Penelitian Lapangan

Penelitian perlindungan tanaman dapat dilakukan dengan melaksanakan percobaan di lapangan

Penelitian Rumah Kaca

Permasalahan perlindungan tanaman di lapangan dapat ditindaklanjuti dengan Penelitian rumah kaca

Penelitian Laboratorium

Hasil pengamatan lapangan dan rumah kaca perlu dikonfirmasi dengan pemeriksaan laboratorium

Penulisan Skripsi

Data hasil penelitian lapangan, rumah kaca, dan laboratorium dianalisis dan ditulis untuk menyusun skripsi

Wisuda Sarjana

Wisuda menandai berakhirnya satu jenjang pendidikan yang perlu dilanjutkan dengan pembelajaran seumur hidup

Selamat Datang

Terima kasih Anda sudah berkenan berkunjung. Blog ini dibuat untuk membantu mahasiswa yang sedang saya bimbing menyusun proposal penelitian dan menyusun skripsi. Meskipun demikian, blog ini terbuka bagi siapa saja yang berkenan memanfaatkan. Agar bisa melakukan perbaikan, saya sangat mengharapkan Anda menyampaikan komentar di bawah tulisan yang Anda baca. Selamat berselancar, silahkan klik Daftar Isi untuk memudahkan Anda menavigasi blog ini.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Sabtu, 11 Juni 2011

Penelitian Skripsi: Apa Bedanya dengan Praktikum?

Sistem pendidikan tinggi di Indonesia mengharuskan mahasiswa S1 melakukan penelitian skripsi sebagai persyaratan untuk menyelesaikan pendidikannya. Meskipun ada pihak-pihak yang tidak sependapat dengan hal ini, dengan sejumlah alasan, persyaratan ini sampai kini tetap diberlakukan. Sebenarnya, kemampuan meneliti tidak perlu dimiliki oleh semua lulusan karena tidak semua lulusan akan melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi atau bekerja di lembaga penelitian. Seorang luluasan yang penelitiannya dahulu saya bimbing dan dia sekarang bekerja di sebuah bank mengatakan, "Di tempat saya bekerja sekarang saya tidak perlu rancangan percobaan Pak, tidak perlu menulis laporan". Tetapi ada pihak lain yang berargumentasi sebaliknya, persyaratan skripsi katanya diperlukan untuk melatih kemampuan berpikir analitik mahasiswa. Pertanyaannya kemudian adalah, apakah selama mengikuti kuliah mahasiswa tidak pernah dilatih untuk berpikir analitik. Apakah yang bersangkutan selama memberikan kuliah hanya menyuruh mahasiswa untuk mengutip begitu saja tanpa berpikir, mengutip dengan kata "menurut"?

Seminar: Bagaimana Semestinya?

Seminar merupakan bagian penting dari kegiatan ilmiah. Seminar dapat dilakukan sebagai bagian dari proses pembelajaran, misalnya seminar proposal penelitian skripsi dan seminar skripsi. Seminar juga dilakukan untuk membahas suatu topik tertentu dengan melibatkan para pakar, misalnya seminar2011 Science Exchange di Barossa Valley, Southern Australia, tempat saya mempresentasikan makalah mengenai tatakelola ketahanan hayati jeruk di Timor Barat. Seminar, tentu saja, dilakukan dengan mengikuti aturan tertentu, yang ditetapkan oleh panitia seminar dan kemudian pelaksanaannya ditegakkan oleh moderator. Namun demikian, ada beberapa aturan umum yang berlaku tanpa diatur oleh panitia maupun oleh moderator.

Minggu, 05 Juni 2011

Bagaimana Melarang Belalang Kembara Merayap dan Terbang Supaya Semua Petak dalam Satu Blok Benar-benar Homogen?

Siapa yang bisa menyusuh mereka
berumus sama dan berukuran sama
sebelum diberi perlakuan?
Dahulu, ketika saya masih mahasiswa S1, saya menyenangi matakuliah perancangan percobaan. Bagi saya ketika itu, meneliti berarti melakukan percobaan dan percobaan berarti rancangan. Dan rancangan percobaan berarti statistika. Sungguh, ketika itu saya memang benar-benar kepincut dengan statistika. Mungkin ini juga karena kekeliruan yang bermanfaat. Betapa tidak? Ketika kemudian saya melanjutkan studi ke jenjang S2 barulah saya tahu bahwa apa yang diajarkan kepada saya melalui matakuliah perancangan percobaan ketika masih mahasiswa S1 sebenarnya adalah statistika, statistika, dan statistika. Dari pertemuan tatap muka pertama sampai ujian akhir semester isinya statistika dan yang diujikan juga statistika. Apakah matakuliah perancangan percobaan sekarang isinya masih tetap sama, saya sendiri tidak tahu karena sudah sejak sangat lama saya tidak lagi mengajar matakuliah itu.

Hasil penelitian harus nyata secara statistika sebab kalau tidak berarti penelitian gagal?

Saya mempunyai seorang teman yang cukup menguasai teknik penggunaan komputer untuk melakukan analisis kuantitatif, katakan saja namanya Pak Budi, dan karena itu sering dimintai bantuan oleh mahasiswa dan teman-teman lainnya untuk melakukan analisis data. Banyak mahasiswa S1 yang telah dibantunya melakukan analisis data kuantitatif. Demikian juga dengan teman-teman dosen lainnya, banyak dosen yang memperoleh hibah penelitian DP2M Dikti telah dibantunya menganalisis data kuantitatif. Tidak cukup sampai di situ, bahkan baru-baru ini dia membantu menganalisiskan data penelitian disertasi temannya yang sedang menyelesaikan kuliah S3 di sebuah universitas ternama. Ketika saya tanyakan apa pengalaman paling menarik dari membantu mahasiswa dan teman melakukan analisis data kuantitatif? Jawabannya mula-mula agak mengagetkan tetapi semakin lama dia bercerita malah semakin sangat mengagetkan.

Uji Lanjut Salah Kaprah karena Statistika Dipelajari lebih sebagai Cara Berhitung daripada Cara Berpikir

Sekali waktu, teman saya Pak Budi -yang biasa membantu teman-teman mahasiswa dan dosen menganalisis data secara statistik- datang kepada saya menanyakan bagaimana cara melakukan uji polinomial ortogonal (orthogonal polunomial test). Menghadapi pertanyaannya, saya pun kemudian balik bertanya, data apa yang mau diuji polinomial ortogonal? Dia menjelaskan bahwa ada seorang teman dosen penerima hibah penelitian DP2M Dikti yang meminta tolong untuk menganalisis data percobaan faktorial 2 x 2 x 2 dengan permintaan bahwa setelah analisis ragam (analysis of variance) supaya dilakukan uji polinomial ortogonal untuk melihat kemungkinan terjadinya interaksi. Mendengar penjelasan begitu, saya hanya dapat terhenjak kaget, seperti inikah pemaxaman para peneliti kuantitatif mengenai teknik analisis statistika?

Bagaimana Seharusnya Menganalisis Data Hasil Percobaan

Percobaan atau eksperimen merupakan metode penelitian yang paling umum digunakan dalam penelitian pertanian, termasuk penelitian perlindungan tanaman. Percobaan memungkinkan peneliti untuk mengenakan perlakuan terhadap obyek percobaan yang seluruhnya terlebih dahulu diupayakan dalam keadaan seragam (homogen). Selain itu, dalam percobaan faktor lingkungan juga diupayakan seragam. Bila faktor lingkungan tidak seragam maka ketidakseragaman tersebut diupayakan untuk dikendalikan melalui penggunaan rancangan yang tepat. Bila faktor lingkungan dapat diupayakan seragam maka digunakan rancangan acak lengkap. Bila faktor lingkungan tidak seragam dalam satu arah digunakan rancangan acak kelompok, bila dua arah digunakan rancangan bujursangkar latin. Dengan seragamnya obyek percobaan dan dapat dikendalikannya pengaruh faktor lingkungan melalui perancangan percobaan maka segala perbedaan yang terjadi pada obyek percobaan terjadi karena pengaruh perlakuan.

Bila Anda perlu membuat deskripsi tanaman sebagai bagian dari penyusunan proposal penelitian atau skripsi, kunjungi blog Tanaman Kampung atau Tumbuhan Bali, mudah-mudahan bisa membantu.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites