Selama ini, mahasiswa fakultas pertanian, khususnya Fakultas Pertanian Undana, mengenal hanya data atribut. Data kejadian dan keparahan kerusakan tanaman oleh OPT golongan hama, data kejadian dan keparahan penyakit, data padat populasi OPT golongan hama, data kerapatan (padat populasi) gulma; semuanya merupakan data atribut. Mengapa data atribut? Karena semua data tersebut tidak mempunyai lokasi geografik. Kita tahu ada hama, ada penyakit, ada gulma; tetapi kita tidak tahu penyakit, hama, dan gulma tersebut ada di mana. Ke mana kita harus mencarinya? Mungkin jawabannya adalah di desa A, tetapi di bagian mana wilayah desa A? Di mana pula harus dilakukan pengendalian? Jawabannya juga sama, tidak tahu. Dengan data atribut, kita merasa mengetahui apa yang sesungguhnya kita tidak bisa temukan...