Selamat Datang

Terima kasih Anda sudah berkenan berkunjung. Blog ini dibuat untuk membantu mahasiswa yang sedang saya bimbing menyusun proposal penelitian dan menyusun skripsi. Meskipun demikian, blog ini terbuka bagi siapa saja yang berkenan memanfaatkan. Agar bisa melakukan perbaikan, saya sangat mengharapkan Anda menyampaikan komentar di bawah tulisan yang Anda baca. Selamat berselancar, silahkan klik Daftar Isi untuk memudahkan Anda menavigasi blog ini.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Pendahuluan

Bagaimana sebaiknya menyusun bagian pendahuluan proposal penelitian atau skripsi? Sebelum menjawab pertanyaan ini, perlu diketahui bahwa pendahuluan terdiri atas bagian-bagian:
  • Latar belakang masalah
  • Pembatasan masalah
  • Perumusan masalah
  • Tujuan dan kegunaan penelitian
  • Hipotesis penelitian (hanya bila sesuai dengan metode penelitian yang akan digunakan)
Untuk menulis, sebaiknya terlebih dahulu dirumuskan apa yang menjadi masalah penelitian. Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan tersebut kemudian ditulis latar belakang masalah dan dilakukan pembatasan masalah, sebelum kemudian dirumuskan tujuan dan kegunaan penelitian serta hipotesis penelitian, bila diperlukan.

Masalah dalam konteks penelitian adalah kesenjangan yang ingin dicari jawabannya (penyelesaiannya) melalui penelitian. Dalam hal ini, kesenjangan merupakan perbedaan antara harapan dan realitas, antara teori dan praktik, yang bila dicari penyelesaiannya maka akan memberikan manfaat akademis dan praktis. Yang dimaksudkan dengan penyelesaian masalah adalah penyelesaian secara ilmiah melalui penelitian yang akan dilaksanakan.

Dari perkuliahan yang selama ini telah diikuti, Anda mengetahui bahwa perlindungan tanaman menghadapi banyak masalah. Ditinjau dari kategori OPT, ada masalah hama, amasalah patogen, dan masalah gulma. Ditinjau dari kategori tindakan perlindungan tanaman, ada masalah pencegahan penyebaran OPT, pengendalian OPT, dan eradikasi OPT. Ditinjau dari aspek implementasi, ada masalah teknis, masalah kelembagaan, dan masalah kemasyarakatan. Namun semu ini masih merupakan masalah yang sangat umum, bahkan terlalu umum. Masalah penelitian harus dirumuskan sangat spesifik.

Dalam bidang perlindungan tanaman, masalah spesifik harus memenuhi rambu-rambu minimum paling tidak sebagai berikut:
  • Mengenai aspek tertentu dari jenis OPT atau musuh alami/agen hayati tertentu, misalnya identifikasi, inventarisasi, dsb.
  • Mengenai teknologi tindakan pencegahan penyebaran, pengendalian, atau eradikasi, misalnya pemantauan pemencaran dan sebaran OPT, efektivitas cara pengendalian, efikasi bahan pengendalian, dsb.
  • Mengenai pelaksanaan  tindakan pencegahan penyebaran, pengendalian, atau eradikasi, misalnya perencanaan program pengendalian, evaluasi program pengendalian

Contoh masalah penelitian perlindungan tanaman:
  • Diaphorina citri diketahui sebagai vektor CVPD (referensi), tetapi belum diketahui peranannya dalam menularkan CVPD pada pembibitan jeruk di Kabupaten TTS.
  • Tanaman jambu biji ang ditumpangsarikan dengan jeruk keprok dilaporkan dapat mengurangi padat populasi Diaphorina citri (referensi), tetapi mekanismenya belum diketahui.
  • Pemerintah Kabupaten TTS menyakatan telah berhasil membebaskan jeruk keprok soe dari CVPD (referensi), tetapi belum pernah melakukan uji laboratorium untuk mendeteksi keberadaan bakteri penyebab penyakit tersebut.
Masalah spesifik dirumuskan dari masalah yang lebih umum. Untuk contoh masalah spesifik di atas, masalah yang lebih umum adalah:
  • Diaphorina citri berperanan penting sebagai vektor CVPD, dibatasi menjadi lebih spesifik menjadi: peranannya dalam menularkan CVPD pada pembibitan jeruk di Kabupaten TTS
  • Tanaman jambu biji dapat digunakan untuk mengendalikanDiaphorina citri, dibatasi menjadi lebih spesifik menjadi mekanisme tanaman jambu biji mengendalikan Diaphorina citri.
  • Pernyataan pemerintah Kabupaten TTS berhasil membebaskan jeruk keprok soe dari CVPD, dibayasi menjadi lebih spesifik menjadi: pembuktian pernyataan tersebut melalui uji laboratorium.
Setiap masalah tersebut di atas mempunyai latar belakang masing-masing. Latar belakang masalah bersifat kontekstual, artinya untuk satu masalah tertentu dapat dirumuskan beberapa latar belakang yang berbeda, bergantung pada cara yang ditempuh penulis untuk menunjukkan bahwa masalah yang diajukannya memang penting untuk diteliti. Hanya saja, perlu diperhatikan bahwa:
  • Latar belakang penelitian perlindungan tanaman berkaitan dengan perlindungan tanaman, bukan dengan tanaman yang berkaitan dengan latar belakang penelitian bidang lain, misalnya agronomi
  • Mulailah menulis alinea pertama dalam latar belakang penelitian dengan menyatakan sesuatu yang berkaitan dengan OPT, tindakan perlindungan tanaman, atau program perlindungan tanaman; bukan dimulai dengan menulis mengenai tanaman, apalagi mengenai manfaat tanaman.
  • Masalah perlindungan tanaman dapat menjadi penting bila OPT merusak tanaman penting, tetapi perlu diperhatikan bahwa suatu tanaman menjadi penting bukan hanya karena nilai gizinya, dan jangan pula lupa bahwa nilai gizi tanaman tidak ada kaitannya dengan preferensi OPT terhadap tanaman tersebut.
Lalu, bagaimana sebaiknya menulis bagian pendahuluan? Buat kerangka alinea tulisan: latar belakang ---> pembatasan masalah ---> rumusan masalah, kemudian tulis rumusan masalah terlebih dahulu, lalu pembatasan masalah, dan akhirnya latar belakang masalah. Buat masing-masing satu alinea terlebih dahulu dan tentukan kalimat inti setiap alinea. Kalimat inti sering merupakan gagasan yang dikemukakan oleh penulis sendiri sehingga dapat tidak disertai dengan referensi. Kemudian kembangkan setiap alinea dengan menambahkan kalimat-kalimat pendukung yang disertai dengan referensi. Selanjutnya buatlah kalimat transisi, yaitu kalimat yang menghubungkan satu alinea dengan alinea berikutnya. Kalimat transisi dapat dibuat pada akhir alinea terdahulu atau pada awal alinea kemudian.

Perlu menambah alinea? Mengapa tidak? Silahkan tambahkan alinea, tetapi jangan lupa, alinea yang ditambahkan berfungsi semata-mata sebagai alinea pelengkap atau bahkan hanya alinea transisi. Tiga alinea inti pada bagian pendahuluan (di luar tujuan dan kegunaan dan hipotesis) adalah alinea latar belakang, alinea pembatasan masalah, dan alinea rumusan masalah. Dan ingat pula, apapun bentuk karya ilmiah yang Anda tulis, bagian pendahuluan harus mengandung tiga bagian ini ini. Membuat karya ilmiah, apalagi skripsi, tanpa rumusan, batasan, dan latar belakang masalah, lebih layak dikategorikan sebagai proses memulung daripada membuat karya ilmiah.

Lalu bagaimana dengan tujuan dan manfaat? Apa yang dimaksud dengan tujuan dan apa pula yang dimaksud dengan manfaat penelitian? Tujuan menyatakan keluaran (output) yang ingin dicapai dari pelaksanaan penelitian, sedangkan manfaat menyatakan hasil (outcome) yang diharapkan terjadi dengan dicapainya tujuan. Berikut adalah masing-masing satu contoh dari tiga masalah penelitian yang dicontohkan sebelumnya:
  • Mengetahui pernanan Diaphorina citri sebagai vektor CVPD pada pembibitan jeruk keprok soe di Kabupaten TTS
  • Mengetahui senyawa aktif pengusir serangga (insect repellent) yang dihasilkan oleh jambu biji yang efektif mengusir Diaphorina citri
  • Mengetahui reaksi positif sample jeruk keprok soe asal Kabupaten TTS terhadap uji PCR


Bagaimana dengan manfaat? Manfaat terdiri atas manfaat akademik dan manfaat praktis. Contoh manfaat akademik adalah sebagai dasar untuk penelitian lebih lanjut, contoh manfaat praktis adalah sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan perlindungan tanaman. Harap hati-hati, untuk bisa digunakan oleh petani, hasil penelitian perlu terlebih dahulu melalui pengujian oleh instansi yang berkewenangan untuk melakukan pengujian lapangan. Oleh karena itu, jangan berharap secara berlebihan, bahwa hasil penelitian skripsi akan bermanfaat langsung bagi petani. Satu hal yang tampak sepele, tapi tidak boleh diabaikan. Hal sepele lainnya adalah, dalam merumuskan tujuan dan manfaat, jangan lupa memlulai dengan kalimat, "Tujuan penelitian ini adalah ...", bukan dengan frase "Tujuan penelitian ini yaitu ..."

Terakhir adalah hipotesis. Apakah setiap penelitian harus disertai dengan hipotesis? Untuk menjawab pertanyaan ini, perlu dipahami bahwa penelitian terdiri atas beberapa kategori. Kategori pertama adalah penelitian eksploratif, penelitian yang berdifat mencari sesuatu untuk ditemukan, misalnya mengidentifikasi OPT yang sebelumnya belum diketahui. Kategori berikutnya adalah penelitian veriifikatif, penelitian untuk menguji sesuatu, misalnya menguji dosis insektisida. Kategori berikutnya adalah penelitian membangun teori, penelitian untuk mencari penjelasan terhadap suatu fenomena, misalnya penelitian untuk menjelaskan mengapa pemerintah Kabupaten TTS menolak mengakui keberadaan CVPD. Kategori terakhir adalah penelitian prediksi, penelitian untuk menentukan cara mengetahui bahwa sesuatu akan terjadi, biasanya berdasarkan atas kejadian lain, misalnya memprakirakan terjadinya penyakit berdasarkan keajdian suhu dan kebasahan permukaan daun dalam periode tertentu. Di antara kategori-kategori penelitian tersebut, yang memerlukan hipotesis adalah penelitian verifikatif. Mengapa? Karena untuk melakukan verifikasi diperlukan analisis statistika. Penelitian membangun teori dan penelitian prediksi juga dapat disertai dengan hipotesis, bila pembangunan teori atau sistem prakiraan dilakukan dengan melibatkan komponen yang memerlukan verifikasi. Penelitian eksplorasi tentu saja tidak perlu disertai dengan hipotesis.





Bila Anda perlu membuat deskripsi tanaman sebagai bagian dari penyusunan proposal penelitian atau skripsi, kunjungi blog Tanaman Kampung atau Tumbuhan Bali, mudah-mudahan bisa membantu.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites