Selamat Datang

Terima kasih Anda sudah berkenan berkunjung. Blog ini dibuat untuk membantu mahasiswa yang sedang saya bimbing menyusun proposal penelitian dan menyusun skripsi. Meskipun demikian, blog ini terbuka bagi siapa saja yang berkenan memanfaatkan. Agar bisa melakukan perbaikan, saya sangat mengharapkan Anda menyampaikan komentar di bawah tulisan yang Anda baca. Selamat berselancar, silahkan klik Daftar Isi untuk memudahkan Anda menavigasi blog ini.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Sabtu, 11 Juni 2011

Penelitian Skripsi: Apa Bedanya dengan Praktikum?

Sistem pendidikan tinggi di Indonesia mengharuskan mahasiswa S1 melakukan penelitian skripsi sebagai persyaratan untuk menyelesaikan pendidikannya. Meskipun ada pihak-pihak yang tidak sependapat dengan hal ini, dengan sejumlah alasan, persyaratan ini sampai kini tetap diberlakukan. Sebenarnya, kemampuan meneliti tidak perlu dimiliki oleh semua lulusan karena tidak semua lulusan akan melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi atau bekerja di lembaga penelitian. Seorang luluasan yang penelitiannya dahulu saya bimbing dan dia sekarang bekerja di sebuah bank mengatakan, "Di tempat saya bekerja sekarang saya tidak perlu rancangan percobaan Pak, tidak perlu menulis laporan". Tetapi ada pihak lain yang berargumentasi sebaliknya, persyaratan skripsi katanya diperlukan untuk melatih kemampuan berpikir analitik mahasiswa. Pertanyaannya kemudian adalah, apakah selama mengikuti kuliah mahasiswa tidak pernah dilatih untuk berpikir analitik. Apakah yang bersangkutan selama memberikan kuliah hanya menyuruh mahasiswa untuk mengutip begitu saja tanpa berpikir, mengutip dengan kata "menurut"?


Maka, kewajiban melakukan penelitian skripsi menimbulkan berbagai dampak. Mahasiswa menjadi terhambat penyelesaian skripsinya karena kurang berminat meneliti. Karena dipaksakan untuk melakukan penelitian skripsi, mahasiswa kemudian mencari berbagai akal untuk menyiasati. Ada yang mencari di Internet, kalau-kalau ada skripsi sudah jadi yang dapat dijiplaknya. Ada pula yang datang ke banyak biro jasa konsultasi skripsi, yang banyak bertebaran di kota-kota besar di pulau Jawa, kalau-kalau ada yang bersedia membuatkan skripsi dengan imbalan tertentu. Ada pula yang mungkin bernegosiasi dengan dosennya, barangkali ada yang bersedia membuatkannya skripsi, tentu saja bukan tanpa imbalan. Dan yang paling mungkin, mahasiswa mencari dosen yang "baik", yang mengiyakan apa pun yang ditulis mahasiswa tanpa ada saran perbaikan. Maka, tidak mengherankan bila kemudian lahir skripsi-skripsi yang hanya sampulnya saja tebal sedangkan isinya setipis laporan praktikum. Lebih parah lagi, bukan saja hanya ukuran tebal tipisnya, yang memang tidak bisa dijadikan ukuran, substansinya pun tidak jauh dari substansi laporan praktikum: melakukan penelitian di laboratorium untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap satu peubah pengamatan. Atau, melakukan survei kuantitatif di sebuah desa di dekat kota. Argumentasi dosen yang "baik" terhadap penelitian skripsi seperti ini adalah bahwa penelitian skripsi hanyalah latihan meneliti.

Memang benar bahwa penelitian skripsi hanyalah latihan meneliti, latihan yang memang belum tentu ada manfaatnya bagi mahasiswa setelah lulus di kemudian hari. Tetapi bila memang merupakan latihan, seharusnyalah mahasiswa dilatih meneliti dengan benar, bukan asal untuk membuat skripsi dan lulus sehingga kemudian dosen menerima honor membimbing skripsi. Lebih dari itu, ada persoalan keadilan antar mahasiswa. Bagaimana kemudian mahasiswa yang mendapat dosen pembimbing yang "tidak baik" karena mengharuskan mahasiswa berlatih melakukan penelitian sebagaimana seharusnya? Apakah ada keadilan di antara mahasiswa yang lulus melalui penelitian laboratorium dengan hanya satu peubah pengamatan dan mahasiswa yang lulus penelitian survei di satu kecamatan dengan sekian peubah?

Oleh karena itu, jurusan sebagai pemegang otoritas keilmuan tertinggi sudah seharusnya membuat rambu-rambu. Bukan berarti penelitian laboratorium tidak baik dan penelitian lapangan lebih baik. Tetapi di sini persoalannya adalah keharusan untuk melatih mahasiswa melakukan penelitian sebagaimana seharusnya, bila melakukan skripsi memang masih diperlukan untuk melatih kemampuan berpikir mahasiswa. Di sini persoalannya adalah rasa keadilan antara mahasiswa yang meneliti di laboratorium dengan ruangan ber-AC dan mahasiswa yang meneliti di lapangan dengan bercucuran keringat. Dan juga keadilan antara dosen yang satu dengan dosen yang lain yang kemudian dicitrakan oleh mahasiswa sebagai dosen yang "baik" dan dosen yang "kurang baik".

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan ketik komentar pada kotak di bawah ini.

Bila Anda perlu membuat deskripsi tanaman sebagai bagian dari penyusunan proposal penelitian atau skripsi, kunjungi blog Tanaman Kampung atau Tumbuhan Bali, mudah-mudahan bisa membantu.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites