan ternyata terdapat dua satuan pengamatan dengan keadaan penyakit ringan (skor 2). Dalam perhitungan, nxv=2*2=4. Dengan kata lain, dua kali ringan sama dengan berat. Apakah memang demikian? Belum tentu, sebab kedua satuan pengamatan yang sama-sama diberi skor 2, keadaannya tidak akan selalu benar-benar sama. Kalaupun memang keadaan kedua satuan pengamatan memang benar-benar sama, bagaimana kalau hasil pengamatan ternyata skor kedua satuan pengamatan adalah 3? Dengan demikian n*v=2*3=6. Keadaan penyakit dengan skor 6 ini kategorinya seperti apa? Lalu apa pula gunanya mengubah (bukan merubah, sebab merubah berarti menjadikan sesuatu sebagai binatang rubah) angka skor yang berkisar 0-4 tersebut menjadi persentase dengan kisaran 0-100? Saya tanyakan kepada Anda, bila setelah perhitungan diperoleh angka intensitas penyakit 67%, bagaimana keadaan penyakit dengan intensitas seperti itu? Sangat ringan, ringan, agak berat, atau berat?<br />
<br />
Saya tunggu jawaban Anda dengan penjelasan yang dapat memuaskan akal sehat pada kotak komentar di bawah ini. Tapi sebelum Anda menjawab, mari kita menggunakan akal sehat dalam menghadapi angka-angka. Angka, sebagaimana halnya juga huruf, hanyalah lambang. Angka lambang bilangan, huruf lambang bunyi. Bukankah bunyi yang dilambangkan dengan huruf a tidak sama antara dalam Bahasa Indonesia dan dalam Bahasa Inggris?<br />
<br />
<br /></div>
I Wayan Muditahttp://www.blogger.com/profile/08972360557438959352noreply@blogger.com17Kupang, Indonesia-10.17244 123.577904-10.2974725 123.4199755 -10.0474075 123.7358325