Selamat Datang

Terima kasih Anda sudah berkenan berkunjung. Blog ini dibuat untuk membantu mahasiswa yang sedang saya bimbing menyusun proposal penelitian dan menyusun skripsi. Meskipun demikian, blog ini terbuka bagi siapa saja yang berkenan memanfaatkan. Agar bisa melakukan perbaikan, saya sangat mengharapkan Anda menyampaikan komentar di bawah tulisan yang Anda baca. Selamat berselancar, silahkan klik Daftar Isi untuk memudahkan Anda menavigasi blog ini.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Perujukan dan Penyusunan Daftar Pustaka

Mengapa Harus Melakukan Perujukan?
Proposal penelitian maupun skripsi  merupakan karya tulis ilmiah. Salah satu ciri karya tulis ilmiah adalah bahwa gagasan yang menjadi isi karya ilmiah dirumuskan, dibahas, atau disintesis berdasarkan atas karya orang lain. Dalam penulisan ilmiah, seorang penulis 'bersandar pada bahu penulis lain' sebagai salah satu cara untuk menunjukkan bahwa gagasan yang dirumuskan, dibahas, atau disintesis mempunyai dasar ilmiah yang memadai.

Bagian yang Perlu atau Tidak Perlu Disertai Rujukan Pustaka
Karya ilmiah yang baik terdiri atas bagian gagasan dan bagian pendukung gagasan. Gagasan muncul dari pemikiran penulis sendiri sehingga, oleh karena itu, tidak perlu disertai dengan rujukan. Dalam penulisan ilmiah, gagasan ditulis sebagai kalimat inti atau kalimat topik dalam alinea, tetapi tidak semua kalimat inti harus merupakan gagasan. Untuk menunjukkan bahwa gagasan yang akan ditulis bersifat ilmiah maka perlu disertai dengan kalimat pendukung. Beberapa kalimat pendukung perlu disertai dengan rujukan pustaka, tetapi tidak semua kalimat pendukung harus disertai dengan rujukan pustaka.

Perhatikan tiga kalimat berikut ini:
  • Pengendalian hayati lebih aman dibandingkan dengan pengendalian kimiawi, tetapi tidak berarti benar-benar aman terhadap lingkungan hidup.
  • Selain dapat menimbulkan resistensi dan resurgensi hama sasaran serta ledakan hama sekunder, pengendalian kimiawi dapat meninggalkan residu yang mencemari bahan makanan dan lingkungan hidup.
  • Pengendalian hayati tidak menimbulkan resistensi hama sasaran, tetapi dapat membunuh musuh alami sehingga berpotensi mengganggu kelestarian keanekaragaman hayati.
Pada ketiga kalimat di atas, kalimat pertama merupakan kalimat gagasan yang diusung oleh penulis. Kalimat gagasan ini tidak perlu disertai dengan pustaka rujukan. Kalimat yang memerlukan pustaka rujukan adalah kalimat kedua dan ketiga karena keduanya merupakan kalimat pendukung gagasan.

Namun perlu dicatat, bahwa tidak semua kalimat pendukung gagasan harus disertai dengan pustaka rujukan. Suatu kalimat pendukung gagasan memerlukan rujukan pustaka bila menyatakan sesuatu secara khusus. Bandingkan dua kalimat berikut ini:
  • Pengendalian kimiawi, selain membunuh OPT sasaran, juga dapat membunuh serangga bermanfaat.
  • Pengendalian kimiawi dengan menggunakan insektisida berbahan aktif piretrin, selain selain  membunuh OPT sasaran, juga dapat membunuh lebah.
Di kalangan perlindungan tanaman, kalimat pertama merupakan kalimat umum yang tidak perlu disertai dengan perujukan pustaka. Sebaliknya, kalimat kedua merupakan kalimat yang perlu disertai dengan perujukan pustaka. Namun di luar kalangan perlindungan tanaman, kalimat pertama mungkin juga perlu disertai dengan perujukan pustaka.

Cara Merujuk Pustaka
Merujuk pustaka dapat dilakukan dengan cara parafrase atau dengan cara mengutip langsung. Merujuk dengan cara parafrase dilakukan dengan mengambil isi tulisan yang kemudian dituangkan ke dalam kalimat atau alinea yang disusun oleh penulis sendiri. Dalam hal ini penulis tidak menyalin kata demi kata yang terdapat pada pustaka yang dirujuk. Sebaliknya, merujuk dengan cara mengutip langsung dilakukan dengan menyalin kata demi kata yang terdapat pada pustaka yang dirujuk. Untuk merujuk pustaka dengan cara mengutip langsung, bagian kata-kata yang disalin sebagaimana aslinya diletakkan dalam tanda petik bila tidak melebihi satu kalimat atau dalam baris terindentasi bila terdiri atas beberapa kalimat.

Perujukan dengan cara prafrase maupun dengan cara mengutip langsung dapat dilakukan dengan:
  • Mencantumkan nama penulis dan tahun terbit dalam kurung pada bagian akhir kalimat yang memuat rujukan. Cara ini lazim dilakukan dalam melakukan perujukan dengan parafrase karena substansi yang dirujuk biasanya terdapat dalam satu kalimat.
  • Mencantumkan nama penulis dan tahun terbit sebagai bagian dari kalimat, biasanya didahului dengan 'Menurut ..." atau diletakkan sebagai subyek dan kemudian diikuti dengan "... menyatakan", "... menegaskan", "... berpendapat", "...menolak", dan kata-kata sejenis lainnya. Jangan pernah menggunakan "Menurut ..." dan "...menyatakan" sekaligus sebab akan menghasilkan kalimat rancu.
Contoh perujukan dengan parafrase:
Sebagaimana diatur dalam PP No. 6 (1995), perlindungan tanaman terdiri atas tindakan pencegahan, pengendalian, dan eradikasi organisme pengganggu tumbuhan;
atau
Perlindungan tanaman terdiri atas tindakan pencegahan, pengendalian, dan eradikasi organisme pengganggu tumbuhan (PP No. 6, 1995).

Contoh perujukan dengan pengutipan langsung dalam satu kalimat:
Menurut PP No. 6 (1995), perlindungan tanaman adalah "segala upaya untuk mencegah kerugian pada budidaya tanaman yang diakibatkan oleh organisme pengganggu tumbuhan";
atau
Perlindungan tanaman sebagaimana diatur dalam PP No. 6 (1995) merupakan "segala upaya untuk mencegah kerugian pada budidaya tanaman yang diakibatkan oleh organisme pengganggu tumbuhan".

Contoh perujukan dengan pengutipan langsung melebihi satu kalimat:
Menurut Pasal 3 PP No. 6 (1995):
(1) Perlindungan tanaman dilaksanakan melalui sistem pengendalian hama terpadu.
(2) Perlindungan tanaman sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilaksanakan melalui tindakan:
a. pencegahan masuknya organisme pengganggu tumbuhan ke dalam dan tersebarnya dari suatu area ke area lain di dalam wilayah negara Republik Indonesia;
b. pengendalian organisme pengganggu tumbuhan;
c. eradikasi organisme pengganggu tumbuhan.

Dalam melakukan perujukan dengan parafrase, bagian yang diparafrase dari satu pustaka bisa terdiri atas lebih dari satu kalimat. Dalam hal ini, timbul pertanyaan, kalimat mana yang sebaiknya disertai dengan perujukan. Untuk menghindarkan keragu-raguan, sebaiknya dinyatakan dengan tegas bahwa sejumlah kalimat atau bahkan satu aline disusun dengan merujuk pustaka tertentu. Cara yang dapat dilakukan adalah dengan menyatakan secara tersurat, pustaka mana yang digunakan sebagai rujukan untuk menyusun kalimat-kalimat atau aline tersebut, misalnya dengan menyatakan, "Uraian mengenai deskripsi belalang kembara berikut ini didasarkan pada deskripsi yang diberikan oleh ....", yang diletakkan pada bagian awal. Bila diletakkan pada bagian akhir maka dilakukan dengan menyatakan, "Uraian mengenai deskripsi belalang kembara tersebut di atas didasarkan pada deskripsi yang diberikan oleh ....".

Gaya Perujukan
Gaya perujukan berkaitan dengan cara pencantuman pustaka pada saat dirujuk dan pada saat disusun sebagai daftar pustaka. Terdapat banyak gaya perujukan pustaka, tetapi yang lazim digunakan adalah merujuk dengan mencantumkan nama penulis dan tahun terbit pustaka yang dirujuk. Merujuk dengan cara ini dapat dilakukan dengan menggunakan:
Untuk alasan kekonsistenan, silahkan pelajari dan gunakan gaya APA edisi 6.

Penyusunan Daftar Pustaka
Dalam gaya APA Edisi 6 dan gaya Harvard, daftar pustaka disusun dengan ketentuan sebagai berikut:
  • Setiap pustaka yang dirujuk dalam naskah proposal penelitian atau skripsi harus dicantumkan dalam daftar pustaka. Bila perujukan dan penyusunan pustaka dilakukan secara manual, periksa naskah dengan hati-hati dan catat terlebih dahulu pustaka yang dikutip satu per satu sebelum membuat daftar pustaka.
  • Daftar pustaka disusun secara alfabetis berdasarkan nama belakang penulis atau penulis pertama (bila penulis lebih dari satu orang). Bila terdapat nama belakang dengan huruf pertama yang sama, urutkan berdasarkan huruf kedua, dan seterusnya.
  • Penggunaan 'Anonimous' atau 'Anonim' sebagai nama penulis tidak diperkenankan. Bila pustaka tidak mempunyai nama penulis, gunakan nama institusi yang menerbitkan pustaka.
  • Penggunaan tanda elipsis (..........) atau tanda pisah berulang (-----) atau tanda garis bawah berulang (_____) untuk menyatakan nama dua atau lebih penulis yang sama tidak diperkenankan. Dalam hal ini, nama penulis harus dituliskan, pustaka yang terbit lebih awal didahulukan terhadap pustaka yang terbit kemudian.
  • Pustaka yang ditulis oleh penulis dan tahun terbit yang sama diurutkan berdasarkan urutan pengutipan pustaka dengan membubuhkan abjad a, b, c, dan seterusnya di belakang angka tahun terbit.
  • Setiap pustaka ditulis sesuai dengan ketentuan gaya yang digunakan untuk jenis pustaka berupa buku, buku disunting, bab buku, artikel jurnal ilmiah, artikel koran/majalah, dsb.

Penggunaan Program Komputer untuk Merujuk dan Menyusun Daftar Pustaka
Merujuk dan menyusun daftar pustaka secara manual sebenarnya sangat merepotkan. Sering terjadi, tidak semua pustaka yang dirujuk kemudian dicantumkan dalam daftar pustaka. Untuk mengatasi kesulitan ini, program aplikasi pengolah kata modern kini menyertakan fitur perujukan dan pembuatan daftar pustaka secara otomatis. Program aplikasi pengolah kata terkemuka Word, misalnya, telah menyertakan fitur tersebut sejak versi 2003. Fitur yang disediakan memang belum dapat digunakan untuk melakukan penelusuran dan penyimpanan pustaka secara otomatis dari Internet, tetapi cukup memadai untuk membantu melakukan perujukan dan penyusunan daftar pustaka dalam penulisan karya ilmiah yang tidak terlalu kompleks. Sayang sekali, tidak semua pemakai Word bersedia meluangkan waktu untuk mempelajari cara menggunakan fitur tersebut dan tetap melakukan perujukan dan pembuatan daftar pustaka secara manual. Untuk melakukan perujukan dan pembuatan daftar pustaka menggunakan Word, silahkan baca: Pengutipan dan Penyusunan Daftar Pustaka

Selain menggunakan fitur dalam Word, perujukan pustaka dan penyusunan daftar pustaka dapat dilakukan dengan lebih mudah menggunakan program aplikasi khusus yang disebut program aplikasi pengelolaan pustaka. Program aplikasi khusus ini ada yang berbayar dan ada pula yang garis. Contoh program aplikasi pengelolaan pustaka berbayar adalah EndNote, sedangkan contoh program aplikasi serupa yang gratis adalah Zotero. Bila Anda sudah mempunyai dan menggunakan EndNote, silahkan lanjutkan menggunakannya. Bila Anda belum pernah menggunakan program aplikasi pengelolaan pustaka, silahkan unduh Zotero dan pelajari cara menggunakannya. Sebelum membaca panduan rinci cara menggunakan Zotero, silahkan terlebih dahulu baca dan pelajari panduan ringkasnya.

Pada dasarnya, Zotero berfungsi untuk mengumpulkan pustaka secara otomatis dari Internet, menyimpan data pustaka yang dikumpulkan sebagai basis data dan memformat sesuai dengan gaya yang diinginkan, dan membantu mencari pustaka dari basis data pada saat dilakukan perujukan untuk kemudian secara otomatis disajikan sebagai daftar pustaka. Untuk melakukan fungsi yang pertama, perlu diunduh dan dipasang program Zotero addon untuk peramban Firefox, Chrome, dan Safari, sesuai dengan program peramban yang terpasang di komputer untuk berselancar di Internet. Untuk melakukan fungsi yang terkahir, silahkan unduh program Zotero addin untuk Word yang oleh Zotero disebut Zotero for Windows. Fungsi yang kedua dilakukan secara otomatis dan tersinkronisasi antara program Zotero addon untuk peramban dan program Zotero addin untuk Word.



Bila Anda perlu membuat deskripsi tanaman sebagai bagian dari penyusunan proposal penelitian atau skripsi, kunjungi blog Tanaman Kampung atau Tumbuhan Bali, mudah-mudahan bisa membantu.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites